Buaya Ini Sudah Tak Ada Harga Diri Lagi, Diangkut dan Diduduki di Motor, Ini Reaksi Netizen
Sebuah video yang menunjukkan seekor buaya diangkut menggunakan motor lalu diduduki begitu saja viral di media sosial.
BANGKAPOS.COM - Sebuah video yang menunjukkan seekor buaya diangkut menggunakan motor lalu diduduki begitu saja viral di media sosial.
Reptil yang dikenal ganas itu sepertinya sudah tak berdaya lagi.
Netizen Indonesia yang melihatnya mungkin akan bergumam bahwa buaya tersebut seperti sudah tak ada harga diri lagi.
Tapi seperti apa sebenarnya kisah buaya ini?
Sebelumnya, di media sosial beredar video viral seorang pengendara motor nekat beraksi hingga dibicarakan publik ramai.
Video berisi penampakan seorang pria yang menangkap buaya tapi dibawa pakai motor.
Aksi pria satu ini berhasil mencuri perhatian para pecinta hewan pada akhirnya.
S

Peristiwa itu berawal dari sebuah video yang tersebar di media sosial sejak Minggu (29/9/2020).
Dikutip TribunJatim.com dari Daily Star via Intisari, berawal dari klip yang direkam di Navolato, Meksiko.
Dalam video itu awalnya ada dua pria mengangkat seekor buaya dewasa - kira-kira sepanjang 2,5 meter keluar dari danau dengan tali.
Salah satu pria berkata kepada temannya:
"Tarik! Tarik! Ini sangat berat."
Dalam adegan berikutnya, buaya besar itu terbentang di sepanjang sepeda motor.
Lalu, pengendara sepeda motor mengangkangi tubuhnya dan tampak pamer kepada pengguna jalan lainnya.
Diyakini bahwa pasangan tersebut membius buaya serta mengikat moncong dan tubuhnya sehingga mereka dapat mengangkutnya dengan sepeda motor tanpa digigit.
• Kasus Buaya Seret Tubuh Warga, Anak dan Istri Menjerit Lihat Korban Dibawa ke Dalam Sungai
Tetapi itu masih sangat ceroboh.
Rekaman itu menjadi viral di media sosial dan dikutuk secara luas oleh pecinta satwa liar.
Seorang pengguna Facebook berkomentar:
"Manusia adalah hal terburuk yang pernah terjadi di planet ini. Menjijikkan."
Orang kedua berkata:
"Binatang! Saya harap buaya menggigit lengan atau kakinya."
Kedua pria dalam video tersebut belum diidentifikasi oleh pihak berwenang setempat dan lokasi buaya saat ini juga tidak diketahui.
Polisi Navolato masih menyelidiki masalah tersebut.
Jika terbukti bersalah, hidup pelaku pun pada akhirnya akan sangat terancam.
Pelakunya tentu bisa menghadapi hukuman di pengadilan antara satu hingga sembilan tahun penjara.
Tentu saja hal itu terkait aksi mencuri buaya dengan tambahan tiga tahun lagi karena melakukannya di kawasan lindung.
Spesies yang paling banyak diperdagangkan di Meksiko adalah macaw, toucans, monyet, ocelot, tarantula dan reptil, menurut surat kabar Infobae.
Tidak jelas apa tujuan para penyelundup itu untuk buaya,
Tetapi beberapa orang mencoba memeliharanya sebagai hewan peliharaan dan mereka juga dikonsumsi sebagai daging eksotis dan memanfaatkan kulitnya.
Kisah Buaya Kayubesi
Beberapa waktu lalu, pemandangan mirip sempat terlihat dalam sebuah foto yang ikut viral di media sosial.
Seekor buaya menjadi perbincangan hangat warga Desa Kayubesi.
Buaya yang memiliki panjang 4,8 meter dengan bobot sekitar setengah ton, berusia 112 tahun dibunuh.
Buaya jenis kelamin jantan itu dibunuh setelah memakan seorang warga Desa Kayubesi.
Sebelum dibunuh, buaya tersebut dipancing sang pawang, Mang Ademi (60).
• Buaya Raksasa 5,46 Meter Sulit Ditaklukan, Dukun Datang, Benda Kecil Ini Jadi Kunci Penaklukan
Pasalnya, reptil yang hidup di dua alam itu kerap menerkam penduduk lokal.
Sang buaya memiliki usia yang tidak lagi muda.
Buaya berusia 112 tahun akhirnya tewas setelah dilumpuhkan akibat menerkam seorang warga.
Menurut kepercayaan orang setempat, buaya tersebut harus dibiarkan mati sendiri sesuai adat.
Buaya besar tapi ompong nan ganas berusia satu abad itu sempat mengamuk di hadapan sang pawang, Mang Ademi (62).
Saat mengamuk, Mang Ademi si pawang buaya sempat mengusap-usap reptil tersebut hingga reptil tersebut tenang.
Kepala Desa (Kades), Kayubesi Rasyidi diwakili Sekdes Junaidi kepada Bangka Pos, Rabu (5/8/2020) memastikan kabar ini.

Bangkai buaya ini diangkut menggunakan alat berat untuk dikubur ke sebuah tempat.
Sebelum dikuburkan, pawang memotong leher buaya agar kepala dan tubuh terpisah lalu dikuburkan secara terpisah.
"Lah mati semalam (buaya sudah mati malam tadi -red). Dipotong terpisah kepalanya dan dikubur terpisah di tepi sungai," kata Junaidi
"Kami tangkap buaya ini menggunakan pancing nomor satu pakai tali rotan umpan tupai."
"Buaya ini ditangkap di Sungai Kayubesi, arah Ilir perbatasan (Dusun) Limbung (Merawang)."
"Umur buaya ini diperkirakan 112 tahun, panjang 4, 80 meter, berat sekitar setengah ton, lebar tiga keping papan," kata pawang buaya, Mang Ademi (60) ketika ditemui Bangka Pos, Selasa (4/8/2020) di Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar Bangka, pasca penangkapan buaya.
• Siswa SMP Pukul Kepala Buaya Muara Sehingga Gigitan di Leher dan Pinggangnya Itu Terlepas
Keyakinan Mang Ademi pada buaya tersebut sebagai pemangsa antara lain parameternya, terlihat karena buaya ini sudah tak bergigi lagi (ompong).
"Giginya ompong karena diperkiraan sudah sering menerkam orang."
"Buaya ini diperkirakan berasal dari arah Sungai Baturusa."
"Masih ada satu lagi buaya yang akan kita pancing, karena diperkirakan bakal mengganggu manusia," kata Mang Ademi.
Mengenai sugesti spiritual pada buaya buruannya, Ademi menyebut bahwa secara kasat mata, buaya ompong yang ia tangkap bukan buaya biasa.
Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi alias Rosidi (50) ditemui pada kesempatan yang sama, Selasa (4/8/2020) mengatakan, sudah tiga kali buaya menungggu warga di Desa Kayubesi.
Karena itu pula Kades meminta bantuan pawang menaklukan buaya agar warga tidak resah.
Hal ini membuat BKSDA Bangka Bleitung mengalami kesulitan untuk mengevakuasi buaya itu.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bangka Belitung menyayangkan kondisi yang menimpa seekor buaya kodok di Desa Kayu Besi akhirnya mati.
Kepala Resort BKSDA Bangka Belitung, Septian Wiguna kepada Bangkapos.com, Rabu (5/8/2020) mengaku sempat menawarkan kepada aparat desa serta warga sekitar Desa Kayu Besi untuk menangani dan membawa buaya kodok untuk dikonservasi.
"Kita rencananya itu mau jemput (buaya), Selasa (4/8) pagi."
"Kita mau evakuasi."
"Hanya saja kata sekretaris desa (sekdes), itu terhalang adat atau kepercayaan masyarakat setempat (dukun), Katanya buaya itu jadi-jadianlah istilahnya jadi kita tidak dikasih jemput," ungkapnya.
Alasan ditangkapnya buaya karena menyerang warga sehingga dianggap melanggar aturan adat dan dibiarkan mati dengan sendirinya.
"Sebenarnya kita mau rehabilitasi buaya itu ke balai konservasi di Air Jangkang. Tapi kata dukun kalau sudah ditangkap tidak boleh diambil oleh pihak manapun," sebutnya.
Atas kejadian ini, Septian sangat berharap masyarakat dapat lebih intens melakukan koordinasi dengan pihaknya apabila mengalami konflik dengan buaya.
"Sebelum ditangkap apabila mengganggu, mending laporkan ke kami dulu. Kita kan juga antisipasi atau apabila ditangkap nantinya kami tetap menyiapkan lokasi rehabilitasi buaya itu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul VIRAL Video Pengendara Tangkap Buaya & Dibawa Pakai Motor, Dikecam Komunitas, Hidup Pelaku Terancam