Virus Corona

Wabah Corona Membuat 4.078 Warga Indonesia Batal Umrah, 1.685 Sedang di Perjalanan Terpaksa Pulang

Jumlah ini terdiri dari 2393 jemaah yang belum diberangkatkan dan 1.685 yang tertahan di negara transit sebelum tiba di Arab saudi, seperti Istandbul

Editor: Teddy Malaka
BANGKA POS/RESHA JUHARI
SESI WAWANCARA - Menteri Agama RI, Fachrul Razi dalam sesi wawancaranya dengan stasiun televisi di Novotel Bangka, Jumat (28/2/2020). Dalam wawancaranya, Menteri Agama RI, Facrul Razi menyebutkan ada sebanyak 4078 jamaah umrah Indonesia yang gagal menjalankan umrah setelah Arab Saudi mengumumkan penangguhan sementara visa umrah dan wisata ke negaranya guna mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Sebanyak 4.078 warga Indonesia batal melaksanakan umroh pasca kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara izin umrah bagi seluruh negara. Sebanyak 1.685 warga di antaranya terpaksa dipulangkan saat dalam perjalanan dan transit ke Makkah.

Mewabahnya Virus Corona membuat Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan penghentian sementara izin umrah (umroh) bagi seluruh negara, termasuk juga untuk Indonesia.

Kebijakan mengejutkan ini berdampak bagi Indonesia. Sebagai negara mayoritas Islam, kebijakan ini pun membuat warga yang berencana berangkat umrah terpaksa dibatalkan.

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Fachrul Razi mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap tenang menyikapi permasalah penundaan keberangkatan ibadah umrah ke Arab Saudi.

"Masyarakat tetap tenang, kalau mereka tetap punya keinginan mau berangkat pasti akan diberangkatkan setelah ada kepastian dari Arab Saudi tentang penghentian sementara ini," tutur
Fachrul Razi saat konfrensi pers, di Novotel Bangka, Jumat (28/06/2020) malam

Menag menyebutkan, jemaah yang tertunda berangkat sebanyak 4.078.

Jumlah ini terdiri dari 2393 jemaah yang belum diberangkatkan dan 1.685 yang tertahan di negara transit sebelum tiba di Arab saudi, seperti Istandbul dan lainnya.

Dia menjelaskan, ketika mendengar pengumuman penghentian sementara ini, Kemenlu langsung bernegosiasi dengan pihak Arab Saudi, agar jamaah yang sudah diberangkatkan bisa melanjutkan ibadah kembali.

"Semua yang diberangkat bisa mendarat di Jedah dan Madinah, setelah dicek kesehatannya bisa melanjutkan ibadah disana. Namun demikian, ada sebagian yang tidak langsung ke Suadi Arabia tapi transit di negara ketiga, Istanbul dan sebagainya, dan tidak boleh lagi lanjut ke Saudi Arabia sejumlah 1.685 jamaah yang tertahan di negara ketiga," jelasnya

Saat ini, lanjutnya, Kemenlu juga masih terus melakukan negosiasi dengan pihak Arab Saudi untuk masyarakat Indonesia tetap bisa berangkat dan menjalankan Ibadah di Arab Saudi.

"Menlu sudah minta supaya ada penjelasan atau klarifikasi dari Saudi Arabia, tapi sqya belum ada kontak lagi dengan buk Menlu seperti apa jawabanya," ujarnya

Dia berharap, pemerintah Arab Sauadi tidak terlalu lama memberlakukan kebijakan penundaan keberangkatan jamaah umrah dari Indonesia ini.

Fachrul Razi menilai Arab Saudi juga punya kepentingan terhadap umrah dan ziarah.

"Umrah ini tidak akan dihentikan kalau tidak ada alasan yang kuat untuk dihentikan," tutupnya. 

Tak Bisa Mencampuri

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pelarangan sementara untuk ibadah umrah demi membatasi penyebaran virus corona dari beberapa negara.

Karena kebijakan tersebut pula, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD membatalkan ibadah umrahnya.

Saat berkunjung ke Bangka Belitung, Mahfud MD mengatakan batal melaksanakan ibadah umrah karena adanya kebijakan Pemerintah Arab Saudi.

Hal tersebut, Mahfud MD sampaikan, dalam kunjunganya ke Keuskupan Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, pada Kamis (27/2/2020) siang.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan, awalnya berencana ingin melaksanakan ibadah umrah dua minggu lagi.

"Menurut saya (kebijakan itu) bagus, saya mau berangkat umrah dua minggu mendatang, terpaksa tidak jadi,"jelas Mahfud MD di sela kunjunganya di Keuskupan.

Ia menambahkan, Pemerintah Arab Saudi saat ini menutup sementara tempat wisata dan umroh

"Itu kebijakan Arab, ditutup wisata dan umroh nya karena itu untuk kebaikan, setuju, saya setuju, karena Corona,"ujarnya

Mahfud MD menambahkan, kebijakan terkait larangan umrah itu merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi sehingga Pemerintah Indonesia tidak bisa ikut campur.

"Kebijakan Pemerintah Arab saudi, negara lain tidak boleh ikut campur,"tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, Mulyono, mengatakan terkait jamaah asal Babel yang melaksanan Umrah atau Haji pengawasan terdapat di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan dokter yang menemani para jamaah haji.

"Tentunya setiap ingin pergi keluar negeri dan datang dari luar Negeri, KKP menerapkan standar bila ingin berpergian, tentunya dalam hal jemaah haji ada dokter yang menemani, dan umroh juga sesuai standar ada, disuntik vaksin miningitis sebelum haji dan umroh,"jelas Mulyono

Ia menambahkan, dalam melakukan perjalan ke luar Negeri pintu masuk suatu Negara selalu dijaga dan diawasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk mencegah dan penyebaran virus Corona. 

Arab Saudi Cegah Corona 

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan pengumuman penangguhan pelaksanaan umrah di Mekah serta kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah untuk sementara waktu.

Pengumuman tersebut diterbitkan untuk mencegah penyebaran wabah corona virus atau COVID-19 yang belakangan meluas hingga ke Timur Tengah dan untuk mencegah wabah masuk ke wilayah kerajaan.

Lewat cuitan Kementerian luar negeri (Kemlu) Arab Saudi berbahasa Inggis, Rabu (26/2/2020), di twitter diterangkan visa turis dari negara dimana COVID-19 tengah merebak, sementara waktu ditangguhkan.

Kebijakan penangguhan juga diberlakukan bagi mereka yang ingin bepergian dari dan menuju ke negara kerajaan itu dengan menggunakan kartu identitas nasional.

Dalam keterangan tersebut, pemerintah Arab Saudi memberikan pengecualian kepada warga Arab Saudi yang sedang berada di luar negeri, yang ketika meninggalkan negara itu menggunakan kartu identitas nasional.

Begitu pula warga negara-negara Dewan Kerjasama Teluk yang masuk ke Arab Saudi menggunakan kartu identitas nasional dan kini ingin kembali ke negara masing-masing, masih diperbolehkan untuk memasuki wilayah negara pengekspor minyak tersebut.

Arab Saudi, dalam keterangannya di twitter juga menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara dan akan kembali dievaluasi oleh pihak berwenang.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menyerukan kepada warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara di mana wabah virus korona saat ini sedang meluas.

Terus Meluas, Ini Daftar 44 Negara yang Konfirmasi Kasus Virus Corona

Penyebaran virus corona terus meluas ke berbagai negara, setelah mewabah di China sejak akhir Desember 2019.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran virus yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini, termasuk menemukan obat dan cara penyebaran.

Saat kasus di China menurun dalam sepekan terakhir, kasus terinfeksi virus corona justru melonjak di sejumlah negara seperti di Korea Selatan dan Italia.

Sejauh ini, virus corona telah menginfeksi 81.322 orang dengan 2.770 kasus kematian.

Angka kematian masih paling banyak terjadi di China.

Per Kamis (27/2/2020) pagi pukul 07.00 WIB, sebanyak 44 negara mengonfirmasi adanya virus tersebut di negaranya.

Berikut daftar negara yang telah mengonfirmasi ada kasus positif terinfeksi virus corona:

1. China: 78.157 kasus

2. Korea Selatan: 1.261 kasus

3. Italia: 401 kasus

4. Jepang: 178 kasus

5. Iran: 139 kasus

6. Singapura: 93 kasus

7. Amerika Serikat: 59 kasus

8. Thailand: 40 kasus

9. Bahrain: 33 kasus

10. Taiwan: 32 kasus

11. Australia: 22 kasus

12. Malaysia: 22 kasus

13. Jerman: 19 kasus

14. Perancis: 18 kasus

15. Vietnam: 16 kasus

16. Spanyol: 13 kasus

17. UEA: 13 kasus

18. Inggris: 13 kasus

19. Kanada: 11 kasus

20. Irak: 5 kasus

21. Oman: 4 kasus

22. Filipina: 3 kasus

23. Kroasia: 3 kasus

24. India: 3 kasus

25. Israel: 2 kasus

26. Rusia: 2 kasus

27. Lebanon: 2 kasus

28. Finlandia: 2 kasus

29. Swedia: 2 kasus

30. Pakistan: 2 kasus

31. Austria: 2 kasus

32. Afghaanistan: 1 kasus

33. Nepal: 1 kasus

34. Kamboja: 1 kasus

35. Norwegia: 1 kasus

36. Aljazair: 1 kasus

37. Belgia: 1 kasus

38. Georgia: 1 kasus

39. Macedonia Utara: 1 kasus

40. Swiss: 1 kasus

41. Brazil: 1 kasus

42. Mesir: 1 kasus

43. Yunani: 1 kasus

44. Sri Lanka: 1 kasus

Kasus baru

Pada Rabu (26/2/2020) malam waktu setempat, Pakistan mengonfirmasi dua kasus pertama virus corona.

Melansir Reuters, Kamis (27/2/2020), Pemerintah Pakistan menyebutkan, dua pasien tersebut baru-baru ini bepergian ke Iran.

Salah satu pasien yang dites di Kota Karachi, telah menghabiskan tiga hari di kota suci Iran, Qom, bersama dengan 28 peziarah lain, sebelum kembali ke Pakistan pada 20 Februari 2020.

(Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami/Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh/Bangkapos.com/ Andini Dwi Hasanah)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dihantui Virus Corona, Pemerintah Saudi Tangguhkan Kedatangan Jamaah Umrah, dan Kompas.com dengan judul "Terus Meluas, Ini Daftar 44 Negara yang Konfirmasi Kasus Virus Corona"

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved