Zulkarnain Karim Meninggal Dunia

Mengenang Zulkarnain Karim, Pemimpin Legendaris Kota Timah

BABEL kembali kehilangan tokoh terbaiknya. Pada Rabu (13/11/2019) telah wafat H. Zulkarnain Karim di RSBT Pangkalpinang

IST/Kantor Penghubung Babel di Jakarta
Gubernur Babel Erzaldi Rosman didampingi istri menjenguk mantan Wali Kota Pangkalpinang Zulkarnain Karim di RSCM Jakarta, Senin (26/8/2019). 

BABEL kembali kehilangan tokoh terbaiknya. Pada Rabu (13/11/2019) telah wafat H. Zulkarnain Karim di RSBT Pangkalpinang.

Sebagai Walikota Pangkalpinang dua periode dan mantan Ketua DPD Partai Demokrat Babel, nama dan sosok H. Zulkarnain Karim sangat dikenal luas. Zulkarnain lahir pada 2 Desember 1949 di Koba Bangka Tengah. Ia merupakan anak laki-laki dari pasangan (alm) H. Abdul Karim dan (alm) Hj. Saudah.

Abdul Karim dikenal sebagai nelayan dan pemilik mobil truk yang kerap mengantarkan atau menjual ikan ke Pasar Ikan Pangkalpinang. Sosok sebagai pekerja keras ini akhirnya menjelma pada diri Zulkarnain. Apalagi sejak remaja ia telah meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu di Kota Pangkalpinang.

Di Kota Pangkalpinang, Zulkarnain sempat tinggal atau menumpang di rumah kerabatnya. Antara lain keluarga kakak iparnya Rozali di kawasan Girimaya (Bukit Intan) yang merupakan ayah dari Elvian penulis sejarah tentang Babel dan Mikron pejabat di Pemprov Babel.
Juga ia pernah tinggal di rumah keluarga (alm) Yusuf yang berada di kawasan Kampung Tengah tak jauh dari Pasar Mambo.

Saat itu Zulkarnain tercatat sebagai siswa yang dikenal pintar dan ulet di SMEP Pangkalpinang ( berubah menjadi SMEA Negeri/SMK).
Siapa sangka si anak nelayan dari Bangka Tengah itu akhirnya menjadi pemimpin yang cerdas, pemberani, dan tegas.

Dia mendapat kepercayaan dari masyarakatnya untuk memimpin Kota Pangkalpinang kedua kalinya setelah menang telak dengan mengantongi 54,87 persen suara dalam Pilwako secara langsung pada 24 Juni 2008 lalu.

Sebelum menjabat sebagai walikota, ia pernah menjadi Sekda Kota Pangkalpinang dan telah sarat pengalaman saat meniti karier di dunia birokrasi.

Lantaran memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan berani melakukan inovasi dalam membangun Pangkalpinang, maka tak hanya kalangan dari luar negeri seperti dari Malaysia dan China yang mengagumi sosok Zulkarnain.

Para tokoh nasional pun pernah menyatakan hal serupa. Bahkan ada yang mengajak Zulkarnain hijrah dari Babel untuk berkiprah di tingkat nasional.

Namun Zulkarnain memang putra daerah yang cinta berat tanah kelahirannya. Ia lebih memilih berkiprah atau totalitas membangun daerah sendiri. Apalagi kondisi daerahnya waktu itu masih membutuhkan sentuhan maupun kerja keras dari pemimpin yang tegas, cerdas, konsisten, dan peduli pada bawahannya.

Bahkan sosok Zulkarnain yang cinta Bangka-Belitung juga telah diketahui masyarakat sejak dulu. Antara lain berani tampil di depan dalam perjuangan mendirikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kendati masih menyandang status PNS (Kepala Bappeda Pangkalpinang).

Zulkarnain juga yang pertama kali dalam pertemuan masyarakat Babel di Tanjung Pesona Sungailiat melontarkan ide dibentuknya peresidium sebagai wadah perjuangan yang efektif.

Selain itu Zulkarnain juga sarat menuai prestasi dan penghargaan. Berbagai gebrakan nyata dalam pembangunan telah ia lakukan secara konsisten.

Antara lain penyelesaian Stadion Depati Amir, Stadion Indoor Depati Bahren dan Kolam Retensi Kacangpedang, Rusunawa Ketapang, Masjid Raya Tuatunu, Perumahan Tampuk Pinang Pura, Gedung Tudung Saji, Perbaikan Pasar Pagi, Bangka Trade Center (BTC), Penghargaan Adipura dan Hutan Kota, Alun-alun Taman Merdeka (ATM), dan banyak lagi pembangunan fisik lainnya.

Di bidang non fisik, tercatat adanya program pengentasan buta aksara Alquran bagi anak muslim di bawah usia 14 tahun sejak tahun 2003, program bantuan langsung tunai bagi lansia miskin, program Pangkalpinang Education Cyber City (PECC), dan program wajib belajar 12 tahun yang telah dicanangkan Wakil Menteri Pendidikan Nasional.

Tak hanya sebagai pemimpin rakyat yang telah mendapat banyak penghargaan, Zulkarnain Karim juga dikenal sebagai birokrat sejati.
Pria yang hobi memancing ini meniti tangga kariernya di pemerintahan secara perlahan namun pasti.

Dimulai dari PNS golongan I/d hingga akhirnya pensiun pada Desember 2005 dengan golongan terakhir IV/e. Semua ditempuhnya dalam kurun waktu yang panjang dan didukung penuh oleh sang isteri tercinta, Hj. Sunarsih Razak dan anak-anaknya, yakni Mukhlis Ifransyah, Laksmi Indrianti, Reza Lesmana, dan Yudhistira.

Faktor latar belakang pendidikan tampaknya relevan dengan jabatan struktural yang pernah disandangnya di Pemda Kabupaten Bangka.
Zulkarnin memulai karier sebagai Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan dan Pengawasan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Bangka (1973-1978),
Kabag Penyelengara Pemilu 1977 (1976-1978).
Kasubbag Anggaran (1981-1988)
Kabag Keuangan (1988-1993).
Kemudian melejit menjadi Kepala Dispenda (1993-1997).
1998-1999 menjabat Direktur PDAM Kota Pangkalpinang
Kepala Bappeda (1999-2001).

Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Keuangan Daerah dan merangkap Plt. Sekda Kota Pangkalpinang tahun 2001.
Sekda Kota Pangkalpinang (2001-2003) sebelum akhirnya menjabat sebagai Walikota Pangkalpinang.  

(Irwanto/Kabag Humas Pemprov Babel)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved