Imlek 2020
Ketua Yayasan Kwan Tie Miau Jelaskan Makna Kue Kerajang, Pantang Dihidangkan Bila Keluarga Berduka
Ketua Yayasan Kwan Tie Miau, Hendri Kurniawan mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek ini dimulai pada hari pertama dan bulan pertama.
Penulis: Sela Agustika | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tahun Baru Imlek menjadi momen terpenting bagi masyarkat Tionghoa.
Ketua Yayasan Kwan Tie Miau, Hendri Kurniawan mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek ini dimulai pada hari pertama dan bulan pertama.
Ia mengatakan, adapun persiapan-persiapan sebelum perayaan imlek, seperti bersih-bersih.
"Bersih-bersih ini bertujuan untuk membuang semua hal yang kurang baik," ujarnya.
Selain itu, dengan bersih-bersih ini memberi rezeki baru dan membuat masa depan menjadi lebih baik lagi.
Merah menjadi warna keberuntungan, kebekahan dan membawa rezeki, sedangkan warna kuning sendiri menjadi warna hoki.
Ia mengatakan, perayaan Imlek ini sangat terkenal dengan kue keranjang. Kue keranjang ini merupakan kue khas yang ada ketika Imlek.

"Kue tersebut hanya ada pada saat Imlek saja yang dibikin sedemikian rupa dan rasanya manis. Sedangkan pada hari biasanya kue kerajang ini tidak ada," ungkap Hendri
Kue keranjang dipercaya sebagai simbol kebersamaan dan bersatu. Sedangkan untuk rasa manisnya membawa kebaikan.
Selain itu, kue keranjang ini tahan lama dan bisa dimakan dalam jangka waktu yang lama.
Bahan kue keranjang terdiri dari tepung beras, gula dan air. Proses pembuatan kue keranjang ini, pertama tepung beras dialusin dan dikeringkan, kemudian baru diadon dengan gula.
Setelah itu adonan tersebut dimasukkan ke dalam wadah dan ditim.
"Proses tim pada pembuatan kue keranjang ini memerlukan waktu belasan jam dan oerlu ketelitian dan ketabahan supaya betul-betul matang," ujar Hendri
Akan tetapi jika ada duka di keluarganya, maka kue keranjang tersebut tidak boleh ada di rumahnya.
"Jika pada keluarga tersebut sedang mengalami duka, kue yang ada bisa diserahkan ke keluarganya, " kata Hendri
(Bangkapos.com/Sela Agustika)