Inilah Kisah Isra Mikraj dan Canggihnya Kendaraan Buroq yang Ditunggangi Nabi Muhammad SAW

Dalam perjalanan itu, ada hal penting lainnya, yaitu kendaraan Nabi Muhammad dari bumi menuju Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah menerima...

BANGKAPOS.COM -- Sabtu (14/4) ini, seluruh umat Muslim akan memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Umat Islam mengenal Isra Miraj merupakan perjalanan semalam Nabi Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.

Baca: Intip Kemewahan Vila Hotman Paris di Dekat Pantai Pandawa Bali, Tarifnya Rp 23 Juta per Malam

Dalam perjalanan itu, ada hal penting lainnya, yaitu kendaraan Nabi Muhammad dari bumi menuju Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah menerima perintah itu.

Peristiwa itu hanya terjadi dalam semalam.

Baca: Beginilah Tanggapan Ustaz Tengku Zulkarnain Terkait Pernyataan Rocky Soal Fiksi dengan Fiktif

Di masa lalu, sangat mustahil manusia bisa bepergian ke luar bumi, apalagi ke alam yang tidak dihuni manusia seperti Sidratul Muntaha.

Oleh sebab itu, diperlukan kendaraan khusus untuk menuju ke sana.

Baca: Pilih Cerai Daripada Dipoligami, Ini Kabar Mantan Istri Sahrul Gunawan Kini, Cantiknya Masya Allah!

Ketika Isra Mikraj, Nabi Muhammad difasilitasi Allah sebuah kendaraan canggih bernama Buroq.

Ustad Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menjelaskan tentang kisah Isra Mikraj, spesifikasi Buroq dan mengapa Allah menyediakan kendaraan itu khusus untuk peristiwa penting tersebut.

Baca: Pose Lucinta Luna Ini Buat Ngeri, Tampil Seksi di Atas Kolam, Lihat Bentuk Pinggul hingga Kakinya

Peristiwa Isra Mikraj ada di Surah Alisra ayat pertama.

Ayat ini berbunyi: Subhaanalladzi asra bi abdihi lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsolladzii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiir.

Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Ayat ini diawali oleh kata subhan yang berarti maha suci, secara peruntukannya adalah guna menolak anggapan-anggapan yang bertentangan dengan keagungan Allah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved