Mancing Maniak

Yuk Berburu Ikan Darat, Dua Sungai Ini Spot Mancing Paling Aduhai

Pulau Bangka dipenuhi berbagai habitat hewan air, di antaranya ikan. Populasi ikan ini hidup di berbagai sungai dan rawa di berbagai penjuru desa

Bangkapos
Naik perahu menyusuri sungai upang 

Beberapa tahun silam, para pemancing ikan atau nelayan lokal masih sering mendapatkan Ikan Tapah ukuran jumbo, hingga belasan kilogram atau lebih. Tapi saat ini para pemancing paling hanya mendapatkan ikan itu ukuran kecil saja.

"Dulu pernah sekitar Tahun 2012 pemancing dapat ukuran Ikan Tapah 17 Kg, langsung laku terjual di sungai itu, tidak sempat dijual ke luar kampung. Tapi sekarang paling cuma dapat ukuran di bawah sekilo (bobot tak sampai 1 Kg)," keluh Ismir.

Ikan Tapah selain untuk konsumsi, juga kadang dijadikan sebagai ikan hias. Namun khusus untuk ikan hias, Ikan Tapah yang dipilih ukuran atau bobot kecil, sekitar tiga jari. Ismir mengaku belum ada upaya secara nyata untuk pelestarian ikan ini agar tak punah.

"Saat ini secara nyata belum ada upaya pelestariannya. Dulu pernah terdengar ada warga mencoba membesarkan (budidaya), cuma tidak tahu berhasil atau tidak.

Saya menyarankan agar apabila masyarakat dapat (memancing/jaring) Ikan Tapah ukuran kecil, sebaiknya dlepaskan kembali ke sungai supaya bisa besar dan beranak-pinak," kata Ismir seraya berharap pihak terkait melakukan penelitian pada Ikan Tapah agar spesies itu gampang dibudidayakan.

Sementara itu tak hanya di Sungai Jeruk, tapi masih ada spot mancing yang aduhai, di antaranya di Sungai Upang. Sungai ini sebagian masuk Wilayah Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar. Aliran sungai cukup panjang hingga menembus beberapa desa di sekitarnya. Di sungai ini bahkan tak hanya "Ikan Darat" yang ada, namun hewan yang biasa hidup di lautan pun bisa masuk ke sungai ini, di antaranya, lumba-lumba atau pesut.

Terbukti, tahun lalu, Selasa (24/9/2019) seekor lumba-lumba atau pesut (Oracaella Brevirostris) berukuran panjang sekitar 2 meter lebih, berat berkisar 80-90 Kg ditemukan mati di kawasan Perairan Wisata Sungai Upang Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka.

Pesut atau lumba-lumba air tawar ini ditemukan oleh tiga orang masing-masing, Ardiansyah (Josh),Ari popin dan Wawan Jelandud yang kala itu hendak memancing Ikan Toman.

Hasil pemeriksaan, dari bangkai satwa yang dilindungi dan terancam punah ini ditemukan sejumlah luka pada bagian kepala, yang diduga kuat menjadi penyebab matinya.

Ardiansyah atau kerap disapa Josh ketika itu kepada Bangkapos.com, Rabu (25/9/2019) dini hari mengatakan mereka menemukan bangkai Pesut sudah mengambang di Perairan Sungai Upang.

Diceritakan anggota dari Komunitas Anggler Babel ini informasi adanya lumba-lumba air tawar ini awalnya diketahuinya dari nelayan setempat pada Minggu (23/9/2019). 

"Pas hari minggu kita mau mancing, saya dapat informasi dari nelayan, ada ikan lumba-lumba air tawar. Ternyata benar memang ada dan saya video, awalnya ada tiga pesut. Namun pas kembali memancing di Hari Senin (24/9/2019) kita menemukan satu pesut sudah mati," katanya.

Dikatakan Ardiansyah sebelumnya  tiga pesut itu terlihat di hilir Sungai Kota Waringin Kecamatan Puding Besar Bangja, kemudian masuk ke kawasan Sungai Upang.

" Masuk ke Sungai Upang karena di hilir (Sungai Kota Waringin) karena kemarau air ikan makin asin makanya ke hulu ke Sungai Upang," katanya.

Sebelumnya  Ardiansyah juga menyebut, pada Oktober 2018 lalu puluhan pesut sempat terlihat di Pesisir Pantai Tanjung Tedung tidak jauh dari muara Kota Waringin.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved