Canggihnya Kendaraan Buroq yang Ditunggangi Nabi Muhammad Saat Isra Mikraj, Ini Penjelasannya
setelah mendengar cerita Nabi Muhammad dia berkata: seandainya Muhammad berkata di balik bukit itu ada musuh tetapi ternyata tak ada, maka aku ....
BANGKAPOS.COM - Sebentar lagi umat Islam bakal memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diperingati tiap 27 Rajab atau 14 April 2018.
Di peristiwa bersejarah ini, selain ada hal penting yang disampaikan Allah ke hamba-hamba-Nya melalui Nabi Muhammad, yaitu perintah salat lima waktu sehari, juga ada hal penting lainnya, yaitu kendaraan Nabi Muhammad dari bumi menuju Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah menerima perintah itu.
Baca: Nggak Nyangka, Panggil Petugas Kesehatan ke Rumah, Sifat Asli Ashanty Dibongkar Sang Baby Sitter Ini
Peristiwa itu hanya terjadi dalam semalam.
Oleh sebab itu, diperlukan kendaraan khusus untuk menuju ke sana.
Ketika Isra Mikraj, Nabi Muhammad difasilitasi Allah sebuah kendaraan canggih bernama Buroq.
Baca: Ustaz Abdul Somad Diserang 3 Kabar Bohong Ini, Dari Jadwal Ceramah Hingga Tarif 60 Juta
Ustad Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menjelaskan tentang kisah Isra Mikraj, spesifikasi Buroq dan mengapa Allah menyediakan kendaraan itu khusus untuk peristiwa penting tersebut.
Peristiwa Isra Mikraj ada di Surah Alisra ayat pertama.
Ayat ini berbunyi: Subhaanalladzi asra bi abdihi lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsolladzii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiir.
Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Baca: Tak Disangka, The Rock Ternyata Pernah Coba untuk Bunuh Diri, Penyebabnya Sungguh Pilu
Ayat ini diawali oleh kata subhan yang berarti maha suci, secara peruntukannya adalah guna menolak anggapan-anggapan yang bertentangan dengan keagungan Allah.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena peristiwa ini di luar nalar manusia kala itu yang secara teknologi belum secanggih sekarang.