Ramadan 2016
Orang Jepang Kagum pada WNI yang Puasa: Apakah Kamu Tidak Mati Kalau Terus Berpuasa
''Kalau dihitung waktu puasa di Jepang lebih lama sekitar 16-17 jam dibanding puasa di Indonesia yang hanya kurang lebih 12-13 jam.''
BANGKAPOS.com - Musim panas membuat cuaca di Jepang juga cukup panas. Suhu udara bisa mencapai berkisar antara 35 hingga 37 derajat celcius.
Sempat khawatir untuk menjalankan ibadah puasa di musim panas, Zulfiah Afriani (25), mahasiswi asal Babel, justru bersemangat. Alumni SMKN 3 Pangkalpinang itu terhibur pertanyaan yang cukup menggelitik dari warga Jepang tentang puasa.
"Ada pertanyaan yang cukup menggelitik dari orang Jepang mengenai puasa seperti 'Apakah kamu tidak akan mati kalau terus berpuasa selama itu? Ada juga yang menyarankan, 'Jangan keluar ruangan ya, di luar panas sekali nanti kamu pingsan'," tulis Fhia, sapaan akrabnya, saat berbincang-bincang dengan Bangka Pos melalui layanan BlackBerry Mesenger (BBM), Rabu (8/6) pukul 17.16 WIB.
Fhia mengatakan ibadah puasa dalam masyarakat Jepang dikenal dengan istilah "danjiki" atau "hanshoku". Negeri Sakura, katanya, termasuk negara yang mayoritas penduduknya non muslim sehingga ibadah puasa pun masih asing bagi mereka.
Alumni SMKN 3 Pangkalpinang Zulfiah Afriani (25), foto bareng teman temannya warga Jepang
Kendati begitu, bagi Fhia, Jepang termasuk negara yang warganya memiliki toleransi yang bagus. Mereka, lanjut penerima beasiswa S1 di Sahid Institute of Tourism Jakarta, menghargai keyakinan yang dianut seseorang.
"Di sini saya boleh menggunakan hijab saya. Dulu sebelum kerja di restoran Jepang saya juga pernah bekerja di salah satu hotel bintang 5 di Tokyo sesuai jurusan saya dulu bidang hotel management," ujarnya.
Fhia melanjutkan Jepang dikenal sebagai negara yang disiplin. Tak jarang dia pun baru sempat melaksanakan salat saat break (jam istirahat) usai kuliah. Kesulitan menemukan masjid membuatnya lebih memilih salat di rumah.
Makanan seadanya
Fhia menjelaskan pada musim panas, matahari di Jepang terbit lebih lama. Hal ini menyebabkan waktu siang lebih panjang dibanding malam pada saat musim panas. Pada musim panas, waktu Subuh sekitar 02.40 sedangkan waktu berbuka di saat Magrib sekitar pukul 19.00.
Saat berbincang-bincang dengan Bangka Pos, Fhia baru saja berbuka puasa. Bersama teman kosnya, Fhia menyebut menu makanan yang disantapnya.
"Sekarang di Jepang, pukul 19.30, baru selesai buka puasa. Hari ini saya sama roommate saya, masak makanan Indonesia makanan seadanya aja seperti ayam masak kecap, sayur, ama telur dan gak lupa gorengan plus sambel kacangnya, hehehe," tulis Fhia.
Meski menu makanan berbuka terkesan sederhana, namun masakan Fhia terjamin lezat, terang saja wanita yang memiliki segudang aktivitas ini merupakan alumni jurusan boga di SMKN 3 Pangkalpinang.
Selain biasa memasak, Fhia pun enggan menikmati jajanan kuliner di luar karena merasa kesulitan mencari makanan halal dan harga makanan yang dinilai mahal
"Kalau buat bumbu Indonesia ada yang jual tapi lumayan mahal, biasanya sih kita pada bawa dari Indonesia atau nitip kalau ada temen yang balik (ke Indonesia)" ungkapnya.
Ada beragam aktivitas yang dilakoni Fhia mulai kuliah sedari pagi hingga sore hari dilanjutkan bekerja pada malam hari membuat dirinya rutin mengkonsumsi makanan sehat dan perbanyak minum air putih saat sahur dan berbuka.