Sederet Potret Orang-orang Bermata Biru dari Minangkabau, Begini Sejarahnya
Sederet Potret Orang-orang Bermata Biru dari Minangkabau, Begini Sejarahnya
Mereka berdua memiliki mata biru tapi mengalami gangguan pendengaran sejak lahir.
Orangtua dari kedua anak tersebut, Jainal (33) mengaku, menerima saran dokter agar menyekolahkan Dani setahun lagi di SLB.
Setelah itu, baru ditinjau kembali apakah sudah bisa menggunakan alat dengar atau belum.
Meski demikian, Jainal yang sehari-sehari bekerja sebagai petani tersebut ragu untuk bisa mendapatkan alat bantu pendengaran.
Sebab ia masih menunggak iuran BPJS kesehatan karena kesulitan di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Windha Asyaqil, Sosok Wanita Bertato Skakmat Nikita Mirzani: Seenggaknya Elu Punya Peluang ke Surga
Memiliki iris mata berlainan warna, juga dialami seorang pelajar bernama Armila Putri (14), yang tinggal di Jorong Batu Lipai, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar.
Meskipun memiliki mata berlainan warna, tidak ada gangguan pendengaran yang dialami Armila, semuanya normal.
Armila memiliki iris mata sebelah kiri berwarna biru, dan sebelahnya lagi hitam, membuat dirinya diolok-olok sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Tapi sekarang, ia justru bangga dengan hal itu, karena mata yang berbeda warna yang dimilikinya membuat sejumlah fotografer lokal datang untuk memotretnya.
Armila dijadikan model oleh mereka dan dibayar. Kini ia pun tidak malu lagi memiliki mata berlainan warna.
Kebanggaan tersebut juga dirasakan oleh keluarga Tuti Fariani (58), yang generasinya memiliki mata biru hingga cucunya.
Tuti yang berprofesi sebagai guru itu, memiliki anak-anak yang salah satunya bermata biru, yakni Muthia Eriani (30).
Baca juga: Siasat Licik Pejabat Korup, Pura-pura Miskin, Dinding Rumah Pejabat Ini Terbuat Dari Tumpukan Uang
Muthia memiliki sepasang anak, yang juga bermata biru, yakni Amira (5) dan Gibran (2,5).
Tinggal di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Tuti bangga dengan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga mata biru di daerah itu.
Kebanggaan tersebut kian menular ke sejumlah orang-orang Minangkabau yang bermata biru dan keturunannya yang merantau ke sejumlah daerah di Indonesia.