Panasnya Perselingkuhan Putri Diana dengan Kapten James Hewitt: Semua Bermula dari Musim Panas

Panasnya Selingkuh Putri Diana dan Kapten James Hewitt: Semua Bermula dari Perjamuan di Penghujung Musim Panas 1986

Editor: Teddy Malaka
Intisari
Putri Diana - James Hewitt 

Setengah jam Diana bercerita banyak hal tentang dirinya, pun menanggapi keberadaan Hewitt sebagai pengelola istal kuda pada divisi perlengkapan. Selain menjadi staf pada unit perlengkapan AD Inggris, punya seorang ibu yang juga mengelola istal kuda pacu di Devon, Hewitt pun pengendara kuda yang andal.

//

Karena itulah Diana menyatakan minat untuk berlatih naik kuda lagi, serta-merta terdorong untuk menghapus trauma masa kecil ketika jatuh dari kuda di Park House, rumah keluarga Spencer di Norfolk.

Perbincangan pun berakhir dengan janji untuk bertemu lagi dalam program yang sudah disepakati: berlatih naik kuda.

Sesungguhnya, sejak usia 20-an, saat ia getol berlatih naik kuda dan main polo, James Hewitt telah sering berhubungan dengan keluarga istana. Beberapa kali bertemu dengan Pangeran Charles, tokoh yang sangat dikagumi dan dihormatinya, dalam jalinan kawan sesama pengendara kuda.

Awal 1981, ketika ia mewakili AD dan Pangeran Charles mewakili AL, keduanya bertemu dalam pertandingan polo. Lady Diana Spencer juga ikut menyaksikan tunangannya bertanding. Dunia mulai memperhatikan putri cantik itu.

James, yang tak punya saudara laki-laki (kedua kakak kembarnya yang 18 bulan lebih tua, perempuan, sementara ayahnya, John Hewitt, bekas anggota marinir, sering bertugas jauh sehingga ia jarang bertemu), merasa kehadiran Diana bagaikan bagian dari keluarganya.

Ia punya perasaan khusus pada Diana, sekalipun tak punya keberanian untuk mendekat secara fisik. Ketika pasangan Wales berbulan madu seusai "pernikahan dongeng" – dan James sebagai petugas keamanan, karena itu wajahnya muncul di televisi dalam acara Breakfast Time - Juli 1981, James mengirim telegram ucapan selamat.

James Hewitt tak bisa menjelaskan, apakah ucapan selamat itu dia kirimkan kepada Pangeran Charles ataukah mewakili kekagumannya kepada Diana. Mungkin juga bukan pertanda-apa-apa, karena James sebetulnya kurang sensitif terhadap wanita.

Ia jarang bergaul dengan lawan jenisnya ketika remaja. Baru punya pacar ketika berusia 19, itu pun tanpa keberanian mencium karena khawatir  akan mempermalukan si gadis.

Sepanjang waktu, seusai masa sekolah, ia mengabdi kepada ketentaraan. Namun, lewat ketentaraan pula ia merasa didekatkan dengan banyak hal dan manusia yang dikaguminya.

Suatu saat ketika piket di Istana Buckingham, misalnya, ia beberapa kali melihat Putri Wales dalam keadaan sangat biasa, tanpa tata rias dan bahkan tanpa alas kaki, bercengkerama dengan beberapa staf.

Beberapa hari setelah perbincangan sore di perjamuan, telepon di meja kerja Hewitt di barak, Knightsbridge berdering. Putri Wales menelepon, menanyakan keseriusan Hewitt untuk mengajarinya berkuda.

Hewitt menjawab penuh semangat. Sekaligus terkejut, karena beberapa hari belakangan, suara Diana selalu terngiang di telinganya. "Kalau begitu, siapkan semuanya, besok pagi kita latihan,"'kata sang Putri.

Diana berlatih bukan dalam kapasitas, jadwal, dan kesempatan dinas.  Kapten Hewitt pun ternyata instruktur yang tepat! Diana bukan lagi patung emas yang tak tersentuh, karena ia wanita biasa yang dekat dengan rasa takut, dan setiap kali mengulurkan tangan kepada Hewitt agar menahannya dari guncangan kuda.

Mulailah petualangan bagi keduanya, dan hampir selalu diakhiri dengan minum kopi bersama di mes perwira. Diana sangat suka, tanpa menyadari tiba-tiba seorang pria hadir dalam hidupnya. (Mayong Suryo Laksono – Intisari Februari 1996)

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved