Pendaki Bukit Maras Hilang
Mahasiswa yang Hilang di Bukit Maras Akhirnya Ditemukan, Ia Salah Jalan Setelah dari Air Terjun
Mahasiswa yang Hilang di Bukit Maras Akhirnya Ditemukan, Ia Salah Jalan Setelah dari Air Terjun
Penulis: Yuranda | Editor: Teddy Malaka
Selain pendaki lokal, Bukit Maras ini juga kerap dikunjungi oleh wisudawan atau pendaki internasional.
Seperti dari india, Yunani, dan Jepang, mereka ke sini dengan tujuan meneliti kupu-kupu dan melakukan penelitian lainnya.
"Ada juga pendaki dari luar negeri pernah kesini dari India, Yunani dan Jepang yang sempat meneliti kupu-kupu," katanya.
Sementara itu para pendaki dari luar Pulau Bangka juga kerap datang untuk sekedar mendaki Bukit ini, seperti dari daerah lain paling banyak dari Jawa Tengah dan Bekasi.
"Kami juga menyediakan pemandu untuk menunjukan arah mereka, kadang kami juga menawarkan barang bawaan mereka sampai ke atas," tutupnya.
Misteri Naga dan Atok Putih
Di Bukit Maras tersimpan keindahan alam yang cukup menyita perhatian.
Selain hutan yang terjaga, di lembahnya terdapat beberapa lokasi air terjun.
Kepala Desa Berbura tahun 2016, Asmiati mengatakan pengunjung banyak yang tidak mentaati aturan adat Desa Berbura.
"Misalnya, kalau cewek yang sedang kena men (menstruasi, datang bulan) sebaiknya menunda dulu untuk tidak masuk ke lokasi air terjun atau naik ke bukit, terkecuali memang mendesak harus naik karena kepentingan kerja atau studi, itu nggak apa-apa, tapi kalau nggak mendesak lebih baik jangan naik dulu lah," kisah Kades Berbura Asmiati kepada bangkapos.com, Selasa (10/5/2016).
Dikatakan Asmiati, wanita yang sedang datang bulan, secara adat memang dari dulu tidak diperbolehkan masuk ke Maras.
"Sebenarnya itu pantangan, karena orang yang sedang haid kan badannya kotor, itu nggak boleh masuk ke sana, kalau hanya sekedar mau main, tapi kalau mendesak karena urusan kerja dan studi, insyaallah nggak apa-apa," jelasnya.
Asmiati mengungkapkan, berbuat tidak senonoh, berkata kotor, mesum di saat masuk dan berada dalam lingkungan Bukit Maras, adalah pantangan yang sering dilanggar pengunjung, terutama anak-anak muda.
Sebenarnya, pantangan itu ada benarnya kalau ditaati, tujuannya untuk menjaga local wisdom (kelestarian lokal) di hutan tersebut.
"Kalau sudah mentaati aturan adat, tapi mengalami musibah, ya itu bukan kehendak manusia lagi," tandas Asmiati.
Ini di antara syarat masuk ke Bukit Maras:
1. Kalau perempuan yang sedang datang bulan, jangan masuk dan main di Maras, kalau memang tidak mendesak.
2. Anak-muda yang naik, kuatkan niat untuk melihat alam, bukan menyalahgunakan kegiatannya untuk hal-hal negatif dan berbuat senonoh, mesum.
3. Tidak boleh membakar segala hewan berdarah, seperti ayam, di kawasan terlarang Maras.
4. Boleh membawa lauk ayam, tapi dengan syarat tulang-tulangnya dikumpulkan dan di bawa keluar daerah laragan.
5. Syarat utama kalau mau masuk, harus memakai isi resam baik dipakai untuk gelang atau kalung.
NB" Keterangan Kades Berbura Asmiati.
Kisah mistis Naga
Bukit Maras sebagai puncak tertinggi di Pulau Bangka terkenal kental dengan hal-hal berbau mistis.
Bahkan kebakaran yang melanda kawasan tersebut yang terjadi pada OKtober 2016lalu diselimuti kisah mistis.
"Ada warga yang melihat tiga naga keluar dari Maras sebelum kebakaran," kata Kadus Buhir Desa Berbura Karnadi.
"Di tempat kita ada juga warga yang mimpi melihat Maras terbelah dua dan mengeluarkan api," ungkap Karnadi.
Menurutnya, saat kebakaran melanda kawasan lereng bukit Maras hingga dekat permukiman warga Dusun Buhir, warga melihat sosok ular naga yang seakan-akan mengejar manusia.
"Naga itu seolah-olah mengejar manusia. Warga melihatnya jelas lengkap dengan mata dan kumisnya," ucapnya.
Atok Putih
Selian adanya kisah penampakan naga di Bukit Maras, di kasawan tersebut juga ada kisah mistis lainnya.
Kawasan hutan konservasi bukit Maras yang terbakar pada Oktober tahu lalu itu, bagi masyarakat Pulau Bangka kaya akan mitos dan kisah mistis.
Saat kebakaran kian meluas ke pemukiman penduduk di Dusun Buhir Desa Berbura tepatnya di bukit Pasir Putih, ada kisah tersendiri untuk bukit tersebut.
Warga setempat menyebutnya bukit Pasir Putih lantaran sering melihat ada benda putih di bukit tersebut.
"Sering ada penampakan benda putih atau orang nyebutnya atok putih," ungkap salah seorang warga Buhir saat memantau kebakaran yang melanda Bukit Pasir Putih di tahun lalu.
Di Bukit Maras sendiri disebut-sebut ada benda ajaib bernama buluh perindu hingga hewan buas yang disebut cindai dan beragam mitos lainnya.(yik/wan/yuranda)