Donald Trump Sebut Dirinya Jenius Usai Dituduh Menderita Penyakit Jiwa, Ini Buktinya
"Saya di perguruan tinggi terbaik, saya adalah siswa paling sukses setelah keluar dari perguruan tinggi, mendapatkan uang miliaran dolar, menjadi..."
TANPA ragu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan dirinya sebagai seorang "jenius yang stabil" melalui halaman Twitternya.
Hal itu dilakukannya diketahui setelah ia dituduh menderita penyakit jiwa.
Baca: Tak Disangka, Nenek Berusia 78 Tahun Ini Merasa Sehat Setelah Memakan Makanan Tak Biasa Ini
CNN sebagaimana dikutip dari laman sinarharian melaporkan bahwa tweet dari Trump lahir setelah tanggapan pembaca terhadap buku tahun pertama Trump, 'Fire and Fury: Inside The Trump White House' baru-baru ini.
Dalam buku tersebut, penulis Michael Wolff menggambarkan Trump sebagai seorang anak dengan perilaku yang tidak terduga selain sakit mental dan 'tidak bijaksana'.
Baca: Nyindirkah Ini? Maia Beri Banyak Nasihat ke Marion, Ternyata Pesan Ini Bikin Semua Orang Tertawa

Baca: Nggak Nyangka, Michelle Obama dan Anaknya Kenakan Bikini Seksi Ini Saat Berada di Sini
"Bagi seseorang yang mencoba menjadi presiden AS untuk pertama kalinya, saya rasa saya tidak pintar, tapi jenius," kata Trump pada tweet-nya belum lama ini.
Selanjutnya, Trump mengadakan konferensi pers dan menghabiskan waktu memuji dirinya sendiri dan mengutuk Wolff.
Baca: Wow, Wulan Guritno Pamer Punggung Mulus saat Liburan, Netter Malah Penasaran dengan yang Ini
"Saya di perguruan tinggi terbaik, saya adalah siswa paling sukses setelah keluar dari perguruan tinggi, mendapatkan uang miliaran dolar, menjadi salah satu pengusaha paling sukses," kata Trump.
Dalam jumpa pers, Trump mencap Wolff sebagai penipu.
Sebagai tambahan, Trump juga mengecam mantan Kepala Strategi AS yang dipecatnya, Steve Bannon karena telah berkontribusi dalam gagasan menulis buku tersebut,
Baca: Setelah Kurangi Konten Ini, Fecebook Dikabarkan Kehilangan 2,9 Miliar Dollar AS, Ternyata. . .
"Itulah mengapa Steve sekarang mencari pekerjaan," kata Trump.