Profil Nabila Syadza Mahasiswi yang Mendadak Tenar di Tengah Demo Tolak UU Cipta Kerja
Nabila Syadza mendadak tenar di tengah aksi demo menolak UU Cipta Kerja karena orasi tentang Pancasalah.
Nabila Syadza alias Ka Sasa, mahasiswi yang viral di tengah demo UU Cipta Kerja karena mengubah kata Pancasila jadi Pancasalah saat berorasi.
BANGKAPOS.COM - Demo menolak UU Cipta Kerja ramai pada Kamis (8/10/2020).
Sebagian demonstran di beberapa daerah termasuk di Ibu Kota Jakarta, bertindak anarkis merusak fasilitas umum.
Demo dilakukan berbagai kalangan termasuk mahasiswa.
Di balik aksi demo mahasiswa, ada sosok perempuan yang jadi sorotan publik.
Dia adalah Nabila Syadza.
• Apa Itu Omnibus Law Cipta Kerja? Kenali Isi dan Dampaknya bagi Buruh
Nabila Syadza mendadak tenar di tengah aksi demo menolak UU Cipta Kerja.
Namanya jadi perbincangan di media sosial dan jadi topik pemberitaan media.
Kenapa dan siapa sih sebenarnya Nabila Syadza?
Nabila Syadza menjadi viral setelah video orasi berisi tentang Pancasalah, bentuk protes dari penegakan Pancasila yang kini tak lagi dijunjung di negeri ini.
Orasi yang disampaikan Nabila Syadza dalam video tersebut pun seolah mewakili suara hati mayoritas masyarakat terkait disahkannya UU Cipta Kerja yang dianggap makin menindas kaum bawah.
Nabila Syadza pun ramai jadi sorotan, bahkan saat ini akun instagram pribadinya pun ramai dicari.
Tentang siapa sebenarnya sosok Nabila Syadza ini, berikut deretan fakta-fakta yang berhasil dirangkum Tribunsumsel.com:
1. Jabatan penting di Universitas

Dilansir dari laman bemunhas.org, Nabila Syadza tercatat sebagai Menteri Hubungan Masyarakat BEM Unhas.
Ia merupakan mahasiswi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Hasannudin Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
2. Orasi berisi tentang Pancasalah
Dalam orasinya, Nabila Syadza mengatakan kini Indonesia bukan lagi negara Pancasila, melainkan negara pancasalah.
"Tendangan dibalas tendangan, darah dibalas darah
negara kita yang katanya negara Pancasila, sekarang jadi negara pancasalah
1. ketuhanan yang maha hormat
2. Kemanusiaan yang adil bagi para birokrat
3. Persatuan para investor
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatornya
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat kelas atas," kata mahasiswi tersebut di video.
3. Sering melakukan aksi
Tak hanya kali ini, sosok Nabila Syadza bukan lah orang asing lagi dalam setiap aksi yang dilakukan mahasiswa/i terkait peraturan yang dianggap tak berpihak pada rakyat.
Melansir Tribun Timur, Pengunjukrasa Tolak Omnibus Law masih bertahan di depan kampus Universitas Muhammadiya (Unismuh) Jl Sultan Alauddin, Makassar, Rabu (7/10/2020) malam.
Bahkan jumlahnya kian bertambah.
Pasalnya, sejumlah warga di sekitar kampus yang awalnya hanya menyaksikan aksi, juga ikut dalam kerumunan pengunjukrasa.
Begitu juga dengan 'asap perjuangan' para pengunjukrasa, kian berkobar seiring bertambahnya suplai ban bekas ke lokasi.
Lebih kurang enam ban bekas dijejer di tengah badan jalan lalu dibakar bersamaan.
Kobaran api sebagai tanda 'semangat perjuangan' pun kian berkobar.
Kepulan asap hitam dari pembakaran ban itu, pun membumbung tinggi di langit yang kian menggelap.
Pekikan suara perjuangan dari para orator pun kian bergema dengan iringan lagu perjuangan Pembebasan 'Buruh Tani'
Silih berganti orator berorasi, mahasiswa dan mahasiswi.
Spanduk atau pamflet kecaman terhadap DPR RI yang mengesahkan RUU yang dianggap merugikan kaum buruh itu, juga masih kokoh berdiri.
'DPR Dewan Penghianat Rakyat' begitu tulisnya.
Aksi unjukrasa itu pun, menjadi tontonan sejumlah pengendara yang tertahan.
Mereka duduk di atas motornya sambil melihat kobaran perjuangan ala mahasiswa itu.
Beberapa dari pengendara menunjukkan wajah suntuk, sembari berharap pengunjukrasa mulai membubarkan diri.
Bahkan seorang pengendara yang mengaku hendak menuju Gowa mengeluh," sampai jam berapa ini, kenapa belum dibubarkan polisi' seorang keluh pengendara motor.
Keluhan pengendara itu terbilang wajar.
Sebab, sudah lebih kurang enam jam jalan Sultan Alauddin yang meruoakan poros penghubung Makassar-Gowa itu lumpuh tak dapat dilalui.
Terpisah, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus, menegaskan, pihaknya mengerahkan lebih kurang 1.574 personel gabungan.
Mulai dari Polda Sulsel, Polrestabes Makassar hingga Kodim 1408/BS Makasssar.
Personel gabungan itu diplotin di sejumlah titik rawan aksi unjukrasa. Namun hingga malam, keberadaan polisi berseragam di sekita kampus Unismuh tidak kunjung terlihat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Fakta-fakta Nabila Syadza Dijuluki Preman Kampus, Mahasiswi Orasi Pancasalah Demo UU Cipta Kerja
Penulis: Rika Agustia