1000 Bendera Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda Berkibar di Ngawen & Merah Putih di Batas Negara ini

1000 Bendera Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda Berkibar di Ngawen & Merah Putih di Batas Negara ini

KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Pengibaran 1000 Bendera Merah Putih di Kawasan Watu Gendong, Ngawen, Gunungkidul Rabu (28/10/2020)(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) 

1000 Bendera Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda Berkibar di Ngawen & Merah Putih di Batas Negara ini

BANGKAPOS.COM, YOGYAKARTA -- Tepat di hari Sumpah Pemuda, Rabu ( 28/10/2020), sebanyak 1000 bendera merah putih dikibarkan di kawasan Wisata Watu Gendong, Pedukuhan Tungkluk, Kalurahan Beji, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta

Pengibaran bendera merah putih ini untuk terus mengajak menjaga keberagaman di Pedukuhan Tungkluk.

Dikutip bangkapos.com dari kompas.com, Ketua Pengelola Desa Wisata Beji Rahmat Purwohartono menjelaskan, pengibaran 1000 bendera ini merupakan simbol inovasi pemuda untuk membangun wilayahnya.

Selain itu, juga memperingati Sumpah Pemuda yang jatuh pada Rabu (28/10/2020), agar selalu ingat terkait makna Sumpah Pemuda yakni jiwa solidaritas tetap dijaga meski di Kalurahan Beji terdiri dari berbagai latar belakang sosial dan agama.

"Kegiatan ini untuk mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan meski berbeda suku dan agama hingga latar belakang sosial masyarakatnya," kata Rahmat di sela kegiatan, Rabu.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron Mengalami krisis Gagal PahamTentang Islam!

Kegiatan ini didukung oleh masyarakat sekitar, salah satunya dengan meminjam seluruh bendera yang dimiliki oleh masyarakat.

Oleh pemuda setempat, bendera itu dipasang pada tiang bambu dan ditancapkan di sekitar kawasan wisata Watu Gendong yang belum lama dibuka untuk umum.

Setelah ada tarian, flash mob, lalu pembacaan ikrar Sumpah Pemuda.

Selain pengibaran bendera, kegiatan ini diisi dengan pameran potensi lokal.

Adapun potensi lokal yang dimaksud Rahmat berupa berbagai jenis makanan tradisional hingga produk-produk kerajinan tangan buatan warga.

Atraksi seni berupa tari-tarian pun turut mewarnai acara tersebut. Acara pengibaran bendera ini menjadi salah satu upaya mengenalkan Watu Gendong sebagai destinasi wisata di Gunungkidul. Apalagi Desa Wisata Beji belum lama terbentuk.

"Kami berharap wisata Watu Gendong ini tetap eksis ke depan demi membantu perekonomian warga sekitar," kata Rahmat.

Salah seorang warga, Wirasmi mengatakan dirinya bangga terlibat dalam pengibaran 1000 bendera. Sejak beberapa hari kemarin, dirinya ikut latihan tari dan flash mob untuk acara ini.

"Senang bisa terlibat dalam kegiatan ini," kata dia.

Gubernur Maluku kibarkan Merah Putih di Batas Negara

Terpisah, Gubernur Maluku, Murad Ismail telah mengibarkan bendera Merah Putih  yang berbatasan langsung dengan Australia, tepatnya di Tanjung Luswed Ohoi Weduar Feer, Kei Besar Selatan Barat, Maluku Tenggara.

Baca juga: Ratusan Remaja Kini Demo UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Merangsek Barisan Depan Goyang Kawat Berduri

Adapun kawasan Tanjung Luswed Ohoi Weduar Feer, di Kei Besar Selatan Barat, merupakan salah satu kawasan perbatasan atau tapal batas negara dengan Australia itu.

Murad Ismail mengibarkan bendera Merah Putih di Tanjung Luswed Weduar Feer dengan bantuan tiga penyelam.

Para penyelam itu mendatangi Murad di perahu cepat yang tidak jauh dari lokasi pengibaran bendera, lalu dia menyerahkan bendera Merah Putih yang selanjutnya dikibarkan.

Pada acara pengibaran bendera untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 itu, Ismail didampingi Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubum, yang juga disaksikan masyarakat dan peserta parade kebangsaan dan Kirab Merah Putih.

Usai mengibarkan bendera, dia dan rombongan melihat-lihat hasil karya komunitas panjat tebing Maluku Tenggara yang mengecat tebing karang bercorak merah-putih.

Sebelumnya, saat tiba di Weduar Feer, Ismail dan rombongan disambut masyarakat setemoat dengan tradisi adat.

Dalam rangkaian acara memperingati hari Sumpah Pemuda di Maluku Tenggara hari ini, dia juga mengikuti berbagai kegiatan, di antaranya melepas peserta parade kebangsaan dan Kirab Merah Putih, serta membuka pelatihan pembangunan karakter bangsa bagi pemuda Maluku Tenggara di lokasi perkemahan Ohoi Rahangiar.

Parade kebangsaan dan kirab Merah Putih di laut diikuti 101 peserta menggunakan berbagai jenis angkutan laut yang dihiasi bendera Merah Putih. Parade dimulai dari Pelabuhan Uf Maar Kei Kecil Timur Selatan dan berakhir di Weduar Feer Kei Besar Selatan Barat.

Bendera Merah Putih Indonesia Mirip Monako

Terkait bendera Merah Putih, tak hanya Indonesia yang memakai warna tersebut. Monako pun memiliki bendera berwarna serupa.

Bagaimana penjelasan terkait kemiripan tersebut?

Sebagaimana dilansir dari kompas.com, Dosen Sejarah Ketatanegaraan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Tundjung W. Sutirto, menegaskan bendera Merah Putih milik Indonesia dengan Monako mirip, tapi berbeda.

"Setahu saya dua bendera merah putih itu punya sejarah yang panjang. Dulu warna merah putih memang diambil dari simbol-simbol kenegaraan masing-masing," ujar Tundjung saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/8/2020).

Dia menjelaskan, bendera Monako diambil dari lambang negara Monako, yang ada bentuk pola wajik berwarna merah putih.

Lambang negara Monako diresmikan pada 1297.

Akan tetapi, menurutnya, inspirasi bendera Indonesia lebih tua 5 tahun. Sebab, bendera Merah Putih milik Indonesia terinspirasi dari bendera Kerajaan Majapahit, yang disebut Bendera Gula Klapa.

Merujuk pada Prasasti Butak, bendera Guka Klapa dikibarkan pertama kali pada 1292.

"Jadi warna merah putih di Bendera Gula Klapa itu lima tahun lebih tua daripada bendera Monako," ungkapnya.

Beda ukuran

Bendera Merah Putih milik Indonesia juga memiliki perbedaan dimensi dengan bendera Monako.

Sang Merah Putih RI ukurannya 2:3, sedangkan Monako dimensinya 4:5.

"Warna merah putih semakin diperkuat sebagai lambang diplomasi internasional agar semakin unggul daripada merah putihnya Monako," pungkasnya.

Sementara itu, dilansir Encyclopedia Britannica, warna bendera merah dan putih sudah digunakan sejak zaman kerajaan Majapahit sejak abad ke-13 hingga 16.

Pada beberapa perang di Aceh, para pejuang juga menggunakan bendera perang dengan warna merah putih.

Kemudian di awal abad ke-20, di bawah kekuasaan Belanda, para pelajar dan kaum nasionalis menggunakan bendera yang dinamakan Sang Merah Putih.

Sejumlah personel Basarnas Kendari membentangkan bendera merah putih raksasa di atas KN SAR Pacitan di sekitar Pulau Hari, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (8/8/2020). Aksi pembentangan bendera merah putih berukuran 25x17 meter itu untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) Ke-75 RI.(ANTARA FOTO/JOJON)
Sejumlah personel Basarnas Kendari membentangkan bendera merah putih raksasa di atas KN SAR Pacitan di sekitar Pulau Hari, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (8/8/2020). Aksi pembentangan bendera merah putih berukuran 25x17 meter itu untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) Ke-75 RI.(ANTARA FOTO/JOJON) ()

Setelah Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, bendera Merah Putih mulai digunakan sebagai bendera nasional.

Bendera Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan di Indonesia pada 17 Agustus 1945, saat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bendera Merah Putih ini mempunyai makna khusus, merah berarti berani dan putih berarti suci.

Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan.

(*/ komas.com/ant)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved