Kisah Aiptu Jakaria Penangkap Pengancam Jokowi, Pernah Ditembak 11 Peluru Hampir Menembus Kelaminnya
Kisah Aiptu Jakaria Penangkap Pengancam Jokowi, Pernah Ditembak 11 Peluru Hampir Menembus Kelaminnya
BANGKAPOS.COM -- NAMA Aiptu Jakaria menjadi viral usai ikut meringkus pelaku pengacaman penggal kepala Presiden Jokowi.
Aiptu Jakaria menjadi perhatian lantaran gayanya yang nyentrik saat menangkap HS, pelaku pengancaman terhadap Presiden Jokowi.
Tim yang turun menangkap HS adalah tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Hal ini terungkap dalam video penangkapan HS pengancam pemenggal kepala Jokowi yang diunggah oleh Aiptu Zakaria dalam akun instagramnya, @jacklyn_choppers.
"Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah melakukan penangkapan terhadap pelaku tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara dan tindak pidana di bidang ITE dengan modus Pengancaman Pembunuhan terhadap Presiden RI yg sedang viral di media sosial saat sekarang ini sebagaimana dimaksud dalam pasal :
- Pasal 104 KUHP
- Pasal 27 ayat 4 junto pasal 45 ayat 1 UU RI no 19 tahun 2016 perubahan atas UU RI no 11 tahun 2008 tentang ITE.
Kejadian di Depan kantor Bawaslu RI di Jl MH. Thamrin Menteng Jakpus
Pada hari Jumat tgl 10 Mei 2019 sekitar Jam 14.40 wib *Pelaku Yang Diamankan*
Nama : HS
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 08-03-1994
Alamat : Palmerah Barat, Kel. Palmerah, Kec. Palmerah
Melakukan pengancaman pembunuhan terhadap presiden RI dengan mengucapkan kata - kata “Dari Poso nich, siap penggal kepala Jokowi, Jokowi siap lehernya kita penggal kepalanya demi Allah”.
Ditangkap di Perumahan Metro, Parung, Kabupaten Bogor
pada hari Minggu, Tanggal 12 Mei 2019, pukul 08.00 WIB," demikian caption video tersebut.
HS sebelumnya diduga ikut berdemo terkait Pilpres 2019 di Bawaslu RI.
Simak video penggeledahan rumah HS di video dibawah ini :
Ditembak 11 Peluru
Sosok polisi nyentrik dalam tim tersebut yakni Bripka Zakaria, atau dikenal dengan sebutan Bang Jack atau jacklyn choppers.
Dalam setiap menangani kasus besar, Bang Jack selalu tampil.
Berbeda dari anggota lain, penampilan Bang Jack terbilang nyentrik.
Ia berambut panjang dan berambut pirang.
Dalam setiap aksinya Bang Jack memakai kacamata, bersorban, dan bertopi.
Tapi kisah lama Aiptu Jakaria dalam bertugas sebagai polisi pun cukup mengerikan.
Aipu Jakaria alias Bang Jack rupanya pernah ditembak 11 peluru dalam salah satu tugasnya ketika ia masih berpangkat Brigadir.
Peristiwa itu terjadi saat Bang Jack memburu perampok mesim ATM Rp 2,8 milliar.
Saat itu dibentuk tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polda Lampung.
Di suatu tempat tim gabungan itu mencurigai mobil pelaku sedang ada di pinggir jalan.
Bang Jack melihat ada 2 atasannya turun untuk mengecek mobil tersebut, dia pun lalu mengambil inisiatif untuk ikut turun dari mobil.
Bukan hanya turun, bahkan Bang Jack memilih masuk paling pertama ke mobil dimana diduga milik pelaku.
Ternyata dugaan itu benar, saat Bang Jack masuk ke dalam mobil, pelakunya ternyata ada di dalam dan langsung terlibat baku tembak dengan Bang Jack di dalam mobil.
Bang Jack tertembak, dan tim lainnya pun menyerbu mobil.
Hasilnya satu pelaku tertangkap, dan 1 pelaku lainnya tewas di tempat.
Tapi hal buruk juga terjadi terhadap Aiptu Jakaria usai baku tembak tersebut.
Dia ternyata banyak tertembus peluru, bahkan ada 11 peluru bersarang ke tubuhnya ketika itu.
Oleh atasannya dan rekan timnya Aiptu Jakaria langsung dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Selama dalam perjalanan dia dalam keadaan sadar.
Bahkan justru salah satu atasnnya yang menangis melihat kondisi Aiptu Jakaria.
"Saya justru bilang ke atasan saya agar jangan menangis," ujar Bang Jack.
Bang Jack lolos dari kejadian itu, 11 peluru yang bersarang tidak menembus organ vitalnya.
Tapi ada 2 peluru yang bersarang persis di sebelah jantung, dan 3 peluru menghancurkan tulang di tangan kirinya, bahkan ada 1 peluru lainnya yang nyaris menembus alat vitalnya.
3 peluru yang menghancurkan tulang tangannya tidak diangkat sampai sekarang.
Peluru itulah yang membuat saraf di lengannya berantakan sampai sekarang.
Makanya Bang Jack selalu memakai besi di pergelangan tangannya untuk menahan tangannya.
Sementara peluru yang nyaris tembus ke alat vitalnya itu gagal tembus karena tertahan oleh uang Rp 5 juta pecahan Rp 50 ribu yang ia letakkan di sakunya.
Saat itu Bang Jack memang diberi kepercayaan memegang uang operasional Rp 5 juta.
Kebiasaannya memang ia selalu meletakkan uang di kantongnya.
Kini beberapa pecahan uang itu ia simpan dan selalu dibawa kemana-mana.
Simak video selengkapnya dibawah ini di acara Hitam Putih :
Berburu Takjil
Anggota polisi berpangkat Aiptu dari Jatanras Polda Metro Jaya bernama asli Zakaria ini datang bersama beberapa rekannya dari kepolisian untuk membeli beberapa jenis makanan di hari pertama puasa.
Bang Jack, begitu kerap disapa, terlihat sibuk memilih kudapan sambil mengabadikan foto saat di lokasi.
Ya, diketahui bahwa anggota polisi yang satu ini memang aktif di sosial media dengan puluhan ribu pengikut atau followers.
Gayanya yang nyentrik berambut gondrong dengan tatto di bagian lengannya pun mengundang perhatian orang-orang yang ada di lokasi.
Bang Jack mengaku sangat antusias berburu takjil di hari pertama puasa.
Ia pun rupanya selalu datang setiap tahun ke pasar takjil di Bendungan Hilir ini.
"Iya setiap tahun kan pasar takjil ini memang selalu ramai, hari ini saya menyempatkan diri untuk beli takjil buat teman-teman unit karena banyak sekali pilihan makanannya," ujar Bang Jack kepada TribunJakarta.com, Senin (6/5/2019).
Ia pun tak mau melewatkan untuk berburu kolak, lontong dan juga beberapa kudapan lainnya.
Pasar takjil Bendungan Hilir memang setiap tahunnya menjadi pusat kuliner saat Ramadan tiba.
Buka sejak pukul 11.00 WIB, lokasi ini menawarkan berbagai macam makanan dari mulai makanan ringan, es buah segar hingga lauk pauk yang beraneka ragam.
Ditangkap di Bogor
Pria yang mengeluarkan ancaman akan memenggal kepala Presiden Jokowi saat demo di depan gedung Bawaslu akhirnya ditangkap polisi, Minggu (12/5/2019) pagi.
Pria berinisial HS itu dibekuk di Perumahan Metro, Parung, Kabupaten Bogor, sekitar pukul 08.00 WIB.
Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, HS masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
"Tadi pagi ditangkap petugas dari Subdit Jatanras Ditreskrimum dan sampai sekarang masih kami periksa," tuturnya.
Pria berusia 25 tahun itu sempat menghebohkan dalam aksinya yang terekam video viral akhir pekan lalu.
Menurut Argo, pemuda itu melakukan pengancaman pembunuhan terhadap Presiden RI dengan mengucapkan kata-kata, "Dari Poso nih, siap penggal kepala Jokowi. Jokowi siap lehernya kita penggal kepalanya demi Allah."
Entah apa yang ada di benak pemuda ini sehingga berani mengancam keselamatan kepala negara.
Terlihat di video itu, ada seorang wanita yang berdemo di depan Kantor Bawaslu pada Jumat (11/5/2019) lalu.
Tak lama, muncul seorang pria menyebut 'penggal kepala Jokowi' dalam video itu.
Ia secara terang-terangan mengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi.
"Siap penggal kepala Jokowi. Insyaallah, insyaallah penggal kepala Jokowi. Jokowi siap kepalanya kita penggal," kata laki-laki yang mengaku berasal dari Poso, Sulawesi Tengah, dalam video berdurasi 1,34 detik tersebut.
Sebelum HS ditangkap, netizen di dunia maya menuding Dheva Suprayoga sebagai pelakunya.
Warga Kebumen, Jawa Tengah, yang dianggap berwajah mirip pelaku sampai memberikan klarifikasi melalui video mengingat bullying yang muncul di medsos.
Alumni SMA Taruna Nusantara Magelang tersebut tegas menyatakan dirinya bukanlah pria yang ada di dalam video yang viral tersebut.
Foto yang berisi identitas dirinya memang menjadi viral pula di media sosial.
Dheva pun tegas membantah tudingan tersebut.
"Selamat siang, nama saya Dheva Suprayoga. Alamatnya Gang Teratai no 20 Kebumen.
Saya ingin meluruskan dan mengklarifikasi bahwa dari kemarin saya tidak melakukan bepergian. Saya kemarin juga sholat jumat di Masjid Darusalam di Kebumen.
Saya alumni Taruna Nusantara, SMA Taruna Nusantara. Dan saya berani menjamin bahwa orang yang ada di video tersebut bukan saya.
Dan saya mendukung usaha Polri untuk menangkap pelaku dan menyelesaikan kasus ini secepat-cepatnya."
Demikian pernyataan Dheva melalui video yang kemudian juga beredar luas di medsos itu.
Kebenaran klarifikasi Dheva ini dipastikan juga oleh Polres Kebumen.
Kepastian ini disampaikan Kasubag Humas Polres Kebumen AKP Suparno mewakili Kapolres AKBP Robertho Pardede dalam konferensi pers di Mapolres, Minggu (12/5/2019) dinihari.
AKP Suparno menjelaskan, setelah klarifikasi dan pemeriksaan intensif polisi menyakini bahwa Dheva berada di Kebumen pada Jumat (10/5/2019) tersebut.
"Pada hari Jumat, Dheva berada di Kebumen. Pernyataannya dikuatkan oleh beberapa orang saksi.
Dia juga tidak pernah aktif dalam politik.Terakhir ke Jakarta sekitar tahun 2016." paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dheva Suprayoga menyesali beredarnya foto yang berisi profil identitas dirinya.
Selain berterima kasih terhadap Polres Kebumen yang segera mengambil langkah untuk klarifikasi, dia berharap kepolisian segera menangkap orang yang mengancam akan memenggal kepala Jokowi.
Dalam akhir konferensi pers, AKP Suparno mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya.
Pada Sabtu (11/5/2019), kelompok relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam organisasi Jokowi Mania melaporkan seorang pria dalam video yang beredar di media sosial berisi ancaman pada keselamatan Presiden Jokowi ke Polda Metro Jaya.
Pria tersebut mengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi saat mengikuti aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu RI.
Ketua Umum Tim Jokowi Mania Immanuel Ebenezer mengatakan, pihaknya melaporkan pria dalam video beserta pembuat video tersebut.
"Ini kan sangat meresahkan sekali. Kalau seandainya proses demokrasi ini selalu di bawah ancaman. Ini bahaya, yang bahaya bukan kita ya, tapi demokrasinya," kata Immanuel kepada wartawan.
Immanuel mengaku tidak tahu identitas pria dalam video serta pembuat video.
Ia menyerahkan pengungkapan identitas tersebut kepada pihak kepolisian.
Immanuel mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan aksi demonstrasi yang dilakukan, melainkan ucapan dalam video yang dinilainya mengancam dan menakutkan.
"Beda pandangan politik silakan.Tapi kalau sudah mengancam atau ingin menghilangkan nyawa seseorang itu bahaya. Ini enggak bisa kita biarkan. Ini yang kami laporkan persoalan itu," ujar dia.
Dalam laporannya, Immanuel menyertakan barang bukti yaitu flashdisk berisi rekaman video yang dimaksud serta gambar suasana aksi.
Laporan tersebut diterima dengan nomor registrasi LP/2912/V/2019/PMJ/Dit.Reskrimsus.
Adapun pasal yang disangkakan adalah Pasal 207 KUHP dan Pasal 27 Ayat (4) UU ITE.
Video yang menggambarkan seorang pria mengancam akan memenggal kepala Jokowi tersebar di media sosial.
Jika dilihat dari suasananya, video itu diduga diambil dalam demonstrasi di depan Kantor Bawaslu RI, Jumat (10/5/2019) kemarin. (*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Bripka Zakaria Polisi Berambut Gondrong Nyentrik Berhasil Tangkap Pria Ancam Penggal Jokowi.