Menurut Psikolog, Orang yang Lama Lajang adalah Mereka yang Menyiksa Diri Sendiri
Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya memerlukan seorang pasangan yang ada di dalam hidupnya.
BANGKAPOS.COM - Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya memerlukan seorang pasangan yang ada di dalam hidupnya.
Namun bagi beberapa orang tak semudah itu mendapatkan seorang pasangan.
Padahal berbagai cara sudah dilakukannya untuk mendapatkan seorang pasangan.
Dilansir oleh TribunWow.com dari Independent, Jumat (27/4/2018) ternyata ada alasan di balik orang yang masih belum memiliki pasangan.
Menurut seorang psikolog, seseorang yang masih sendiri atau lajang karena adanya sebuah self-sabotage atau bisa dikatakan menyiksa diri sendiri.
Ini menjadi suatu hal yang tidak disadari oleh beberapa orang yang masih lajang.
Namun menurut Melanie Schillung, seorang psikolog jika memang setiap orang memiliki hak penuh atas dirinya.
Schilling sendiri menjelaskan apa yang dimaksud dengan self sabotage menurutnya.
"Secara aktif merusak dan memblokir peluang untuk interaksi sosial atau potensi kencan. Pada dasarnya mengatakan pada dunia bahwa kamu tidak tertarik dengan sebuah hubungan secara sadar pun tidak sadar," jelasnya.
Jadi bahkan jika orang yang lajang merasa jika tidak berpikir tentang pasangan itu bisa saja muncul karena pikiran mereka sendiri.
Menurut Schilling ini tak hanya faktor dari dalam diri saja, namun faktor di luar juga.
Bisa saja faktor luar seperti lingkungan hingga hal-hal yang seharusnya tidak ada menjadi faktor dalam memiliki pasangan.
"Ini umum untuk menyalahkan faktor-faktor eksternal misalnya, 'itu terlalu dingin, saya akan mulai berkencan setelah musim dingin' atau 'ada krisi lelaki' dan inti dari kebanyakan sabotase diri adalah rasa takut," ujar Schilling di HuffPost.
Ini bisa dimengerti jika mereka yang melakukan hal seperti ini karena melindungi dirinya sendiri dari rasa luka.
Mereka merasa jika memilki pasangan bisa saj membuat mereka sakit hati nantinya.
“Seringkali ketika orang-orang secara emosional terluka di masa lalu dan takut menghadapi yang akan datang adalah hal biasa. Tapi ada perbedaan antara bersikap skeptis secara sehat dan merusak kebahagiaan Anda sendiri, ”jelas Schilling.
Namun masih banyak orang yang tanpa sadar malah merusak peluang mereka sendiri untuk mendapatkan seorang pasangan.
Schilling sendiri membaginya menjadi tiga golongan orang, yaitu tentang terlalu mencintai diri sendiri, tentang lawan jenis, dan tentang sebuah hubungan.
Menurut Schilling bagi mereka yang mendambakan seorang pasangan seharusnya segera menghilangkan pikiran tersebut.
Schilling juga memberikan cara terbaiknya agar orang-orang bisa terhindar dari pikiran seperti di atas.
"Cinta dan kesadaran diri akan menjadi langkah yang pertama dan penting untuk mengambangkan hubunagn positif," pungkasnya. (*)