Adu Kerito Surong Diusulkan Masuk Mulok Sekolah

BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Kepala Binang Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) yang juga konseptor olahraga tradisional "Adu Kerito Surong",  Zaidi mengusulkan agar olahraga tradisional  itu masuk dalam kurikulum muatan lokal (mulok) di sekolah, baik tingkat SD maupun SMA.

Hal ini dimaksudkan agar anak-anak mengenal dan mengetahui kebudayaan sendiri, termasuk olahraga tradisionalnya.

"Keinginan kita olahraga tradisional ini masuk di muatan lokal atau ekstrakurikuler di setiap sekolah,"  kata Zaidi, beberapa waktu lalu.

Zaidi mengungkapkan, usulan ini dilatarbelakangi oleh pengetahuan anak-anak sekarang ini akan budaya sendiri seperti olahraga tradisional masih sangat minim.

Dia menjelaskan, Adu Kerito Surong merupakan tradisi masyarakat di daerah Sungaiselan di masa lalu. Biasanya dilakukan ketika musim panen lada.

Kerito Surong atau kereta dorong saat itu dijadikan alat pengangkut hasil panen lada ke tempat perendaman di sungai atau kolong. Ketika itu masyarakat setempat suka cita berlomba mengangkut hasil panen lada untuk sampai ke tujuan paling cepat.

Kerito Surong sendiri terbuat dari satu  kayu yang dibentuk agak panjang. Di depannya dipasang roda yang berbentuk bulat seperti kayu atau ban, berukuran kecil. Seiring perjalanan waktu, olahraga tradisional ini diperlombakan.

"Adu kerito surong sendiri diperlombakan di mana satu tim terdiri dari empat orang. Sedangkan obyeknya diganti, bukan mengunakan lada,  tetapi kayu. Perlombaannya diiringi lagu melayu menggunakan dambus serta alat tradisional lainnya," jelas Zaidi.