Mbah Moen Ungkap Penyebaran Islam di Sarang Rembang Awalnya dari Pendakwah asal Bangka Belitung

Kota Sarang dan Bangka Belitung ternyata memiliki hubungan erat satu sama lain, khususnya sejarah penyebaran agama islam di kota santri tersebut

Penulis: M Zulkodri | Editor: M Zulkodri
Kolase. facebook
Mbah Moen ceritakan sejarah penyebaran Islam di Sarang Rembang Jawa Tengah 

Kertanegara akhirnya tewas bersama patih dan pembesar kerajaan Singasari.

Namun menantu Kertanegara, Wijaya, ternyata memutuskan untuk terus melanjutkan perlawanan.

Di Kapulungan, letaknya di utara Gunung Penanggungan, pasukan Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Jayakatwang.

Demikian juga di Rabut Carat (letaknya dekat Sungai Porong, cabang Sungai Brantas).

Namun, pada pertemuan selanjutnya di Hanyiru pasukan Wijaya kalah, bahkan ada yang memihak musuh.

Setelah itu Wijaya kalah terus, sampai pasukannya tinggal enam ratus orang.

Setelah mengalami penderitaan dalam  perjalanan melewati daerah Terung, Kulawan, Kembang Sri sampailah pasukan Wijaya yang tinggal dua belas orang itu di Desa Kudadu.

Dari desa ini Wijaya melanjutkan perjalanan menuju Madura untuk menemui Wiraraja.

Bupati ini ternyata menghormati dan setia kepada Wijaya.

Bahkan ia berusaha agar Wijaya dapat merebut kembali Singasari dari tangan Jayakatwang.

Wiraraja menyarankan agar Wijaya berpura-pura menyerah dan mengabdi kepada Jayakatwang.

Wijaya melaksanakan saran itu. Ia sampai mendapat kepercayaan penuh dari Jayakatwang.

Selama menjadi musuh dalam selimut itu Wijaya sering mengadakan kontak dengan Wiraraja dalam mengatur siasat menghimpun masukan untuk menyerang Jayakatwang.

Atas usaha Wiraraja, Wijaya boleh membuka desa di Hutan Trik dengan alasan desa itu sebagai benteng yang menahan serangan musuh melalui Sungai Brantas.

Desa Trik ini kelak menjadi tempat kerajaan Majapahit yang besar.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved