Banyak Tak Diketahui Orang, Ternyata Tidak Ada yang Namanya Bayi Keracunan Air Ketuban! Ini Jelasnya
Pendarahan selain bisa memicu toksimia juga dapat memicu stroke pada ibu hamil karena pembuluh darah di otak pecah. Para wanita yang memasuki ...
BANGKAPOS.COM -- Para perempuan yang tengah dalam masa kehamilan dituntut untuk mengenali perbedaan keracunan ketuban dan keracunan kehamilan.
Pasalnya, dua hal ini sama-sama berujung pada kematian.
Baca: Kartunis Jepang Permalukan Indonesia, dari Menggambarkan Jokowi Sebagai Pengemis Hingga LGBT
Benny Johan Marpaung, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dalam perayaan Orami ke-5 pada Rabu (21/2/2018) di Jakarta mengatakan, selama ini masyarakat telanjur salah kaprah soal keracunan air ketuban.
Menurutnya, di dalam rahim ibu, janin memang menerima asupan nutrisi lewat air ketuban.
Baca: Inilah Hewan Paling Jelek di Dunia, Mr Blobby Ditangkap di Lautan Australia
Jadi secara normal, janin memang akan meminum ketuban.
Itu tidak bisa disebut sebagai keracunan ketuban.
Baca: Ditinggal Mulan Jameela 12 Tahun, Beginilah Kondisi Mantan Suaminya, Sang Putri Alami Hal Memilukan
“Tidak ada keracunan air ketuban sebenarnya. Yang ada adalah Meconium Aspiration Syndrome (MAS). Ini di mana air ketuban bercampur dengan kencing dan tinja janin. Lalu terhirup janin,” ujarnya.
Janin yang menyerap air kemih dan fesesnya sendiri akan mengalami kesulitan bernapas hingga memunculkan gangguan pernapasan.
Risiko keracunan lantas muncul, Dikatakan Benny, akibat terburuk yang bisa menimpa yakni janin mati saat di kandungan.
Baca: Ketika Cinta Penelope Galau Akun Instagram Ustaz Abdul Somad Lenyap, Sampaikan Pertanyaan Ini
Sementara kondisi yang kerap disebut keracunan saat kehamilan sejatinya adalah toksimia.
Pemicunya adalah kurangnya minimnya pasokan oksigen dan nutrisi ke bayi lewat plasenta.
Baca: Begini Kode Rahasia Kerajaan Jika Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, Dan Ini Penerus Tahtanya
Sebab dari itu sendiri adalah kurangnya darah yang mengalir ke plasenta. Kurangnya aliran darah bisa disebabkan oleh preeklamsia.
Dalam kondisi itu, ibu hamil dilanda hipertensi hebat.
Baca: Istri Sah Ini Rasakan Pedihnya Serangan Pelakor, Keluarga Suami Malah Bela dan Lindungi Pelakor
Tanda yang ditunjukkan yakni tekanan darah naik, protein pada urin meningkat, kaki mengalami pembengkakan.
Kondisi itu bisa menyebabkan pendarahan yang akibatnya adalah kurangnya pasokan darah ke plasenta.
Baca: Cantikan Mana, Maia Estianty dan Mulan Jameela Sama-sama Unggah Foto Jadul Ini
Pendarahan selain bisa memicu toksimia juga dapat memicu stroke pada ibu hamil karena pembuluh darah di otak pecah.
Para wanita yang memasuki periode 20 minggu kehamilan diminta waspada munculnya preeklamsia.
Baca: Wanita Ini Kencan dengan Pria di Mall, Sekilas Biasa, Lihat Ada yang Aneh dengan Baju Si Cewek
Deteksi dini perlu diupayakan agar tidak berdampak buruk pada janin maupun ibu.
Benny belum bisa memastikan penyebab preeklamsia, Benny mengira, karena rahim perempuan terinseminasi sperma pria.
Baca: Pantas Doyan Belanja Mewah, Artis Nia Ramadhani Buka-bukaan Soal Uang Jatah dari Suami
“Hamil kan perempuan dititipi “saham” laki-laki. Itu kan benda asing sama seperti transplantasi. Implantasi plasenta pada dinding rahim ini, mungkin saja bikin tekanan darah meningkat,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com (23/2/2018) oleh Shela Kusumaningtyas dengan judul "Keracunan Ketuban? Jangan Salah Kaprah, Ini yang Sebenarnya Terjadi."