Nelayan Bangka Selatan Resah
Warga Desa Tanjung Sangkar Harap Pemerintah Bantu Tangani Trawl di Perairan Pulau Lepar Pongok
Permasalahan Trawl yang terjadi di Desa Tanjung Sangkar dan Desa Kumbung telah menjadi permasalahan yang tak pernah mencapai kata berakhir
BANGKAPOS.COM - Permasalahan Trawl yang terjadi di Desa Tanjung Sangkar dan Desa Kumbung telah menjadi permasalahan yang tak pernah mencapai kata berakhir karena setelah diselesaikan sekali maka permasalahan yang baru akan kembali muncul.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh seorang tokoh masyarakat, Samsul yang menghadiri diskusi bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman di Balai Desa Tanjung Sangkar pada Rabu, (11/12/2019).
Dihadapan orang nomor satu di Babel itu, Samsul menyebutkan permasalahan Trawl di Basel khususnya di Desa Tanjung Sangkar dan Desa Kumbung tiap tahun selalu ada dan timbul tenggelam.
"Kami sejak lama sudah melapor namun terasa kurang perhatian dari Pemerintah Daerah Provinsi Bangka Belitung sehingga pelaku dapat beroperasi secara bebas," ujar Samsul.
Yang menjadi permasalahan di Desa Tanjung Sangkar lanjut Samsul yaitu ketika mereka melakukan pemasangan Jaring Apung ataupun Bubu, keesokan harinya akan hilang.
Pernah pula suatu waktu, hampir setiap malam ungkap Samsul, Jaring yang dipasang warga mengalami kehilangan.
"Bahkan yang lebih parahnya lagi adalah ketika kami memasang Jaring Apung, pelaku Trawl yang ada memaksa kami untuk mengangkat Jaring kami agar operasi mereka berjalan lancar," beber Samsul.
Dulunya lanjut Samsul ada sekitar lima desa yakni Desa Tanjung Sangkar, Desa Kumbung, Desa Pulau Tinggi, Desa Pulau Panjang dan Desa Sadai bersepakat untuk melakukan penandatanganan untuk tidak melakukan Trawl tetapi kini perjanjian tersebut dianggap dilanggar karena ada aktivitas Trawl.
"Kami berharap pemerintah untuk turun tangan untuk membantu penyelesaian permasalahan ini karena telah berlarut-larut," harap Samsul.
(Bangka Pos/Jhoni Kurniawan)