Ada Awan Langka Berbentuk Asap Cerutu di Langit Australia
Awan Langka di Langit Australia, awan morning glory hanya bisa dilihat di sebuah kota yang terletak di sekitar teluk Carpentaria...
BANGKAPOS.COM - Australia adalah rumah bagi salah satu fenomena meteorologi paling langka di dunia, mungkin masih sedikit orang yang mendengarnya.
Fenomena meteorolgi yang dimaksud adalah pembentukan awan yang dikenal dengan nama "morning glory".
Awan ini berbentuk asap cerutu yang panjangnya bisa mencapai 1.000 kilometer.
Uniknya, awan morning glory hanya bisa dilihat di sebuah kota yang terletak di sekitar teluk Carpentaria, barat laut Queensland, hanya pada bulan September sampai November.
Kalau Anda mengira ini adalah lubang transportasi alien, mungkin pikiran itu harus dibuang jauh.
Baca: Deretan Shio Paling Kuat & Pengaruh Besar di Tahun Shio Babi Tanah 2019, Karir Shio Naga Melejit
Pasalnya, ini adalah fenomena alami yang masih belum jelas diketahui bagaimana terciptanya.
"Apa yang menyebabkan awan ini panjang dan aneh belum ada yang bisa memastikan," tulis NASA di situs APOD pada 2009.
Sejauh ini yang baru diketahui adalah kondisi cuaca di sana.
Bentuk awan menggulung yang ikonik itu mungkin disebabkan penurunan suhu, lonjakan tekanan, dan angin laut yang kencang.
Disebabkan oleh ketiga hal itu, udara di sekitar tepian awan depan bergerak dengan cepat sementara udara di bagian belakang menurun sehingga menggulung awan jadi berbentuk silinder yang rapi.
Baca: Cewek Asal Aceh Ini Bak Boneka, Kini Jadi Selebgram & Banjir Endorse, Intip Fotonya di Sini
Dilaporkan Science Alert, Senin (31/12/2018), 10 awan seperti ini bisa melintasi langit di satu waktu dan memanjang sekitar 2 kilometer di atas tanah.
"Awan berbentuk tabung yang panjang, horisontal, dan bersikulasi mungkin terbentuk saat udara yang mengalir itu lembab dan dingin, kemudian bertemu lapisan inversi, lapisan atmosfer di mana suhu udara meningkat secara atipikal dengan ketinggian," tulis NASA.
"Awan tabung dan udara di sekitarnya dapat menyebabkan turbulensi berbahaya bagi pesawat," sambung NASA.
Awan morning glory memiliki kecepatan 10 sampai 20 meter/detik atau sekitar 60 kilometer/jam untuk menumbuhkan awan baru di ujungnya.
Baca: Sang Pacar Cium Al Ghazali saat Rayakan Tahun Baru, Begini Reaksi Maia Estianty & Irwan Mussry
Namun, para ahli masih belum sepenuhnya memahami kondisi cuaca yang berdampak pada awan.