Teror Bom Surabaya
Terkuak, Ini Alasan Pelaku Peledakan Bom Bunuh Diri Ajak Anak-anaknya Menurut Para Ahli
Dalam waktu 2 hari ini, kota Surabaya dibombardir aksi terorisme yang merenggut puluhan korban jiwa tak berdosa.
BANGKAPOS.COM- Dalam waktu 2 hari ini, kota Surabaya dibombardir aksi terorisme yang merenggut puluhan korban jiwa tak berdosa.
Dalam kurun waktu 2 hari ini pula, masyarakat Indonesia dibuat tak habis pikir dengan aksi terorisme yang melibatkan keluarga, suami, istri, dan anak-anak.
Hari pertama (13/05) yang membom 3 gereja adalah satu keluarga, 1 gereja dibom oleh sang ayah. 2 gereja lain dibom oleh dua anaknya yang mengendarai sepeda motor, dan sang ibu bersama 2 putri kecilanya.
Esoknya (14/05), bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Surabaya yang disinyalir dilakukan oleh ayah, ibu, dan juga anak.
Prihal aksi bunuh diri di atas Nakita.id berhasil mewawancarai Penggiat Pencegahan Bunuh Diri (14/05). Dia adalah Dra. Tiwin Herman, M.Psi.
Prihal kasus bunuh diri dengan cara meledakan diri dengan bom di Surabaya, "Sebelumnya kita harus tahu, menurut teori ada 2 yang namanya bunu diri itu. Yaitu, committed suicide dan cry for help."
Nah, lanjut Tiwin, kasus bom di surabaya itu termasuk committed suicide.
Pelaku melakukan bunuh diri untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut sesuai dengan keyakinannya. "Walaupun kita lihat keyakinannya salah, begitu juga menurut agama, tapi menurut mereka itu tindakan benar."
Sekarang yang menjadi tanda tanya besar adalah, mengapa pelaku yang memiliki pemahaman tersebut mengikutsertakan anak-anak?
Mengenai hal tersebut Tiwin menjelaskan, "Kita harus melihat satu persatu. Untuk anak yang sudah besar, usia di atas 10 tahun, pra remaja atau remaja, mereka melakukan itu atas 'kesadaran' karena telah terdoktrin keyakinan orangtuanya."
Ingat, doktrin orangtua pada anak lebih kuat dan ampuh dari doktrin siapapun.
Baca: Jangan Dibuka 2 Pesan WhatsApp Ini Dilarang Sebabkan Aplikasi WA anda Mati Total
Sedangkan bagi anak, apalagi balita, menurut Tiwin mereka ini yang masih tidak tahu apa-apa.
"Bisa saja mereka tidak tahu diajak pergi oleh orangtuanya untuk bunuh diri, untuk mati bersama ibunya. Mungkin saat itu mereka tahunya akan diajak jalan-jalan."
Kenapa ibunya tega, anak yang tak mengerti apa-apa diajak melakukan aksi bunuh diri?
"Untuk hal ini ada beberapa kemungkinan alasan. Bisa jadi hal ini dilakukan untuk menyamarkan aksi orangtua melakukan bunuh diri. Bisa juga untuk dalih kebaikan anaknya, 'Jika tidak diajak bunuh diri bersama, bagaimana nasib anaknya setelah dirinya meninggal'."