BUAYA 4 Meter Muncul, Penampakannya Terlihat dari Atas Jembatan hingga Disebut Pernah Makan Manusia
Buaya kayubesi kembali menampakan wujudnya. Buaya jenis ini sebenarnya bukan satu kali namun sudah berkali-kali muncul
Penulis: Edy Yusmanto |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - BUAYA Kayu Besi bukan satu atau dua kali muncul ke permukaan.
Warga sekitar sudah sangat sering mendengar cerita keberadaan buaya Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar.
Beberapa hari terakhir, Kota Pangkalpinang dan sejumlah wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diguyur hujan.
Bagi sebagian orang di sejumlah wilayah hujan memberi berkah.
Namun bagi sebagian lainnya, hujan berpotensi bahaya.
MUlai dari banjir dan bencana alam lainnya hingga kemunculan hewan pemangsa buaya.
Baru-baru ini beredar penampakan buaya Kayu Besi.

Penampakan buaya itu memang sangat besar.
Bangkapos.com mengutip akun facebook Prosatu Rri Sungailiat bersama ProEmpat Sungailiat dan 11 lainnya membagikan beberapa foto warga melihat penampakan buaya kayu besi, Rabu (25/12/2019).
"Kemunculan Buaya di Sungai Kayu Besi Kecamatan Puding Besar membuat penasaran warga setempat dan para pengguna jalan yang terpaksa menghentikan kendaraannya, menyaksikannya di atas jembatan kayu besi Kabupaten Bangka.
Peristiwa itu, menurut warga setempat Aziz (44) kerap kali muncul apalagi setelah hujan bahkan saat kemarau sering pak, ada 4 meteran panjangnya pernah makan korban manusia" kata Azis Rabu (25/12/2019) sore di atas Jembatan Kayu Besi Kabupaten Bangka"
Setidaknya ada beberapa foto yang dibagikan.


Muncul Saat Banjir
Wilayah di empat kecamatan Kabupaten Bangka diinformasikan teredam air.
Hujan yang mengguyur sejak Rabu (27/2/2019) hingga Kamis (28/2/2019) membuat sejumlah titik di empat kecamatan tersebut terendam banjir.
Di antaranya Desa Sempan Kecamatan Pemali, Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Desa Deniang Kecamatan Riausilip dan Kelurahan Kuday Kecamatan Sungailiat.
Sejauh ini belum ada laporan soal korban jiwa.
Satu kondisi yang tergambar cukup parah yaitu di daerah Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka.
Saryudi, seorang warga Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar mengutarakan banjir sudah menjadi langganan di desanya.
Masyarakat sebenarnya sudah tak asing lagi pada kondisi seperti ini.
Dsinggung, apakah kondisi ini sudah terkategori parah, Saryudi membantahnya.
"Biasanya hampir semeter setengah
Ini belum parah," kata Saryudi kepada Bangkapos.com, Kamis (28/2/2019).
Saat diwawancarai, Saryudi sedang berada di genangan air.
Ia mengatakan kondisi terparah terjadi tahun kemarin.
Bahkan, mobil truk besar yang memiliki roda besar pun nyaris sudah tak bisa melintasi jalan lagi.
"Masih, kemarinnya masih lebih parah lagi
Tronton gik dak bise liwat
Pemukiman biaselah aktivitas e cem ni lah," jelas Saryudi.
Banjir yang melanda Desa Kayubesi kata Saryudi pernah sampai dada orang dewasa.
Kondisi ini, sempat membuat warga kelimpungan.
Apalagi, warga takut ada hewan buas yang ikut terbawa arus.
"Ada buaya yang di trans
Sampai ke ujung-ujung sanen lah
Pemukiman sampai mushola
Biase di mushola macem ni (Saryudi menunjukkan tangannya ke dada)," jelas Saryudi.
Buaya Kayu Besi
Ketakutan warga pada kemunculan buaya di Desa Kayu Besi bukan kali saja.
Tahun lalu, warga sekitar sempat dihebohkan kemunculan buaya berukuran besar.
Ukurannya mencapai empat meter dan berbobot sekitar 600 kilogram.
Predator ganas ini pun menjadi buruan warga.
Berbagai cara dilakukan warga bersama berbagai elemen untuk menangkapnya.
Alhasil, buaya tersebut bisa ditangkap.
Berikut fakta menarik terkait buaya Kayu Besi yang dirangkum Bangkapos.com :

1. Bobot 600 Kilogram
Buaya pemangsa warga Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar berhasil ditangkap. Dua pekan perburuan predator ganas ini, membuahkan hasil.
Faktanya, buaya berkelamin betina ini memiliki panjang empat meter dan berbobot sekitar 600 Kg.
2. Ditangkap Pawang Buaya
Penangkapan buaya pemangsa warga ini dilakukan oleh pawang buaya Desa Bukitlayang, Mang Syarif dan Pawang Desa Kayubesi, Mang Ademi dibantu warga setempat dan pihak kepolisian.
Buaya itu sengaja dibuat tak bergerak oleh sang pawang atau dukun, agar tidak berontak dan menyerang warga yang menontonnya.
3. Bau Amis
Berbagai persepsi soal penangkapan buaya tersebut. Ada yang menyebut buaya itu langsung mati pasca penangkapan, dan ada pula yang beranggapan buaya hanya pinsan atau tak sadarkan diri.
Namun apapun yang terjadi, yang jelas buaya dalam kondisi terikat dan menebar bau amis, dikerumuni lalat.
Kapolres Bangka AKBP M Budi Ariyanto diwakili Kapolsek Puding Besar AKP Fahruddin, Kamis (19/7) memastikan buaya itu sudah mati.
Sedangkan Kades Kayubesi, Rasyidi, justru menyebut buaya hanya pinsan atau tak sadarkan diri.
"Penangkapan buaya ini oleh masyarakat dipimpin ahlinya, yaitu Bapak Syarif (Pawang) dari Desa Bukitlayang (Kecamatan Bakam), mulai tanggal 2 Juli 2018 lalu. Hasilnya, baru pagi ini (kemarin) dapatnya," kata Kapolsek.

4. Sumbangan Sukarela
Pihak desa berharap bagi warga atau pengunjung dapat memberi uang sumbanagn sukarela yang nantinya akan disrerahkan kepada korban atau sang pawang.
"Yang jelas kita selaku aparat keamanan telah mengamankan situasi supaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat setempat," katanya.
5. Terkam Warga
Kepala Desa (Kades) Kayubesi Rasyidi menyebutkan, pawang atau dukun yakin bahwa buaya inilah yang menerkam Warga Desa Kayubesi, Mas'ud alias Bujang Et, beberapa pekan lalu di Sungai Kayubesi.
"Di sungai ini banyak buaya. Cuma istilah kami orang kampung meyakini ada jenis buaya bedukun (buaya ghaib peliharaan orang pintar). Kalau buaya bersalah, walaupun buaya bedukun, maka dukunlah yang nangkapnya," katanya
Muncul 4 Buaya
Banjir yang terjadi di Desa Kayu Besi Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka, Minggu (11/3/2018) kemarin menyisakan kekhawatiran bagi warga.
Pasalnya saat terjadi banjir tersebut warga melihat ada empat buaya yang berkeliaran di belakang rumah warga dekat kandang sapi.
Menurut Warga Desa Kayu Besi, Jawani, temannya Erson melihat langsung empat ekor buaya besar dari sungai berkeliaran dekat kandang sapi warga sehingga sapi milik warga tersebut langsung diungsikan takut dimakan buaya.
" Ada sekitar empat ekor buayanya, besar badan ukuran selebar dua papan. mereka berkeliaran dekat kadang sapi terendam banjir. Sapinya langsung dipindahkan takut dimakan buaya," ujar Jawani mengutip cerita temannya erson kepada bangkapos.com, Senin (12/3/2018).
Menurutnya setelah mendapat informasi tersebut, warga langsung melapor ke pihak kepolisian dan memberikan peringatan agar jangan pulang kerumah dulu jika air tergenang.
Takut buaya yang dimaksud masuk kerumah warga. apalagi sebagian rumah warga saat mengungsi pintunya tidak tertutup.
Pawang Bungkam Buaya
Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi ditemui di desa setempat, Kamis (19/7/2018) justru menyatakan, buaya masih hidup. Buaya itu sengaja dibuat tak bergerak oleh sang pawang atau dukun, agar tidak berontak dan menyerang warga yang menontonnya.
"Kondisi buaya ini masih hidup. Menurut dukun (pawang), buaya sengaja dibungkem dukun. Tujuannya jangan sampai bergerak. Menurut dukun satu dua hari kedepannya buaya akan mati. Buaya ini panjangnya sekitar empat meter, bobot sekitar 600 kg, jenis buaya betina," kata Rasyidi.
Rasyidi menyebutkan, pawang atau dukun yakin bahwa buah inilah yang menerkam Warga Desa Kagubesi, Masud alias Bujang Et, beberapa pekan lalu.
"Di sungai ini banyak buaya. Cuma istilah kami orang kampung meyakini ada jenis buaya bedukun (buaya gaib peliharaan orang pintar). Kalau buaya bersalah, walaupun buaya bedukun, maka dukunlah yang nangkapnya," katanya.
Ditanya soal buaya terbesar yang ada di Sungai Kayubesi? Rasyidi menyebutkan ukuran panjangnya ada yang mencapai sepuluh meter. Namun buaya besar seperti itu diyakini sebagai buaya ghoib atau buaya dukun, seperti yang dimaksud.
"Buaya terbesar atau terpanjang di Sungai Kayubesi mencapai sepuluh meter. Tapi itu buaya dukun, buaya asal dulu, dan gak pernah ganggu orang. Dulu sungai ini bagus, jernih. Sekarang sudah dangkal karena adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan besar," katanya.
(Bangkapos.com/Edy Yusmanto)