Ahli Forensik Digital Ungkap Uang Nasabah BRI Dibobol dengan Metode Ini dan Dicairkan di Luar Negeri
Pembobolan ATM milik sejumlah nasabah BRI kemungkinan memakai metode skimming dan pencairan dananya dilakukan di luar negeri.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Ahli forensik digital Ruby Alamsyah menyebutkan pembobolan ATM milik sejumlah nasabah BRI kemungkinan memakai metode skimming dan pencairan dananya dilakukan di luar negeri.
"Jadi dari perspektif saya, meyakini kejadian tersebut merupakan pembobolan menggunakan ATM fraud dengan metode skimming," ujarnya saat bincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (13/3/2018).
Baca: Akhirnya Terungkap, Mahasiswa IT Jaringan Surabaya Black Hat Retas 600 Situs di 40 Negara
Dia menjelaskan bahwa metode skimming sudah biasa digunakan untuk membobol ATM.
Caranya dilakukan dengan memasang alat yang bisa menyalin nomor kartu ATM nasabah serta kamera pengintai PIN Pad di mesin penarik uang.
Pelaku yang sudah mendapatkan nomor kartu dan rekaman PIN kemudian mencocokkannya dengan melihat log waktu pencatatan.
Dari situ, kemudian pelaku bisa memasukkan nomor serta PIN ke kartu ATM kosong dan memakainya untuk mengambil uang.
Baca: Wanita Ini 10 Tahun Tinggal di Hotel Mewah Bersama 5 Anak Adopsi, Sewa Kamar Rp 3 Juta Per Hari
Ruby meyakini, setelah mendapatkan nomor kartu ATM beserta PIN, pelaku melakukan penarikan dana di luar negeri.
Hal ini menurutnya terlihat dari nominal penarikan yang tidak bulat serta dikenakan biaya administrasi.
"Dari salah satu pernyataan pejabat BRI, dia menyebutkan kemungkinan penarikan sejumlah rekening nasabah menggunakan ATM di luar Indonesia. Dibuktikan dengan nominal pasti yang terkena itu tidak bulat, alias ada pecahannya. Lalu, ada tambahan biaya administrasi beberapa puluh ribu," imbuhnya.
Ruby berpendapat skimming kartu ATM nasabah BRI itu merupakan ulah organisasi kriminal internasional.
Organisasi tersebut merekrut tim operasional lokal untuk memasang alat penyalin nomor ATM dan PIN; kemudian meminta tim itu mengirimkan hasilnya ke luar negeri.
Baca: Manchester United Tersingkir dari Liga Champions, 2 Gol Pemain Pengganti Sevilla Jadi Mimpi Buruk
Karena itu dia menyarankan agar pihak yang berwenang tak hanya mengusut pelaku-pelaku yang berada di Tanah Air, tapi mengejar hingga menangkap aktor intelektual yang berada di luar negeri.
