Kisah Barberman yang Dituntut Serba Bisa Bikin Pelanggan Tampil Kinclong
David Mocep, Barberman 25 tahun menceritakan kerap menjadi teman curhat pelanggannya
Laporan Wartawan Bangka Pos, Idandi Meika Jovanka
BANGKAPOS.COM, BANGKA - David Mocep, Barberman 25 tahun menceritakan kerap menjadi teman curhat pelanggannya. Terutama, anak-anak sekolah yang kena razia cukur rambut. Bagi David hal tersebut menjadi tantangan tersendiri karena dihadapkan potongan rambut tidak tertata.
“Ada juga anak sekolah yang habis kena cukur sama gurunya minta dirapihkan. Buat saya, itu tantangan tersendiri karena sebagai barberman kita harus bisa menata model rambut apapun. Palingan, kalau tokeknya sudah parah disarankan botak saja,” jelas David.
Selain itu, adapula perempuan meminta rambutnya dipotong, seperti dibob, layer, dan segi. Hanya, ia tidak lagi menerima permintaan tersebut. Sebab, David menfokuskan gaya rambut pria saja.
“Saya fokus potong rambut laki-laki saja karena ini kan barber buat pria. Lagi pula, memotong rambut perempuan lama,” kata David.
Ia juga sedikit terkendala memotong rambut anak kecil yang susah diam. Apalagi menangis, atau terlalu banyak gerak takut pisau cukur melukai. Namun, hal itu menjadi motivasi baginya buat lebih bersabar dan hati-hati.
“Pelangan ada yang menentukan model dan ada pula minta disarankan kepada saya. Jadi, kita harus pandai menyesuaikan gaya rambut dengan wajah mereka. Sehingga, seorang barberman dituntut kaya model,” jelas David.
Harga jasa gunting rambut di Mocep Barbershop hanya Rp. 20.000. Selain melayani potong rambut, adapula perapian kumis atau jenggot, dan cuci rambut. Ia juga menyarankan jangan berganti-ganti produk pomet, serta pilih yang terdaftar di BPOM.