Pelaku Penganiaya Guru Itu Ternyata Dijuluki Pendekar oleh Teman-teman Sekolahnya

Setelah pemakaman, kemarin sore seluruh guru honorer di Sumenep yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Sumenep (FHK-2 Sumenep)...

kolase
Ahmad Budi Cahyono dan Siswa MH 

BANGKAPOS.COM, SAMPANG -- Keluarga besar SMA 1 Torjun (SMATor), Kabupaten Sampang, berduka.

Guru tidak tetap (GTT) bidang seni rupa, Ahmad Budi Cahyono (26), meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (1/2/2018) sekira pukul 21.40 WIB.

Baca: Guru Tewas Dihajar Murid Dimakamkan, Begini Akhirnya Nasib Pelaku, Netizen: Murid Edan!

Baca: Wanita Berusia 19 Tahun Ini Lelang Keperawanan, Alasannya Buat Beli Rumah Baru, Ternyata untuk

Meninggalnya Budi, warga Desea Jrengik, Kecamatan Jrengik, Sampang, lantaran diduga pembuluh otak di leher belakang pecah, setelah siang harinya dianiaya siswa kelas XI, berinisial MHL, di teras depan kelas.

Sementara MHL menyerahkan diri ke Polres Sampang, Kamis pukul 24.00 WIB.

Baca: Terungkap Ternyata Begini Sosok Istri Julianto Tio, Punya 2 Anak dan Lebih Cantik dari Veronica

Sebelumnya polisi mendatangi rumah pelaku, di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, namun pelaku tidak ada dan diduga bersembunyi.

Esok harinya, Jumat (2/2/2017), jenazah korban dikubur di pemakaman umum.

Baca: Kecapekan Memperkosa, Pria Paruh Baya Ini Sampai Ketiduran di Sebelah Korban

Ribuan pelayat ikut mengantar dari rumah duka ke kuburan. Di antaranya guru dan siswa se Sampang dan warga sekitar.

Dalam penguburan itu hadir Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman.

Dalam sambutannya, Saiful Rachman menyayangkan peristiwa seorang siswa menganiaya guru sendiri, hingga menyebabkan meninggal dunia.

Ia berharap, kejadian seperti ini merupakan yang pertama dan yang terakhir di dunia pendidikan.

Baca: Lihat Mobil Patroli, Pencuri 4 Ton Jeruk Ini Terciduk, Aksinya Bikin Geleng Kepala, Ternyata

Setelah pemakaman, kemarin sore seluruh guru honorer di Sumenep yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Sumenep (FHK-2 Sumenep) dan guru honorer di Sampang, melakukan salat gaib di masjid Jamik, sebagai tanda solidaritas dan bela sungkawa meninggalnya seorang guru yang dianiaya siswanya.

Menurut sumber di lokasi kejadian, korban saat itu mengisi pelajaran pada jam terakhir, sekira pukul 13.00 WIB.

Baca: Minta Tolong ke Manusia, Harimau Liar Ini Terbaring di Depan Pintu Rumah Warga

Korban sedang memberikan materi pelajaran melukis untuk kelas XI dengan cara berkelompok di teras depan kelas, termasuk MHL.

Namun ketika pelajaran itu berlangsung dan siswa konsentrasi melukis, pelaku malah asyik mengganggu teman-teman dan kelompok lain.

Baca: Istri Sah Labrak Pelakor Kenapa Panggil Papah Mamah, Si Pelakor Malah Balas Ngancam, Ini Jelasnya

Melihat tindakan pelaku, korban menegur dan meminta kembali ke tempatnya mengerjakan tugas yang diberikan.

Tapi pelaku tetap mengganggu, sehingga korban memperingatkan.

Jika pelaku masih tetap mengganggu temannya, maka wajah pelaku akan diolesi cat lukis.

Baca: Terobos Semak Belukar, Prajurit TNI INi Temui Ibunya yang Sakit di Tengah Hutan Jambi, Ini Kisahnya

Karena masih tetap mengganggu, lalu korban mendekati pelaku dan memoleskan kuas ke wajahnya.

"Saya kan sudah peringatkan kamu dari tadi berulang-ulang jangan mengganggu. Tapi kamu masih saja tidak mendengarkan, malah kian menjadi," ujar korban, seperti yang ditirukan seorang siswa.

Baca: Dikira Cewek Cantik, Ternyata Begini Respon Pria Ini Saat Dikirim Foto dan Dengar Suaranya

Entah tidak terima dengan sangsi dari korban atau dirasuki rasa marah, kemudian pelaku berdiri mencekik leher korban dan memukul leher belakang korban, sehingga korban jatuh tersungkur ke lantai.

Kala itu korban bangkit berdiri dan pelaku berusaha untuk menghajar kembali, tapi dilerai siswa dan guru.

Baca: Nasihat Hotman untuk Satpol PP Jangan Lagi Digerebek Orang Pacaran yang Tidak Terikat Perkawinan

Dalam keadaan yang masih setengah sempoyongan, sejumlah guru membawa korban ke ruang kepala sekolah (kasek) untuk diistirahatkan, sekaligus korban menjelaskan duduk persoalan yang baru dialami dirinya.

Walau di tubuh korban tidak ada luka, mengingat kondisinya kurang memungkinkan, Kepala SMATor, Kabupaten Sapang, Mohammad Amat menyarankan agar korban pulang istirahat di rumah, tidak melanjutkan mengajar.

Korban pun akhirnya pulang.

Baca: Calon Pengantin Dapat Uang Panai Rp 150 Juta dan Mobil, Ajakan Wanita Asal Bugis Ini Menohok

Sianit Sinta, istri mendiang guru Budi menunjukkan biola kesayangan almarhum. (surabaya.tribunnews.com/khairul amin)
Sianit Sinta, istri mendiang guru Budi menunjukkan biola kesayangan almarhum. (surabaya.tribunnews.com/khairul amin) ()

Mati Batang Otak
Sampai di rumah, kondisi korban kian memburuk. Kepalanya pusing dan leher belakangnya sakit.

Istrinya, Sianit Sinta (22) yang tengah hamil 5 bulan itu kaget melihat suaminya pulang dalam keadaan seperti itu.

Baca: 5 Fakta Zumi Zola Sebelum Jadi Tersangka KPK, No 2 Malah Bikin Wanita Kecewa

Awalnya korban tidak mengaku, jika telah dianiaya siswanya.

Tapi karena terus memburuk, korban mengungkapkan kejadian yang dialaminya.

Baca: Aktris Cantik Ini Pamer Foto Vulgar di Medsos, Padalah Baru Aja Melahirkan, tapi Panen Pujian Lho

Akhirnya korban dilarikan ke RSUD Sampang untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun karena korban tidak sadarkan diri, pihak RSUD Sampang merujuk korban ke RSUD Dr Soetomo Surabaya didampingi istri dan sejumlah guru.

Baca: Kembali Terjadi, Ulama di Bandung Dianiaya, Kali Ini Pelaku Pilih Waktu Subuh

Dari keterangan dokter yang menangani korban, saat itu kondisi korban kritis dan tidak akan mampu bertahan lama.

Hasil dianogsa, korban mengalami mati batang otak.

Semua organ dalam tubuh sudah tidak berfungsi, sehingga mobil ambulans yang mengantar diminta jangan keburu kembali.

Sekitar pukul 21.40 WIB, korban sudah dinyatakan meninggal.

Baca: Gara-gara Shah Rukh Khan, Amitabh Bachchan Ingin Tinggalkan Twitter, Ternyata Penyebabnya Karena Ini

Lalu guru yang mendampingi korban menghubungi Kadindik Sampang, Jufri Riady, jika korban sudah meninggal.

Sementara istri korban yang mengetahui suaminya dinyatakan meninggal syok dan menangis.

Siswa Bandel
Kepala SMATor Sampang, Mohammad Amat, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, selama ini pelaku dikenal dan bandel serta berprilaku kurang baik di sekolah.

Baca: Mau Dijadikan Hiasan di Gedung Putih, Donald Trump Minta Lukisan Malah Ditawarkan Closet Emas Ini

Hampir dengan semua guru pengajar, memiliki catatan merah atas kelakuan pelaku.

Ahmad Budi Cahyono.
Ahmad Budi Cahyono. (Surya.co.id)

Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Hery Kusmanto, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, siswa yang diduga menganiaya korban hingga meninggal itu masih menjalani proses pemeriksaan di Polres Sampang.

Baca: Mau Dijadikan Hiasan di Gedung Putih, Donald Trump Minta Lukisan Malah Ditawarkan Closet Emas Ini

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, menegaskan penyidik Polres Sampang masih mendalami pemeriksaan MHL, yang memukul gurunya, hingga meninggal dunia.

"Kapolres sudah bekerja untuk mengkondusifkan wilayahnya. Kalau kurang kondusif pasti kita tarik," tandas Irjen Machfud Arifin, Jumat.

Mantan Kadiv TI Mabes Polri, menjelaskan tersangka sudah diamankan dan masih dalam pemeriksaan.

Baca: Postingan Gabe, Peserta Audisi Indonesian Idol Paling Kocak Ini Bikin Kaum Adam Cemburu, Lihat Ini

Ketika kejadian, korban tidak langsung meninggal dunia tapi meninggalnya dalam perawatan di RSUD Dr Soetomo.

Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Agung Yudha Wibowo, mengungkapkan penanganan MHL yang masih di bawah umur akan mendapat perlakuan khusus saat penanganan perkara.

Baca: Tak Harus Mahal, Begini Cara Perbaiki Kuali atau Panci yang Berlubang Gunakan Kulit Pisang

Mulai dari tempat pemeriksaan dan saat pemeriksaan didampingi psikolog dan wali atau orangtuanya.

"Perlakuannya khusus dan untuk mengamankan di Balai Pemasyarakatan (Bapas). Begitu pula saat sidang juga di ruang khusus," ujar Kombes Agung.

Baca: Netizen Dibikin Geram, Pria Ini Pindah Agama Demi Nikahi Pelakor, Tapi Istri Ungkap Hal Mengejutkan

Penghargaan Pahlawan Pendidikan
Dinas Pendidikan Jatim akan memberikan penghargaan khusus kepada Ahmad Budi Cahyono, guru seni SMAN 1 Torjun, Sampang.

Guru yang jadi idola murid-murid karena jago musik dan lukis ini tewas di tangan muridnya sendiri, Kamis (1/2/2018).

"Kami berencana memberikan penghargaan khusus kepada almarhum Pak Budi sebagai Pahlawan Pendidikan. Saat Hari Pendidikan nanti akan kami kukuhkan," kata Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman kepada media, Jumat (2/2/2018).

Baca: Ternyata Foto Inilah yang Diunggah Adik Ahok saat Memergoki Veronica bersama JT di Singapura

Namun semua masih dikonsultasikan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.

Tidak hanya itu, anak dari guru multi talenta ini juga diusulkan mendapat beasiswa.

Baca: Tiba-Tiba Pria Bule Ini Masuk Masjid Pakai Celana Pendek, Jawaban Si Bule Malah Bikin Hati Bergetar

Saat ini, almarhum meninggalkan istri yang sedang hamil 4 bulan.

"Kami akan usulkan semua ke Bapak Gubernur. Saya berharap dan berdoa semoga ini yang terakhir terjadi di dunia pendidikan kita," kata Saiful.

Baca: Ketika Netter Berkomentar Soal Zumi Zola Jadi Tersangka KPK, Ada Karma Ayu Dewi dan Doa Sang Perawat

mendiang Achmad Budi Cahyanto.
mendiang Achmad Budi Cahyanto. (Facebook)

Dalam status GTT, Budi memiliki etos kerja tinggi. Dia memilik banyak talenta seni yang selalu diajarkan kepada siswa.

Saat insiden, siswa diajak melukis di luar kelas.

Baca: Kesaksiannya Viral, Wanita di Jambi Ini Ngaku Lahirkan Bayi Kembar, Manusia dan Buaya Betina

Kepala Dindik yang membawahi semua pendidikan SMA dan SMK di Jatim ini ikut melayat ke rumah duka.

Dia juga menemui istri Budi yang hamil muda. Keluarga sudah ikhlas.

Baik Kemendikbud maupun Dindik sendiri memberikan santunan. Para guru juga empati melayat ke rumah duka.

Baca: Jadi 2 Menit, Begini Penjelasan Polri Terkait Video Pidato Jenderal Tito Soal Ormas Islam yang Viral

Saiful meminta agar terus menjaga suasana kondusif di Sampang.

Sejak kemarin pagi, banyak polisi dan TNI menjaga sekolah. Begitu juga di rumah duka.
Bahkan Bupati Sampang juga memberi perhatian khusus kepada peristiwa berdarah di dunia pendidikan itu.

"PGRI kami minta tetap menjaga situasi tetap kondusif. Jangan memusuhi siswa. Saat ini siswa tengah diproses hukum di kepolisian," kata Saiful.

Baca: Kepergok Adik Ahok, Inilah Fakta-fakta Menggemaskan Good Friends Veronica Tan

Saiful Rahman yang ikut melayat ke rumah duka menyebutkan bahwa status Budi saat ini masih GTT.

Guru seni ini menerima gaji jauh di bawah UMK. Setiap bulan, guru yang dikenal tulus ini menerima gaji Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.

"Semua berduka dan semua sangat kehilangan. Tadi banyak guru ikut melayat di rumah duka. Nanti kami akan menyampaikan keterangan resmi tekait tragedi di dunia pendidikan ini," kata Saiful.

Baca: Nih Buktinya, Gagal Nikahi Janda Kaya, Farhat Abbas Kini Pacari Anak SMA

Pendekar
Pelaku penganiaya gurunya sendiri hingga meninggal dunia, HI (17) dikenal sebagai pendekar oleh teman-temannya.

Siswa SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur ini memiliki ilmu bela diri sejak duduk di kelas X.

AM, salah satu teman sekelas pelaku mengatakan, pelaku belajar ilmu bela diri sejak masih duduk di bangku SMP.

Baca: Cara Mudah Atasi Nasi Tidak Cepat Basi, Tanpa Harus Ganti Beras, Tapi Cukup Dengan Rempah Ini

Bahkan pelajaran ilmu bela diri tersebut didalami sampai sekarang.

"Anaknya memang pendekar dan sudah lama belajarnya," kata AM seperti dikutip dari Kompas.com, saat ditemui di depan kantor Polres Sampang, Jumat (2/2/2018).

Sehari-hari, kata AM, pelaku ketika diledeki teman-temannya selalu mengeluarkan jurus-jurus bela diri.

Baca: Tips Kulit Muka Lebih Lembut dan Glowing, Begini Cara Mudah Membuat Hydrating Mask

Entah itu dilakukan secara reflek atau karena memang pengaruh ilmu bela diri yang dimiliki pelaku.

"Kalau disentuh sedikit badannya, biasanya reflek seperti orang mau pencak silat," imbuh AM.

Sementara itu, Kapolres Sampang, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Wardiman mengaku tidak tahu jika pelaku memiliki ilmu bela diri.

Baca: Astaga, Farhat Abbas Ngaku Geram, Mantan Pacarnya Dipeluk-peluk Hotman Paris, Netizen Bilang Ini

Bisa saja foto-foto yang beredar karena aksi iseng. Budi sendiri belum melihat foto-foto aksi korban dalam ilmu bela diri.

"Kalau pelaku punya ilmu bela diri tentunya dibuktikan dengan tropi-tropi atau piagam penghargaan dalam sebuah kejuaraan," tuturnya.

Kakak kandung pelaku, Su'ud juga menepis tudingan bahwa adik bungsunya punya ilmu bela diri.

Jika ada aksi dalam foto-foto yang sudah tersebar melalui media sosial, mungkin adiknya hanya senang mengoleksi kostum pencak silat.

Baca: Disepelekan Teller Bank, Jawaban Nenek Ini Langsung Bikin Teller Malu dan Kikuk, Ini Ceritanya

"Setahu saya adik saya tak punya ilmu bela diri. Dia hanya senang olahraga futsal," ujar Su'ud. (sin/mif/fai)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved