Kisah Pilu TKW Indonesia Ditiduri Majikan Tiga Sampai Lima Kali Seminggu
Kasus ini sontak membuat peristiwa penyerangan seksual terhadap warga Indonesia dan pekerja migran lainnya di Taiwan menjadi sorotan.
Perasaan malu juga membuat Ery tidak menceritakan derita yang dia alami kepada siapapun, termasuk keluarganya.
"Budaya di kampung halaman, orang-orang berpikir perempuan yang telah diperkosa itu kotor."
"Saya merasa malu dan kotor."
"Saya khawatir orang-orang akan memandang saya dengan rendah."
"Saya tidak ingin bercerita kepada siapapun."
"Bahkan hingga kini saya tidak bercerita kepada ibu saya karena dia akan sangat sedih jika tahu," kata Ery.
Baca: Rizieq Shihab Minta Pemerintah Tarik Uang Rupiah Baru dari Peredaran
Biro Ketenagakerjaan dan Pelatihan Kejuruan (BEVT) dari Kementerian Tenaga Kerja Taiwan menyatakan pemerintah memiliki sistem untuk melindungi para migran.
Ery mengaku tiada seorang pun yang curiga dengan adik majikannya.
"Dia berpura-pura tidak mengenal saya ketika ada orang lain di sekitar," ujarnya.
Ery jarang berinteraksi dengan orang lain, meskipun dia bekerja di sebuah restoran yang padat pengunjung.
"Jam kerja saya sangat lama."
"Saya mulai bekerja pukul 06.00 untuk menyiapkan makanan bagi pengunjung dan bersih-bersih sampai pukul 22.00 atau 23.00."
"Pada akhir pekan, bisa lebih lama."
"Saya tidak bisa bicara kepada siapapun saat bekerja, majikan ingin saya terus bekerja."
"Selama 16 bulan saya bekerja di sana, saya hanya punya satu hari libur pada Hari Raya Imlek."