Pasutri Sulit Mendapatkan Anak, Coba Rutin Konsumsi Alpukat, Tapi Begini Cara Penyajiannya

BANGKAPOS.COM,- Setiap pasangan menikah pastinya ingin segera mendapatkan anak.

Berbagai cara dilakukan untuk bisa segera mendapatkan anak.

Tak sedikit pasangan menikah sulit untuk mendapatkan anak. 

Bertahun-tahun menikah tak juga dikaruniai anak.

Ada sebagian yang mendatangi dokter spesialis kandungan sebagai upaya mendapatkan anak.

Berbagai macam asupan makanan serta gizi peningkat hormon agar hamil pun dikonsumsi.

Hasilnya ternyata nihil, belum juga mendapatkan anak.

Bagi yang memiliki modal besar, atau uang banyak tentunya bisa menempuh cara lain.

Seperti melakukan proses kehamilan buatan atau dikenal dengan bayi tabung.

Bagaimana jika kehadiran buah hati tak kunjung datang juga?

Perlu diketahui, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi cepat atau lamanya kita dikaruniai buah hati.

Misalnya adalah kesuburan dan kesehatan pasangan suami istri itu sendiri.

Namun, jangan khawatir berlebihan.

Disamping program kehamilan secara medis yang bisa dilakukan, masih ada cara-cara alternatif yang bisa kita lakukan.

Bukan sembarang cara, tapi hanya memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di dapur kita.

Salah satu cara untuk bisa membantu kita untuk meningkatkan kesuburan dan membuat kehamilan terjadi secara natural adalah dengan mengonsumsi menu berikut ini:

Anda tertarik? Cobalah resep berikut:

Bahan yang dibutuhkan:

3 sendok makan alpukat yang sudah dihaluskan

1 sendok makan olive oil

Cara membuat:

Masukkan seluruh bahan ke sebuah mangkuk, lalu aduk perlahan

Konsumsi campuran ini setiap hari setelah makan malam, selama 3 hingga 4 bulan

Alpukat kaya akan kandungan Omega-3 yang bisa meningkatkan kualitas sel telur perempuan sehingga lebih optimal dan mudah dibuahi.

Olive oil sendiri kaya akan vitamin E yang menstimulasi produksi progesteron di tubuh perempuan.

Sementara, mengonsumsi resep ini, kita harus sadar untuk melakukan pola makan yang sehat dan juga olahraga teratur.

Jangan lupa untuk menjauhi faktor-faktor pemicu stres dan tetap melakukan hubungan seks terutama saat sedang masa subur.