Presiden Ini Kuras Kas Negaranya Sampai Kosong Sebelum Tinggalkan Kursi Kekuasaan

Yahya Jammeh mengosongkan kas negara dan mengirimkan mobil-mobil mewahnya ke luar negeri dengan menggunakan pesawat kargo.

Editor: fitriadi
STRINGER / AFP
Mantan Presiden Gambia, Yahya Jammeh melambaikan tangan dari pintu pesawat yang akam membawanya ke Guinea Ekuatorial tempatnya mengasingkan diri. 

BANGKAPOS.COM - Mantan Presiden Gambia, Yahya Jammeh diduga mencuri uang negara sebesar jutaan dolar AS di pekan-pekan terakhirnya memimpin negeri itu.

Baca: Kata Netizen Penampilan Artis Cilik Ini Hancur, Suami Tentaranya Langsung Balas Begini

Dia juga mengosongkan kas negara dan mengirimkan mobil-mobil mewahnya ke luar negeri dengan menggunakan pesawat kargo.

Baca: Buaya Hantu Hebohkan Warga, Ternyata Ini Buaya Sungguhan Loh

Demikian penasihat khusus Adama Barrow, presiden baru Gambia, Minggu (22/1/2017).

Baca: Kisah Pilu TKW Indonesia Ditiduri Majikan Tiga Sampai Lima Kali Seminggu

Mai Ahmad Fatty, penasihat Barrow, dalam jumpa pers mengatakan, Jammeh kabur membawa lari uang bernilai 11 juta dolar AS atau sekitar Rp 147 miliar hanya dalam dua pekan terakhir saja.

Kondisi ini baru diketahui pemerintahan baru sejak Jammeh dan keluarganya memutuskan untuk mengasingkan diri ke Guinea Ekuatorial pada Sabtu lalu.

Baca: Heboh PNS Cantik Digerebek Bersama Sekda di Kamar Hotel

"Gambia dalam kondisi kesulitan keuangan. Kas negara bisa dikatakan kosong. Itu adalah faktanya," ujar Fatty.

"Semua sudah dipastikan kementerian keuangan dan bank sentral Gambia," tambah Fatty.

Mantan Presiden Gambia, Yahya Jammeh. (AFP)
Mantan Presiden Gambia, Yahya Jammeh. (AFP)

Fatty juga membenarkan bahwa sebuah pesawat kargo asal Chad telah membawa berbagai barang mewah atas nama Jammeh ke luar negeri di detik-detik terakhir kekuasaannya.

Pemerintah Gambia menyesalkan situasi itu, tetapi tak bisa berbuat banyak. Masalahnya adalah, kini pemerintahan baru harus mengelola negara nyaris tanpa anggaran.

Jammeh kini berada di Guinea Ekuatorial, negeri yang diperintah Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasongo yang sudah berkuasa sejak 1979.

Baca: Setelah Luntang-lantung Mengemis, Begini Kabar Ayah Marshanda Sekarang

Negeri ini juga bukan anggota mahkamah kriminal internasional, sehingga kecil kemungkinan Jammeh akan berurusan dengan hukum internasional.

Fatty menambahkan, pemerintah Gambia sejauh ini tak menyetujui deklarasi bersama yang diterbitkan PBB, Uni Afrika, dan blok negara-negara Afrika Barat (Ecowas) yang menjamin sejumlah perlindungan bagi Jammeh, keluarga, dan kerabatnya.

Jaminan itu termasuk kepastian bahwa aset milik Jammeh yang sah menurut hukum tak akan disita negara.

"Sejauh pemahaman kami, deklarasi itu tak berlaku," ujar Fatty.

Baca: Rizieq Shihab Minta Pemerintah Tarik Uang Rupiah Baru dari Peredaran

Deklarasi itu juga menyebut bahwa pengasingan itu bersifat sementara dan Jammeh boleh kembali ke Gambia dalam waktu yang ditentukannya sendiri.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved