Begini Bilik Penampakan 'Pelampiasan Emosi' Untuk Mahasiswa yang Disediakan Kampus Ini

BANGKAPOS.COM - Sebuah kampus memiliki cara yang unik tuk mahasiswa yang sedang mengalami tekanan.

Para mahasiswa dapat melepaskan diri tanpa khawatir dihina teman-temannya.

Pasalnya pihak kampus telah menyediakan bilik yang memungkinkan mereka 'melepaskan emosi' secara pribadi di tempat tersebut.

Seperti dilansir Tribunstyle.com dari Odditycentral, Jumat (5/4/2018), dengan tugas yang padat, ujian yang ketat, dan tantangan mahasiswa sekarang membuat kuliah makin menegangkan.

Tak terkadang kondisi itu banyak membuat mahasiswa tak mampu menahan kesediannya di kampus.

Merasa banyak tugas banyak mahasiswa terkhususnya mahasiswi menangis selepas ujian.

Banyak mahasiswa lain hal itu terlalu berlebihan.

Dari itu University of Utah (USA) membuat ruang kecil di perpustakaan kampus.

Bilik itu berfugsi melepaskan emosi mahasiswa yang ingin menangis.

Bilik itu dibuat oleh mahasiswa jurusan desain visual asal Universitas Nemi, Nemo Miller.

Lemari itu dilapisi dengan interior hitam.

Di dalamnya juga disediakan boneka binatang tuk pelukan mahasiswa.

Baik itu ujian tengah semester, dicampakkan melalui pesan teks atau hanya mengalami hari yang buruk, siswa dapat menangis dengan tenang, setidaknya selama 10 menit.

Keberadaan bilik itu ternyata tak hanya sebagai pajangan.

Benar saja ada mahasiswa yang meluapkan emosi di bilik tersebut.

Meski menjadi tempat khusus bilik ini memiliki peraturan yang harus dipahami mahasiswa lain.

Ruang ini memiliki peraturan sederhana yang ditempel di depan pintu.

Hanya satu orang yang dapat masuk dalam satu waktu.

Mahasiswa harus mengetuk sebelum masuk.

Lalu tidak boleh lebih dari 10 menit menggunakan bilik tersebut.

Mahasiswa harus segera pergi ketika lampu bilik dimatikan tanda waktu telah usai.

Baca: Pamer Perut Buncit Benarkah Dewi Perssik Hamil?, Netizen Doakan Hal Ini

Meskipun sederhana dalam desain dan tujuan, kreasi Nemo Miller telah mendapatkan cukup banyak perhatian di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Kebanyakan orang menyukai ide dan berharap fasilitas semacam itu tersedia di perguruan tinggi mana pun.

Tetapi yang lain mempertanyakan kepraktisannya terutama jika dinding tidak kedap suara.

Lagi pula, apa gunanya mengunci diri jika orang masih bisa mendengar Anda menangis?

(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)