Miris, Sekolah Ini Bertahan Hanya dari Dana Serikat Kematian
Keterbatasan biaya operasional menjadi kendala utama di sekolah ini, sehingga sampai dibantu menggunakan dana serikat kematian
Laporan Wartawan Bangka Pos, Riyadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Iman di Desa Cupat Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat nasibnya kedepan belum jelas.
Sekolah ini sekarang berjalan di tempat, karena faktor keuangan yang sangat terbatas dan minim.
Keuangan di MI tersebut, terkadang juga kosong, sehingga berakibat operasional sekolah juga terganggu dan tersendat.
Baca: Amri Cahyadi: Kisruh Tambang Laut di Belitung, Erzaldi Harusnya Bijak
Sungguh miris, sekolah ini sekarang harus bertahan, hanya dengan dana dari dana serikat kematian dari desa setempat.
Ketua Yayasan Amal Saleh Nurul Iman Cupat, Darman mengungkapkan, yayasan dalam mengelola madrasah ini, tidak seperti yayasan di luar.
"Istilahnya yayasan kami ini hanya memfasilitasi dan menaungi yayasan, kami bukan yayasan profit, tapi non profit yang tidak memiliki donatur tetap," kata Darman kepada bangkapos.com Rabu (15/11).
Baca: VIDEO: Kayu Ini Mengucurkan Air, Bisa untuk Obat Batuk
Dana Yayasaan untuk operasional dan keberlangsungan pendidikan di MI, selama ini hanya mengandalkan subsidi dari dana sumbangan serikat kematian dan dari komite.
Bantuan pemerintah juga ada, tapi itu jika dianggarkan oleh pemerintah.
"Dana dari serikat kematian inilah yang membuat madrasah kami bertahan, kabarnya sekarang pemerintah nggak menganggarkan lagi untuk bantuan anggaran ke sekolah kami," kata Darman.
Yayasan tetap mensubsidi dana untuk operasional MI, tapi kemampuan keuangan yayasan sangat terbatas.
Bantuan dari serikat kematian setiap tahun tetap ada, hanya besarannya tidak bisa ditentukan.
Kepsek MI Nurul Iman Cupat Darmawansyah mengatakan, saat ini sekolah dituntut menggunakan kurikuluim 13.
