5 Wanita ini Uang Panaik dan Maharnya Termahal, No 4 dan 5 Dihadiahi Mobil Mewah
Awalnya adalah uang belanja, tapi kini bagi sebagian kalangan, uang panaik menjadi simbol prestise dan gengsi. Bahkan, ada oknum ambil untung. Nomi...
BANGKAPOS.COM -- Pada masa Kerajaan Bone serta Gowa dan Tallo, jika ada seorang laki-laki hendak meminang perempuan entah dari kalangan bangsawan maupun bukan, wajib menyerahkan uang panaik.
Jika tidak diserahkan, konsekuensinya adalah pinangan itu jelas ditolak.
Baca: Sempat Dikucilkan Karena Hamil, Siswi ini Beberkan Rahasia yang Buat Guru dan Temannya Menangis
Uang panaik hanya diserahkan kepada perempuan dari suku Bugis, Makassar, dan Mandar.
Uang panaik dimaksudkan sebagai penanda jika si laki-laki yang kelak akan menjadi suami akan mampu menafkahi istrinya.
Baca: Kejamnya, Suami Masukkan Cabai ke Selangkangan Istri Gara-Gara Ketahuan Lakukan Ini
Nah, sebaliknya, jika tidak mampu atau memiliki uang panaik, bagaimana mungkin kelak akan memberi nafkah.
Jika mampu memberi uang panaik berarti siap secara lahir batin untuk membangun bahtera rumah tangga.
Baca: Tega, Anak Lelaki Ini Pukul Ibunya Bertubi-tubi Gara-gara Terganggu Main Game
Menikah pun tak cukup jika hanya bermodalkan cinta.
Uang panaik pada esensinya bukanlah uang untuk membeli calon istri.
Uang panaik adalah uang belanja atau mahar atau uang untuk membiayai pesta yang akan digelar keluarga calon mempelai perempuan.
Baca: Diawali Neduh Saat Hujan, Hubungan Terlarang Supir Gojek dan Klien Buat Gak Kuat Iman
Namun, seiring dengan perubahan zaman, esensi uang panaik mulai bergeser.
Awalnya adalah uang belanja, tapi kini bagi sebagian kalangan, uang panaik menjadi simbol prestise dan gengsi.
Bahkan, ada oknum ambil untung.
Baca: Peringatan, Ayah dan Bunda Awasi Anaknya, Ada Spiderman Cabul Muncul di Youtube
Nominal uang panaik mencitrakan, siapa yang memingang dan siapa yang dipinang.
Menikah di kalangan sebagian orang Bugis, Makassar, Mandar, akhirnya bukanlah perkara mudah dan murah.
Baca: Pria Harus Hati-hati, Di Usia Segini Biasanya Wanita Menikah Rentan Berselingkuh
Nah, sekarang, jika seseorang ingin meminang, berapa nominal uang panaik harus diserahkan.
Uang Panaik Termahal
1. Anak Kepala Daerah
Pada tahun 2004, dua kepala daerah di Sulawesi Selatan menikahkan putra dan putrinya, uang panaik-nya Rp 1 miliar.
2. Andi Rahmaniar Idrus
Pada Juli 2016, seorang pengusaha, Jaya Baramuli (52) menikahi putri bangsawan, Andi Rahmaniar Idrus (25), uang panai’nya Rp 599 juta.
Baca: 7 Lokalisasi Prostitusi Terpopuler di Dunia, Satu Diantaranya Ada di Indonesia, Tapi Bukan Dolly
Pesta pernikahan berlangsung di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

3. Indarwati Desrianti
Pada Mei 2015, anak pengusaha pembuat kapal Phinisi, Adan Wahyudi Masse (25) menikahi karyawati bank, Indarwati Desrianti (26), uang panaik nya Rp 505 juta.
Baca: Mulai Terkuak, Ditemukan Surat Michael Jackson, Ungkap Kejadian Sebelum Meninggal
Pesta pernikahan berlangsung di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

4. Andi Fitri
Mantan Wakil Wali Kota Parepare, Andi Tajuddin Kammisi (70) menikahi gadis asal Bone, Andi Fitri (25).
Pernikahan Tajuddin dengan Andi Fitri pada April 2017 lalu menjadi viral pada media sosial karena selisih usia keduanya hingga 45 tahun.
Selain itu, uang panai dan mahar yang diajukannya juga tergolong mewah.
"Emasnya 100 gram bukan 200 gram tetapi saya tambah lagi 2, 7 gram menjadi 102,7 gram itu yang benar, itu murni semua dari kemauan saya," kata Tajuddin kepada TribunBone.com, Sabtu (29/4/2017), saat mengklafikasi sejumlah rumor terkait pernikahannya.
Mantan Sekretaris Daerah Pinrang itu menuturkan, awalnya uang panai yang diminta keluarga istrinya hanya Rp 50 juta.

"Uang belanja itu awalnya Rp 50 juta, tetapi saya tambahkan Rp 100 juta kan mau tongki (juga) kasihan kumpul-kumpul semua bareng keluarganya, belanja, supaya semua lancar," kata Tajuddin di rumah kayu milik keluarganya itu.
Sementara rumah tipe 54 sebagai mahar yang diberikan Tajuddin kepada Andi Fitri di Makassar, nilainya Rp 550 juta.
"Maharnya cuma satu Rumah type 54 di Makassar itu, saya belikan Rp 550 juta," katanya.
Adapun mobil Honda Civic Turbo dibelinya seharga Rp 491 juta.
"Kalau mobil itu kan wajar toh (kan) siapa yang mempunyai istri yang dicintai, wajar toh (kan) dikasi' (diberi) yang terbaik bagi dia," tuturnya.
Tajuddin dan Andi Fitri masih memiliki hubungan kekerabatan.
Keduanya sepupu dua kali.
Jarak rumah keduanya sekitar empat kilometer, satu kecamatan, hanya beda desa.
Tajuddin Kammisi asal Desa Bengo, Kecamatan Bengo, Bone, Sulawesi Selatan,
Sementara Andi Fitri asal Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Bone.
Ijab qabul A Tajuddin Kammisi dengan Andi Fitri dilangsungkan di kediaman mempelai wanita di Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Bone, Sabtu (22/4/2017).
5. Kurnia Amaliah Hambali
Demi menikahi gadis pujaan hatinya, pemuda Jeneponto bernama Anjas Malik harus menggelontorkan duit hingga miliaran rupiah.
Iya, putra dari Abdul Malik ini merogoh kocek dalam-dalam lantaran uang panaik (uang belanja) dan mahar untuk sang pujaan hati bernama Kurnia Amaliah Hambali terbilang wah.
Rinciannya adalah, uang panaik Rp 1 miliar, mobil MPV premium merek Toyota Alphard tipe G seharga Rp 1 miliar, emas berlapis berlian, rumah, dan tanah satu hektare.
Tak hanya soal uang panaik dan mahar, resepsi pernikahan Anjas dan Kurnia yang berlangsung di Jalan Pahlawan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (12/5/2017), dihibur pedangdut jebolan kontest dandut yang diselenggarakan stasiun televisi swasta.
Baca: 5 Artis Senior Ini Tetap Cantik dan Hits Bak Remaja Meski Sudah Berusia Lebih Dari Setengah Abad
Lalu, dari mana Malik mendapatkan uang demi menikahkan putranya dengan gadis sekaligus calon dokter?
Malik atau Haji Malik dan istrinya Rahmatia Dg Ngalusu dikenal sebagai pengusaha jual beli hasil bumi berupa beras dan jagung di kabupaten itu.
Usaha dagangnya diberi nama CV Anjas.
CV Anjas diketahui merupakan rekanan atau penyuplai beras untuk Bulog di Jeneponto.
Lalu, bagaimana dengan orangtua Kurnia?
Kurnia merupakan putri dari pengusaha bahan bangunan sekaligus pengembang perumahan di Jeneponto bernama Hambali Joha.
Hambali atau dikenal melalui sapaan Haji Hambali kerap disebut sebagai pengusaha terkaya di Bumi Turatea.
Terdapat tiga perumahan yang dibangun Haji Hambali di seputaran Kota Jeneponto.
Baca: Permainan Ini Maksudnya Sih Buat Seru-seruan, Tapi yang Lihat Bikin Gagal Fokus
Haji Hambali juga diketahui merupakan ketua dari komuitas pecinta dirt bike, Jeneponto Trail Community.
Haji Malik dan Haji Hambali bukanlah "orang jauh".
Pasalnya, rumah mereka bertetangga atau hanya dipisahkan jarak sekitar 50 meter.
Pasangan pengantin pun tak butuh mengendai mobil dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan atau sebaliknya.
Cukup berjalan kaki.
Lalu, apa tanggapan Haji Malik soal "royal wedding" putranya?
Baca: Kisah Doa Panjang Sepuluh Ribu Rupiah yang Menampar Hati, Bikin Menangis yang Membacanya
"Jangan-mi Dek kalau itu mau ditanyakan. Saya tidak mau berkomentar kalau yang ditanyakan soal pesta ini," kata Haji Malik kepada TribunJeneponto.com ditemani Wakil Bupati Jeneponto, Mulyadi Mustamu saat menghadiri resepsi, Jumat kemarin.
Jadi Perbicangan
Uang panaik senilai itu lantas menjadi perbincangan di kalangan netizen, ibu rumah tangga, dan sosialita.
Ngomong-ngomong, mengapa uang panaik bisa ‘semahal’ itu?
Baca: Perbanyak Amalan Ini di Bulan Syakban, Jika Ingin Diamini Ribuan Malaikat
Dalam menentukan nominal uang panaik, pihak keluarga atau delegasi kedua belah pihak melakukan musyawarah hingga ditemukan kesepakatan.
Mereka mempertimbangkan sejumlah faktor yang mempengaruhi nominal tersebut.
Faktor tersebut, antara lain fisik perempuan, pendidikan, strata sosial, status ekonomi, pekerjaan, asal daerah, serta popularitas.
Semakin tinggi derajat atau level faktor tersebut, maka akan semakin tinggi pula nominal uang panaik.
Setidaknya linear.(*)