Walhi Babel Bentuk Posko
Lembaga advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Eksekutif Daerah Kepulauan Bangka Belitung
BANGKAPOS.COM, BANGKA --
Lembaga advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Eksekutif Daerah
Kepulauan Bangka Belitung membentuk posko gerakan Selamatkan Tanah Air
dan Tumpah Darah Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi
konflik agraria di Bangka Belitung.
Kegiatan ini merupakan agenda nasional Walhi di Bangka Belitung,
terkait solidaritas Mesuji dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Agenda yang
dilakukan adalah perlawanan terhadap perluasan perkebunan dan
pertambangan di Bangka Belitung.
"Kita melihat dari polemik yang terjadi selama tahun 2011,
dikhawatirkan akan memuncak. Ini menjadi landasan dari pergerakan kita,"
kata Direktur Eksekutif Walhi Bangka Belitung, Ratno Budi, Senin (2/1/2012).
Ia menambahkan, saat ini
pertambangan dan perkebunan sudah menjadi konflik. Apalagi menurut dia
kriminalisasi kepada rakyat yang menolak sudah terjadi.
"Kita juga mempertanyakan kepada Polda Bangka Belitung, seperti apa
komitmennya. Apakah benar polisi tidak bermain di balik kepentingan
investasi," ujar Ratno Budi.
Pasalnya menurut pihaknya, sejauh ini pemerintah daerah terlalu terbuka pada investasi yang sebenarnya menjadi masalah.
"Dari masalah ini rakyat yang dikorbankan. Kejadian di Mesuji dan Bima menjadi gambaran bahwa ada kekhawatiran," katanya.
Selain persoalan sosial, menurutnya, persoalan lingkungan juga lebih pelik. Fungsi ekologi di Bangka Belitung, kata Ratno Budi, sudah terganggu dengan kondisi saat ini.
"Dua Daerah Aliran Sungai (DAS) utama Bangka dan Belitung sudah rusak. Anak-anak sungai sudah hilang," imbuhnya.