Berita Pangklapinang

Makan Sedikit Tetap Gemuk? Ini Penyebabnya Kata Dokter Gizi

Dokter Gizi Klinik RSUD Depati Bahrin Sungailiat, dr Sophika Umaya mengatakan hal tersebut dapat disebabkan berbagai faktor.

Penulis: Cici Nasya Nita |
Istimewa/Sophika Umaya
Dokter Sophika Umaya, Dokter Gizi Klinik RSUD Depati Bahrin Sungailiat. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kadang kala ketika mengonsumsi makanan dengan porsi sedikit, namun berat badan terus naik (gemuk).

Dokter Gizi Klinik RSUD Depati Bahrin Sungailiat, dr Sophika Umaya mengatakan hal tersebut dapat disebabkan berbagai faktor.

"Diantaranya, tidak tepatnya asupan energi, baik dari kuantitas maupun kualitasnya, tidak tepatnya pengeluaran energi dari aktivitas fisik, atau bisa juga disebabkan genetik, serta faktor metabolisme tubuh," ujar dr Sophika, Rabu (23/9/2020).

Lebih lanjut, ia menyebutkan penyebab utama terkait dengan asupan energi yang tidak tepat, biasanya karena pengaturan diet yang tidak tepat.

Banyak yang masih beranggapan keliru bahwa untuk menurunkan berat badan, maka harus melakukan diet, yang artinya harus mengurangi porsi makan. Hal inilah yang harus diluruskan.

"Penekanannya adalah diet is not eat less, but diet is eat right. Mengatur pola makan itu bukannya tidak makan, bukan sekadar mengurangi makan saja tanpa mengetahui ukuran yang seharusnya," jelas dr Sophika.

Bisa jadi merasa sudah mengurangi porsi makan, padahal kalori yang terkandung di dalam porsi makan yang tampak kecil tersebut ternyata cukup besar, karena mungkin perbedaan cara masaknya, misalnya dengan digoreng, maka kalori suatu makanan tersebut menjadi hampir dua kali lipatnya ketimbang makanan yang direbus dan dikukus.

Bahkan komposisi dari bahan makanan tersebut yang merupakan makanan tinggi lemak, makanan olahan, instan, junk food dan sebagainya, atau mungkin porsi makan dikurangi.

Namun tetap mengonsumsi minuman manis yang tentunya juga meningkatkan jumlah kalori.

"Penekanan lainnya adalah diet tidak hanya soal bagaimana menjadi kurus, bukan hanya sekedar angka yang tertera pada timbangan, tetapi bagaimana agar mendapatkan komposisi tubuh yang ideal, yakni massa otot dan massa lemak yang sesuai," kata dr Sophika.

Ia menambahkan bisa jadi berat badan cenderung naik, tapi bila dilihat berdasarkan alat pemeriksaan komposisi tubuh, kecenderungan massa ototnya yang meningkat, sedangkan massa lemaknya menurun.

Tentu hal ini merupakan hasil yang baik, meskipun timbangan berat badannya cenderung tetap atau bahkan meningkat dari sebelum diet.

Jadi tujuan program penurunan berat badan pada obesitas adalah untuk menurunkan massa lemak, serta mempertahankan atau meningkatkan massa otot.

Penyebab lain yang sering adalah kurang aktivitas fisik, kecenderungan generasi mager yakni malas bergerak.

"Jadi, terkait peningkatan berat badan, tidak hanya makanan yang harus diperhatikan, tetapi aktivitas fisik yang merupakan sumber pengeluaran energi juga harus ditingkatkan," tutur dr Sophika.

(*)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved