Pengen Jadi Prajurit Komando, Paskhas AU Masih Buka Lowongan bagi Lulusan Minimal SMP
Info ini bagi para lulusan minimal SMP. Jika kamu lulusan minimal SMP dan ingin berbakti pada negara
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM- Bagi Anda yang tertarik menjadi bagian dari pasukan komando jangan sia-silakan kesempatan emas ini.
Rekrutmen TNI AU atau Penerimaan Tamtama PK TNI AU Gelombang I Khusus Paskhas TA 2021 masih dibuka.
Info ini bagi para lulusan minimal SMP. Jika kamu lulusan minimal SMP dan ingin berbakti pada negara sebagai prajurit TNI, maka ini adalah kesempatan yang baik bagi kamu.

Adapun informasi yang dilansir dari laman Rekrutmen TNI AU, diajurit.tni-au.mil.id ini ialah info penerimaan anggota TNI AU khusus bagi yang punya kemampuan fisik lebih.
Jadi, jika kamu lulus seleksi, maka akan bergabung jadi salah satu prajurit komando paling eksklusif di Indonesia, yakni Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU.
Tapi, kamu juga harus memiliki kekuatan fisik yang lebih serta bermental baja. sebab menjadi prajurit komando tidaklah mudah.
Persyaratan Syarat umum:
1. WNI, Pria
2. Umur minimal 17 tahun 9 bulan, maksimal 2 tahun saat buka pendidikan
3. Minimal lulusan SMP/Sederajat
4. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tinggi badan minimal 163 cm
6. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh Polri
7. Bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh wilayah Indonesia
Syarat khusus:
1. Pendidikan terakhir serendah-rendahnya SLTP/sederajat, dengan syarat melengkapi ijazah SD, SLTP, SLTA (bagi lulusan SLTA), SKHUN dan raport pendidikan terakhir asli serta fotokopi yang telah dilegalisasi (sesuai Peraturan Kemendikbud Nomor 29 tahun 2014 oleh kepala sekolah yang mengeluarkan ijazah/STTB yang bersangkutan atau kepala dinas pendidikan kota/kabupaten administrasi yang bersangkutan apabila sekolah yang mengeluarkan ijazah/STTB sudah tidak beroperasi atau ditutup).
2. Tinggi badan minimal 163 cm dengan berat badan seimbang/ideal menurut ketentuan yang berlaku.
3. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama selama tujuh tahun.
4. Belum pernah kawin dan sanggup tidak kawin selama mengikuti pendidikan pertama sampai dengan 2 tahun setelah lulus pendidikan pertama, yang diketahui oleh orang tua/wali, Lurah/Kepala Desa dan Kantor Urusan Agama (KUA)/catatan sipil setempat (bermaterai).
5. Tidak bertato/bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik telinganya atau anggota badan lainnya.
Cara daftar
Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut bisa menghubungi Dinas Personel Lanud terdekat.
Atau bisa kunjungi official website diajurit TNI AU https://diajurit.tni-au.mil.id Pendaftaran
Adapun waktu pendaftaran dimulai 14 September - 31 Oktober 2020. Untuk informasi lebih lengkap bisa membuka laman https://diajurit.tni-au.mil.id
Sejarah Paskhas
Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana - melaksanakan tugas tanpa menghitung untung dan rugi...
Itulah semboyan Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU yang memperingati hari jadinya ke-73 tahun pada Sabtu (17/10/2020).
Pasukan yang dikenal dengan baret jingga ini merupakan pasukan dari TNI dari matra udara, atau TNI AU.
Paskhas TNI AU merupakan pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.
Paskhas TNI AU menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem senjata matra udara.
Seperti apa sejarah dari Kopaskhas TNI AU ini?
Pasukan ini terbentuk karena permintaan Gubernur Kalimantan yang ketika itu dijabat Mohammad Noor untuk menerjunkan pasukan dalam membantu perjuangan rakyat Kalimantan.
Pada 17 Oktober 1947, 13 orang dipersiapkan untuk terjun di Kotawaringin.
Mereka semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna tentang terjun payung, kecuali teori dan latihan darat.
Melansir laman resmi Kopaskhas, paskhas.mil.id, penerjunan dilakukan dengan pesawat Dakota RI-002, pesawat sewaan milik Robert Earl Freeberg.
Freeberg merupakan seorang pilot berkebangsaan AS yang dikenal dengan julukan One Man Air Force.
Dakota RI-002 lepas landas pada pukul 03.40 dan berhasil menerjunkan ke-13 orang tersebut di atas Kotawaringin.
Pada pukul 07.00 WIB kala itu, pesawat Dakota yang membawa 13 prajurit AURI berada di atas sasaran dan melakukan penerjunan di daerah Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.
Mereka bertugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk menghubungkan
Yogyakarta-Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan dropping zone untuk penerjunan selanjutnya.
Operasi Kotawaringin ini menjadi catatan sejarah sebagai operasi pertama pasukan payung di Indonesia.
Dalam tahap awal perkembangannya, pasukan ini lebih mendekati bentuk satuan (batalyon) infantri lintas udara pada umumnya.
Kemudian, seiring dengan reorganisasi mutakhir TNI/ABRI pada 1984-1985, organisasi korps pasukan TNI AU dimantapkan dalam bentuk organisasi dan formatnya kini, dengan nama Paskhas TNI AU.
Tanggal penerjunan ini dijadikan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang nantinya berubah menjadi Paskhas TNI AU.
Keputusan ini dibuat berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor 54 Tahun 1967 tanggal 12 Oktober 1967.
Tugas Paskhas hampir sama dengan Raider, sebagai pasukan infantri lintas udara yang mempertahankan dan mengamankan alat utama dan sistem persenjataan TNI-AU.
Paskhas juga mempunyai tugas dalam operasi pembentukan dan pengendalian pangkalan udara depan.
Paskhas mendirikan dan memasang fasilitas penerbangan, serta menghidupkan fasilitas yang di daerah pertempuran.
Mereka juga mampu mempertahankan pangkalan depan yang digunakan sebagai tumpuan udara.
Pada September 1999, dibentuk Satuan Wing Paskhas. Untuk wilayah barat, Wing I Paskhas di Jakarta, membawahi tiga skuadron dan empat flight Paskhas bs.
Wilayah timur, Wing II Paskhas di Malang membawahi tiga skuadron dan dua flight Paskhas bs. Sedangkan Wing III Diklat Paskhas di Bandung membawahi tiga satuan pendidikan.
Motto yang digunakan adalah "Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana" yang bermakna menunaikan tugas tanpa menghitung untung dan rugi.
Lima Operasi
Pasukan khusus pada satuan militer dibentuk untuk memenuhi tugas-tugas yang berat. Dengan memikul nama "khusus" tentunya tanggung jawab yang dipikul juga berbeda dengan pasukan lainnya.
Dengan kemampuan dan kompetensi yang mempuni dalam bidang lintas udara, prajurit Paskhas TNI AU juga telah melakukan serangkaian operasi di lapangan, baik itu untuk melakukan misi khusus melemahkan musuh ataupun melakukan pembebasan.
Berikut adalah beberapa operasi-operasi yang pernah dilakukan oleh Paskhas TNI AU:
1. Penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/Permesta
Muncul gejolak perlawanan ketika Indonesia baru merdeka. Perbedaan visi dan misi membuat sejumlah kelompok memilih caranya sendiri, termasuk DI/TII.
Ketika itu terjadi pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
Sebagai pasukan dengan kategori khusus, Paskhas TNI AU langsung diterjunkan ke lapangan.
Mereka bersigap untuk melaksanakan sebuah misi pengejaran.
Tak hanya di Jawa Barat saja, Paskhas TNI AU juga mengerahkan satu kompi untuk penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1952.
Mereka melakukan perlawanan di kendari dan Pulau Buru, Maluku.
Operasi selanjutnya juga berkaitan dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di wilayah Sumatera.
Bersama dengan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)/Kopassus, pasukan Paskhas juga melakukan operasi untuk memperkokoh NKRI.
2. Operasi Trikora
Operasi ini merupakan rangkaian usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat.
Ketika itu, Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima dalam operasi ini.
Ketika terjadi gejolak yang panas tentang status Irian Barat, Paskhas TNI AU ikut ambil bagian untuk melakukan sebuah operasi.
Mereka membantu operasi yang sering disebut dengan Trikora.
Sekitar 532 personel Paskhas dikirim menuju irian Barat. Setelah beberapa kali melakukan penerjunan, terdapat kisah heroik.
Kali pertama bendera Merah Putih dikibarkan di Irian Barat oleh pasukan Paskhas.
Pada 19 Mei 1962 terjadi saling serang antara regu penerjun dengan tentara Belanda. Peristiwa yang terjadi itu merenggut hampir 53 orang anggota Paskhas.
Akhirnya untuk mengenang, dibangunlah sebuah monumen di Teminabuan, Sorong dengan nama Tugu Merah Putih.
Total dilakukan sembilan kali penerjunan yang dilakukan Paskhas selama operasi Trikora.
3. Operasi Dwikora
Operasi Dwikora dilakukan saat Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia.
Slogan Soekarno saat itu, "Ganyang Malaysia", menjadi pertanda untuk melakukan operasi militer terhadap negara itu.
Berbeda dengan operasi sebelumnya yang bergabung dengan pasukan lain, kini Paskhas melakukan operasi tunggal penerjunan.
TNI-AD dan Marinir juga mengirimkan beberapa batalion dalam serangan ini.
Peristiwa nahas terjadi ketika Paskhas TNI AU melakukan penerjunan.
Pesawat C-130 Hercules yang diterbangkan Mayor (U) Djalaloedin Tantu terjatuh di Selat Malaka.
Pesawat itu terjatuh karena terbang terlalu rendah untuk menghindari deteksi radar musuh.
Jumlah personel Paskhas yang gugur/hilang selama operasi ini sejumlah 83 orang dengan 117 tertangkap dan terluka.
4. Operasi Seroja
Operasi ini dilakukan oleh Paskhas pada 7 Desember 1975 di Timor Timur, kini Timor Leste.
Dalam operasi ini, Paskhas tak berfungsi sebagai pasukan pemukul, hanya untuk pengendali tempur, pengendali pangkalan, dan membentuk pangkalan udara.
Tugas Paskhas adalah membebaskan lapangan terbang Baucau, atau lebih populer dengan Villa Salazar dalam bahasa Portugis.
Selain itu, Paskhas juga melaksanakan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
Ketika berada di Timor-Timur, Paskhas bersama dengan pasukan lain melakukan koordinasi dengan satuan lainnya untuk meredam kekacauan di sana. Markas Paskhas dijadikan perlindungan rakyat untuk menghindari konflik bersenjata.
5. Operasi Trisula dan Operasi Saberkilat
Operasi Trisula merupakan lanjutan dari pembersihan Gerakan 30 September 1965. Operasi ini dilakukan pada 1967 di Blitar Jawa Timur.
Paskhas turut andil dalam operasi ini dengan mengerahkan satu kompi pasukan.
Hasilnya, banyak anggota PKI yang tertangkap. Tulang punggung kekuatan udara, yaitu pesawat Pengebom B-26 Invader dan tiga pesawat pemburu P-51 Mustang ikut diterjunkan.
Sedangkan Operasi Saberkilat merupakan untuk meredam pergolakan di Kalimantan Barat.
Pergolakan terjadi karena dimotori kelompok yang dikenal dengan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Kalimantan Utara (Paraku).(*)