Kisah Yuk Sum Memperkenalkan Empek-empek Udang Belo
Sumiati beserta anak dan keluarganya membuat empek-empek udang hampir 60 kilogram. Semuanya akan di jual ke wilayah Mentok dan sekitarnya
Laporan Wartawan Bangka Pos, Nordin
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sambil membersihkan sayur hendak dimasak, Sumiati tidak hentinya bercerita.
Ia dan beberapa sanak saudaranya baru saja selesai membuat empek-empek udang saat bangkapos.com berkunjung di kediamannya desa Belo Laut Mentok Bangka Barat, Jum'at (9/10/2015)
"Maaf ya, tidak apa sambil mengobrol sama anak saya, mas juga sambil tanya-tanya, ini ada sedikit makanan sambil dimakan juga," sebut Sumiati kepada bangkapos.com, Jum'at (9/10/2015)
Hari ini Sumiati beserta anak dan keluarganya membuat empek-empek udang hampir 60 kilogram. Semuanya akan di jual ke wilayah Mentok dan sekitarnya serta beberapa pesanan warga.
Setiap hari Kamis Sumiati juga menjual empek-empek udang di wilayah Sungailiat dan Pangkalpinang. Jumlah yang dia buatnya saat ke tempat tersebut mencapai 100 hingga 200 kilogram.
"Alhamdulillah, usaha ini sudah lama dijalankan. Turun temurunlah istilahnya, kalau sekarang sudah lumayan banyak dikenal orang," ucapnya
Sumiati atau Yuk Sum menceritakan, pada awal memperkenalkan empek-empek udang banyak kisah perjuangan yang dirinya lakukan. Pernah berjualan keliling Mentok hingga waktu solat Isya.
Mendatangi rumah warga satu persatu, mengetok pintu mereka. Hingga menanyakan apakah mereka mau membeli apa tidak.
Selain itu jika berjualan ke Pangkalpinang harus menunggu bus sekitar pukul 04.00 WIB. Lewat jam tersebut sudah tidak tidak ada mobil.
"Namanya juga usaha, tapi kalau diingat-ingat waktu awal dulu ada rasa haru, sedih dan juga bahagia. Pernah juga saya disuruh pembeli untuk membeli handphone supaya mereka tidak sulit memesan, kemudian kumpulkan uang dan beli," kenangnya.
Baca berita lengkapnya di Harian Pagi Bangka Pos dan Babel News, edisi Sabtu, 10 Oktober 2015.