Banyak yang Tak Tahu, Inilah Asal Mula Perayaan Hari Raya Idul Fitri
Mungkin masih banyak yang belum tahu tentang apa itu hari raya Idul Fitri. Kapan pertama kali dilaksanakaan
BANGKAPOS.COM--Bagi kaum muslim, Idul Fitri merupakan salah satu momen yang paling istimewa dari seluruh hari.
Semua ummat muslim di seluruh dunia merayakannya dengan penuh kebahagian.
Hal ini dikarenakan telah berhasil berjuang menahan hawa nafsu dan menahan lapar dan haus di bulan Ramadhan.
Mungkin masih banyak yang belum tahu tentang apa itu hari raya Idul Fitri. Kapan pertama kali dilaksanakaan hari raya terserbut.
Baca: Jangan Salah, Inilah Jawaban Untuk Ucapan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Sambut Idulfitri
Sebelum kita ikut merayakan Hari yang juga biasa disebut dengan lebaran ini, ada baiknya kita mengetahui sejarah dan kapan pertama kali dilakukan hari kemenangan tersebut.
Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri disyari'atkan pada tahun pertama bulan hijriyah, namun baru dilaksanakan pada tahun kedua Hijriyah.
Sejarah Hari Raya
Sebelum ajaran Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan.
Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta-pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.
Baca: Jangan Lupakan, Inilah 10 Amalan Sunah di Hari Raya Idul Fitri
’Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno,’’ tulis Ensiklopedi Islam.
Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Daud dan Nasai)
Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip sebuah hadits dari Abdullah bin Amar: