Demo 4 November
Ahok Diusir Warga, Begini Reaksi Istrinya
Belakangan ini Ahok kerap menghadapi aksi penolakan dan ancaman dalam kunjungan kampanyenya di Jakarta.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Belakangan ini calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kerap menghadapi aksi penolakan dan ancaman dalam kunjungan kampanyenya ke suatu wilayah.
Lantas, apa reaksi sang istri, Veronica Tan, terkait hal itu.
Ahok menyebut tak ada reaksi berlebihan dari Veronica.
Ia mengatakan, istrinya itu hanya menyarankan agar ia tidur cepat jika telah selesai beraktivitas.
"Disuruh tidur yang cepat, jangan macam-macam, he-he-he," ujar Ahok usai kunjungan kampanye, di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).
Baca: Ada Demo, Ahok Tetap Kampanye Tapi Cuma Cek Keluhan Warga
Baca: Demo 4 November, Ahok Pasrahkan Pada Tuhan
Baca: Ibunda Ahok Minta Rumahnya di Beltim Dijaga Polisi
Polisi berjaga-jaga di sekitar kediaman Ahok di Belitung Timur. (Pos Belitung)
Adanya aksi penolakan terhadap Ahok saat datang kampanye diawali saat ia datang ke Srengseng Sawah, Jakagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (31/10/2016).
Namun, saat itu jumlah orang yang terlibat aksi hanya segelintir.
Aksi penolakan dengan massa yang cukup banyak terjadi saat ia datang ke Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu (2/11/2016).
Baca: 11 Situs Bermuatan SARA yang Diblokir Kemkominfo termasuk Pos-metro.com dan Portalpiyungan
Saat itu, Ahok bahkan sempat dievakuasi pergi dari lokasi.
Pada kunjungan kampanye ke Pejaten Timur hari ini, Ahokmendapat pengawalan dari sekitar 50 polisi.
Beberapa di antaranya membawa senapan pelontar gas air mata.
Namun, Ahok mengaku tidak tahu menahu mengenai adanya peningkatan pengamanan itu.
"Saya enggak tahu kamu lihat nambah enggak? Kalau yang di mobil (pengawal pribadi) saya si enggak nambah," ujar Ahok.
Baca: Masjid Istiqlal Dipadati Peserta Demonstrasi
Baca: Pendemo akan Longmarch Sejauh 3,8 Kilometer Menuju Istana Merdeka
Baca: Habib Rizieq Janji Tak Akan Rusuh, Pendemo Buat Wasiat Buat Anak dan Istri

Pemimpin FPI, Habib Rizieq Syihab di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Sementara itu calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor pemilihan satu pada Pilkada DKI 2017, Agus Harimuti Yudhoyono, mengatakan, mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan keterangan dari Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (2/11/2016) kemarin demi mengklarifikasi isu tak benar yang sedang berkembang.
Agus, saat berkunjung ke redaksi Kompas.com di Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (3/11/2016), mengatakan, selain menggunakan haknya sebagai warga negara untuk memberikan solusi bagi bangsa, keterangan SBY kemarin juga untuk mengklarifikasi isu terkait rencana aksi demo pada Jumat (4/11/2016) besok.
“Karena dalam beberapa terakhir ini, berhembus isu, dan bagi saya itu fitnah yang keji, jika ada gerakan besar yang direncanakan besok yang didalangi, digerakkan dan dibiayai oleh Bapak SBY dan timnya. Tentu itu luar biasa kejinya,” kata Agus yang merupakan putra sulung SBY itu.
Baca: Pasangan Pewaris Kerajaan Bisnis Sekarang Jadi Gelandangan
Baca: 3 Pemerkosa Siswi SMA Sewa Apartemen Rp 150.000 untuk 6 Jam
Baca: Setiap Malam ABG Ini Ketakutan Didatangi Arwah Nenek yang Dibunuhnya

WL alias Tofui, remaja yang membunuh tetangganya sendiri menggunakan samurai saat dihadirkan di Polrestabes Medan. Tersangka nekat membunuh korban karena panik, Kamis (3/11/2016).
Ia menambahkan, masyarakat Indonesia saat ini terlalu cepat percaya pada informasi yang hanya berdasarkan omongan dari mulu ke mulut atau pun dari media sosial.
SBY, menurut Agus, khawatir bila tidak diberi penjelasan yang proporsional, lalu besok terjadi hal-hal yang tak diinginkan, publik akan mempersalahkan ayahnya.
"Itu tidak baik dan tidak ingin seperti itu,” kata dia.
Baca: Wanita Ini Nekat Nyopir Angkot Sembari Menyusui Anaknya

Nisa sopir angkutan bersama anaknya.
Agus memastikan bahwa isu yang beredar itu tidak benar.
Ia juga mengapresiasi langkah SBY memberikan penjelasan serupa kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Menteri Bidang Politik, Hukum dan Keamaan Wiranto.
Agus juga memperingatkan agar jangan mudah berpikir bahwa aksi unjuk rasa besok merupakan gerakan bayaran.
Pemikiran semacam itu akan melukai masyarakat yang sebetulnya bergerak atas kemauan diri sendiri.
"Hati-hati, permasalahan satu belum terselesaikan dengan baik dan tuntas, tapi sudah membuat isu kedua,” kata dia.