Unggul Quick Count, Ahok-Djarot Tunggu KPUD
Tim Ahok-Djarot masih menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU DKI Jakarta.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua Prasetio Edi Marsudi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU DKI Jakarta.
Baca: Timses Klaim Erzaldi-Fattah Kantongi 40 Persen Suara
Meskipun hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei memenangkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
"Menyikapi perkembangan hasil perhitungan cepat, tim pemenangan menegaskan, itu belum resmi dan final. Kita menunggu perhitungan resmi yang akan disampaikan KPU DKI Jakarta," kata Prasetio saat memberikan sambutan di posko Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017).
Baca: Pilkada DKI Bakal Dua Putaran? Ini Syarat dan Jadwalnya
Diketahui, hasil quick count perolehan suara Litbang Kompas pasangan calon gubernur Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, unggul dengan perolehan 42,89 persen, disusul pasangan Anies Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,20 persen.
Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 17,91 persen. Perhitungan masih terus dilakukan hingga kini dan baru mencapai 32,25 persen.
Baca: Tim Agus-Silvy: Kita Serahkan Kepada yang di Atas
Namun demikian, politikus PDI Perjuangan itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Jakarta yang memberikan kepercayaan kepada Ahok-Djarot.
"Terima kasih juga karena telah melangsungkan Pilkada DKI ini dengan damai dan lancar," kata Pras.
Ahok Sindir Lembaga Survei
Ahok bersyukur terhadap hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei.
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat unggul dalam beberapa hasil hitung cepat melawan dua pesaingnya.
"Kita pantas bersyukur atas hasil yang kita capai, meski masih setengah," kata Ahok di hadapan para pendukungnya di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Baca: Hary Tanoe Tampak Emosi saat Ditanya Soal Antasari
Pada kesempatan itu, ia berterima kasih kepada warga, pendukung, relawan, serta partai politik pengusung yang telah mendukung pasangan Ahok-Djarot.
Selain itu, Ahok sempat menyindir lembaga survei yang menempatkan dirinya bersama Djarot unggul dalam hitung cepat. Padahal sebelumnya lembaga survei tersebut kerap menempatkan Ahok-Djarot di posisi paling buncit.
"Kalau kita mengingat 3-4 bulan lalu, bahkan ada lembaga survei yang menyatakan Ahok-Djarot bisa jadi paling buncit juara 3 dan tak sampai perolehan suara 20 persen. Bahkan perolehan suara hanya 10 persen," kata Ahok.
Baca: Kapolda Babel Nilai Partisipasi Pemilih di Babel Tak Sampai 70 Persen
Sementara dalam hitung cepat lembagai survei itu kini menempatkan Ahok-Djarot unggul.
"Kami tidak tahu apakah bisa dapat 50 persen plus satu atau tetap hanya satu putaran. Perjuangan ini belum selesai," kata Ahok.
Soal Quick Count, KPU Ingatkan Lembaga Survei Agar Profesional
Beberapa lembaga survei melakukan hitung cepat atau quick count di sejumlah daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2017 ini.
Baca: Sebelum Meninggal Adnan Buyung Pernah Ramalkan Kasus Antasari Seperti Ini
Ketua KPU RI, Juri Ardiantoro menegaskan bahwa hasil hitung cepat hanya berupa gambaran awal untuk mengetahui hasil dari sebuah pemilihan.
"Itu gambaran awal saja. Keputusan final tetap berada di KPU daerah masing-masing," kata Juri di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (15/2/2017)
Meski tidak dipungkiri bahwa, lembaga-lembaga survey tersebut mempunyai metodologi yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mengetahui secara cepat siapa yang akan menang atau kalah.
Baca: Mesranya Janda Tommy Soeharto Bareng Bule Ganteng
Selain itu, KPU mengingatkan kepada lembaga survey yang melakukan hasil hitung cepat untuk tetap mematuhi aturan yang ada terkait metodologi dan cara melakukan survey.
"Kalau nantinya mereka tidak profesional, bisa dibawa ke asosiasi lembaga itu bernaung. Kalau tidak punya juga, maka kami secara independen akan memprosesnya," kata Juri. (Tribunnews/Kompas.com)