Kisah Bintang Film Dewasa Jepang Dibayar 1,4 Miliar Tidak Dianggap Anak Hingga Tobat

Jepang menjadi salah satu negara dengan industri film dewasa paling pesat di dunia.

Editor: M Zulkodri
BBC
Ilustrasi 

BANGKAPOS.COM - Jepang menjadi salah satu negara dengan industri film dewasa paling pesat di dunia.

Banyak yang beranggapan, film dewasa sudah dianggap sebagai kebutuhan masyarakat Negeri Matahari Terbit itu.

Oleh sebab itu, persaingan dalam dunia industri film porno pun sangat ketat.

Tiap harinya selalu ada orang baru yang ingin masuk dalam industri tersebut.

Di Jepang, menjadi bintang porno adalah kebebasan setiap orang yang sudah dianggap dewasa.

Channel Asian Boss pernah mewawancarai mantan bintang porno Jepang, Emiri Okazaki.

Dalam wawancara itu, Emiri menceritakan pengalamannya menjadi seorang bintang porno.

Emiri mengawali debutnya sebagai bintang porno pada 2011, ketika usianya masih 16 tahun.

Ia juga bilang, tidak semua artis porno Jepang berasal dari kalangan pekerja seks komersial, tapi dari banyak kalangan.

Ada yang lulusan SMA, ada juga yang berasal dari keluarga berada, serta lulusan perguruan tinggi ternama.

Alasannya juga macam-macam, mulai dari mencari tambahan uang hingga penasaran terhadap industri tersebut.

Salah satu tantangan menjadi bintang porno, menurut Emiri adalah memberi tahu orang terdekatnya.

Saat menceritakannya kepada kekasihnya yang sudah bersamanya selama 5 tahun, si kekasih mengancam akan membunuhnya.

Pun begitu ketika Emiri memberi tahu ibunya.

Si ibu yang tak menerima keputusan Emiri langsung tidak menganggapnya sebagai anak lagi. Nama Emiri juga dihapus dari daftar keluarga.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved