Din Akhirnya Berjodoh dengan Ringgo Agus Rahman
Artis peran Ringgo Agus Rahman mengaku sempat dua kali menolak tawaran peran dari penulis dan sutradara Salman Aristo.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Artis peran Ringgo Agus Rahman mengaku sempat dua kali menolak tawaran peran dari penulis dan sutradara Salman Aristo.
Baca: Inilah Jawaban Jokowi soal Siapa Aktor Politik di Balik Ricuh Unjuk Rasa 4 November
Peran yang ditawarkan kepadanya itu adalah karakter pemandu wisata bernama Din untuk film Satu Hari Nanti.
"Gue udah bilang enggak ke Salman itu dua kali karena gue mikir jadwal," kata Ringgo dalam jumpa pers film Satu Hari Nanti di Qubicle, Senopati 79, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Baca: 10 Pemuda Desa Pajangan Kabur ke Jakarta dan NTT Usai Gagahi Gadis ABG
Namun sebenarnya, ayah satu anak ini sangat menginginkan peran itu karena menganggapnya sebagai karakter paling nyata yang pernah datang kepadanya.
"Gue mau. Jelas gue mau banget. Lucunya, pada saat gue udah bilang enggak, skenarionya masih gue baca dan hapalin. Pas depan kaca, saat sikat gigi, gue nyoba jadi Din. Padahal gue udah berkata enggak," ucap Ringgo.
Baca: Cut Mini Ngaku Masih Shock, Belum Percaya Terima Hal Ini
Akhirnya, ia sampai pada titik pasrah dan berpikir jika memang peran itu jodohnya, maka pasti akan dibukakan jalan.
Benar saja, sekitar sebulan lalu Ringgo akhirnya punya kesempatan kemudian memutuskan menerima tawaran peran itu.
"Sampai gue sampai pada pemikiran, kalau bukan jodoh ya udah, kalau jodoh oke. Ada sesuatu yang narik gue banget. Baru sebulan lalu gue menerima jadi Din," katanya sambil tersenyum.
Film Satu Hari Nanti baru akan memulai proses pengambilan gambar di Swiss pada 15 November 2016.
Shootingnya bakal dilakukan di empat lokasi, yakni Interlaken, Thun, Briendz, dan gunung tertinggi di Eropa bernama Jungfraujoch.
Selain Ringgo, film ini yang mengangkat kisah kegelisahan anak-anak muda dalam membangun komitmen ini juga menghadirkan Adinia Wirasti, Ayushita, dan Deva Mahenra.
Direncanakan, Satu Hari Nanti dirilis pada 2017 mendatang.
Penulis Andi Muttya Keteng Pangerang
