Bikuni Xian Lun Pimpin Ritual Sembahyang Bulan di Puri Tri Agung

SUNGAILIAT, BANGKA POS - Bikuni Xian Lun yang me­ngenakan jubah coklat tampak khusuk memimpin ri­tual. Puja-puji dia panjatkan.

Adalah lantunan doa yang sedang dikumandangkan Bikuni Xian Lun saat ritual Sembahyang Pat Ngiat Pan yang dilaksanakan di Puri Tri Agung Pantai Tikus Su­ngailiat Bangka, Sabtu (7/10) petang.

Selain membacakan alunan doa, Xian Lun tampak memegang sebuah benda. Suara Sang Bikuni, sebutan bagi biksu perempuan, didampingi dua orang pria yang juga berjubah di sebelahnya, terus menggema.

Lantunan Xian Lun terus ter­ngiang di telinga, diikuti oleh sejumlah umatnya.

Prosesi ritual itu adalah bagian dari Festival Moon, Sembahyang Bulan atau biasa disebut Pat Ngiat Pan.

Sembayang dilakukan ketika memasuki hari ke-15 bulan delapan hitungan Imlek.

Saat itu, sebuah harapan, kesehatan, keselamatan, kedamaian dan kemakmuran tercurahkan.

“Pat berarti delapan, Ngiat berarti bulan, dan Pan artinya pertengahan. Sehingga Sembahyang Bulan itu maksudnya, ketika para keluarga bercengkrama melihat keindahan alam dengan bulan purnama di pertengahan bulan delapan tanggal 15 hitungan Imlek, hitungan bulan bukan masehi,” kata Then Yohannes, Ketua Panitia Acara, Festival Sembah­yang Bulan atau Pat Ngiat Pan di Puri Tri Agung Sungailiat, Sabtu (7/10) petang.

Sembahyang Bulan atau Pat Ngiat Pan, dirayakan karena menurut keyakinan, posisi bumi dan bulan sa­ngat berdekatan. Kondisi itu terjadi hanya pada waktu-waktu tertentu.

“Maksudnya pada saat itu, bumi dan bulan terdekat (putaran pertahun), sehingga kita rayakan Sembahyang Bulan,” katanya.