Kisah Hashshashin, Pembunuh Terampil Mengerikan yang Sarat Mitos dan Legenda

Dia menceritakan tentang seorang pemimpin misterius, Pak Tua Gunung, yang memimpin sekte prajurit yang tinggal

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
Nationalgeographic.co.id
Hashshashin 

Panggilan Baru

Dikutip dari wikipedia, Hassasin, bahasa Arab الحشاشين, transliterasi "Al-Hasyasyiin", (juga disebut Hasyisyin, Hasyasyiyyin, Hasysyasyin atau Assassin) adalah salah satu cabang dari Syi'ah Ismailiyah. Mereka mendirikan beberapa pemukiman di Iran, Irak, Suriah dan Lebanon di bawah pemimpin karismatik Hasan-i Sabbah.

Mereka mengirim orang yang berdedikasi untuk membunuh pemimpin penting Sunni, yang dianggap mereka sebagai "kaum kafir perebut takhta."

Sekte ini menyebut dirinya al-Da'wa al-Jadīda, dari bahasa Arab yang artinya panggilan baru, kebalikan dari slogan kelompok Fatimiyah panggilan lama. Nama Hasyasyin oleh beberapa orang diartikan sebagai pengikut Hassan (pemimpin kelompok persia ini yang bernama Hassan-i Sabah).

Istilah Hasysyin secara luas juga dianggap berasal dari kata bahasa arab Hasysyasy yang artinya pemakai candu (hashish), meskipun ini masih diperdebatkan. Variasi terkini tentang teori ini, dijelaskan oleh Edward Burman, bahwa julukan tersebut diberikan oleh para pengkritik kelompok Nizari yang mencurigai kelompok rahasia ini, serta pelaksanaan konsep filosofi dan teologi mereka yang heterodoks.

Penggunaan zat-zat psikoaktif (terutama Cannabis) oleh para cendekiawan saat ini dianggap sebagai mitos, tetapi harus diingat bahwa mitos tersebut sangat populer pada zaman itu. Julukan itu bisa juga berasal dari kata "mereka yang menghasilkan hashish", meski etimologi ini juga diperdebatkan.

Kata hashish (kemungkinan berasal dari bahasa Persia) merujuk pada getah yang berasal dari bunga kanabis. Panadangan umum ini bisa jadi memengaruhi pendapat para pelaku perang salib, dan tentunya juga kisah perjalanan Marco Polo ke benteng Alamut pada tahun 1273 juga menyebutkan tentang hal ini.

Karena salah satu atau kedua sumbar inilah kata 'assasin' yang telah artinya telah terdistorsi masuk ke dalam kosakata bahasa Barat.

Meskipun demikian, etimologi yang paling diterima mengenai kata assasin adalah dari kata Hassan (Hassan-i Sabbah) dan pengikutnya, dan begitu adanya selama berabad-abad.

Keriuhan di sekitar versi Hasish dimulai oleh seorang orientalis bangsa Prancis, Silvestre De Sacy, yang pada tanggal 7 juli 1809 mengadakan kuliah di Institute of France, dia mengutip kembali kisah Marco Polo tentang narkotika & sekte ini, serta menghubungkannya dengan kata ini.

Herannya teori ini mendapatkan kesuksesan yang sangat besar, dan masih digunakan hingga saat ini.

Banyak cendekiawan berargumen, dan dengan sangat meyakinkan, bahwa julukan 'pemakan hashish' atau 'pengambil hashish' diberikan oleh lawan dari kelompok Ismaili dan tidak pernah digunakan dalam kisah-kisah atau sumber-sumber muslim. Karenanya istilah ini diartikan secara negatif sebagai 'musuh' atau 'orang-orang yang tidak terhormat'.

Pengertian istilah ini berlaku hingga zaman modern sebagaimana kata Hasyashin di Mesir pada tahun 1930-an yang berarti 'berisik atau rusuh'.

Sangatlah tak mungkin Hassan-i Sabbah yang taat terlibat dalam pengambilan narkotik, tidak disebutkan adanya narkotik hashish terkait para pembunuh Persia ini, khususnya di perpustakaan Alamut (the secret archives),[3] dan menyebut mereka hash-ishiyun, "penyedot hashish".

Beberapa orientalis mengira ini adalah asal dari kata assassin, yang dalam banyak bahasa Eropa artinya lebih mengerikan, tetapi kenyataannya berbeda.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved