Putri Maradona Menuntut Dokter Pribadi atas Kematian Ayahnya, Dugaan 'Pembunuhan Tak Disengaja'

Polisi Argentina menggeledah rumah dokter pribadi Maradona dan menyelidiki dugaan lakukan 'pembunuhan tak disengaja'.

Twitter
Diego Armando Maradona 

BANGKAPOS.COM - Doktor pribadi Diego Maradona, Leopoldo Luque, diselidiki polisi atas dugaan "pembunuhan secara tidak sengaja" beberapa hari setelah legenda sepak bola tersebut meninggal dunia.

Polisi Argentina menggeledah rumah dokter pribadi Maradona dan menyelidiki dugaan lakukan 'pembunuhan tak disengaja'.

Sekitar 30 polisi di Buenos Aires telah menggeledah rumah dan klinik pribadi milik Leopoldo Luque untuk memastikan kemungkina ada kelalaian dalam perawatan Maradona setelah operasi.

Maradona meninggal di usia ke-60 tahun karena serangan jantung di rumahnya saat ia dirawat pasca operasi otak pada awal November.

Penyelidikan itu dipicu oleh laporan dari tiga putri Maradona, yakni Dalma, Giannina dan Jana terkait perawatan jantung yang didapat ayah mereka di kediamannya di Tigre, utara Buenos Aires, kata narasumber pengadilan.

"Penyelidikan kami sedang berlangsung, kami berbicara dengan para saksi termasuk para anggota keluarga (Maradona)," kata narasumber yang dekat dengan penyelidikan seperti dikutip BBC, Senin.

Baca juga: Selebgram Bunuh Diri Lompat dari Lantai 4, Sempat Tinggal Bareng Pacar Setelah Ribut dengan Ibunya

Baca juga: Zodiak Besok Selasa 1 Desember 2020: Gemini Kurang Sehat, Sagitarius Hati-hati Mengkritik

Baca juga: Peran Arya Saloka di Sinetron Ikatan Cinta Bikin Geregetan Sesama Artis, Ini Kata Prilly Latuconsina

Luque menolak berkomentar tentang dugaan tersebut.

Ia sempat mengunggah foto dengan Maradona pada hari ketika sang pencipta Gol Tangan Tuhan meninggalkan rumah sakit pada 12 November, 8 hari setelah operasi untuk mengangkat gumpalan darah di otak Maradona.

Maradona kemudian kembali ke rumahnya di Tigre untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut.

Legenda Napoli itu dinyatakan meninggal karena serangan jantung pada Rabu (25/11) waktu setempat dan dimakamkan keesokan harinya di permakaman Jardin de Paz, pinggiran ibu kota Argentina.

Baca juga: Selain Banyak Uang Jajan, Adik Nikita Mirzani Mengaku Pernah Manfaatkan Nama Besar Sang Kakak

Baca juga: Seorang PNS Ditipu Tentara Amerika Gadungan hingga Rugi Rp 271 Juta, Kenal Lewat Facebook

Otoritas Argentina Selidiki Kematian Diego Maradona

Sementara itu Otoritas Hukum Argentina menyita data rekam jejak medis dari dokter yang menangani kematian Si Tangan Tuhan Diego Maradona.

Otoritas hukum Argentina pada Minggu (29/11/2020) menyita data rekam jejak medis dari dokter yang menangani Diego Maradona sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian legenda sepak bola dunia itu awal pekan ini.

Maradona meninggal dunia pada Rabu (25/11) dalam usia 60 tahun setelah mengalami serangan jantung.

Penyelidikan dilakukan berdasar permintaan jaksa penuntut umum di area elit pinggiran Buenos Aires, San Isidro, setelah disetujui oleh hakim setempat, demikian pernyataan dari kantor kejaksaan tersebut dilansir oleh Reuters.

"Sabtu kemarin, penyelidikan dan pengumpulan barang bukti dilanjutkan dengan wawancara dengan sejumlah orang termasuk kerabat langsung mendiang," demikian pernyataan tersebut.

"Bukti yang terkumpul membuat kesimpulan diperlukannya penggeledahan di rumah dan kantor Dokter Leopoldo Luque."

Pihak jaksa penuntut umum tak mengungkapkan informasi lebih lanjut apa yang mendasari penyelidikan tersebut.

"Mereka mengambil data-data medis," kata Luque kepada stasiun televisi lokal selepas rumah dan kantornya digeledah.

"Tidak ada malpraktik," ujarnya menambahkan sembari menegaskan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas kematian Maradona.

"Saya mengupayakan yang terbaik untuk membantu Diego. Ia membutuhkan bantuan," kata Luque merujuk pada masalah ketergantungan zat berbahaya yang bertahun-tahun membekap Maradona.

Pengacara Maradona, Matias Moria, pada Kamis (26/11) menyatakan akan meminta penyelidikan mendalam terkait sebab kematian Maradona sembari mengkritik lambatnya respon petugas medis darurat.

"Ambulans tiba lebih dari 30 menit, kebodohan kriminil," cuit Matias dalam akun Twitter pribadinya.

Argentina sampaikan perpisahan terakhir kepada jenazah Maradona

Sementara itu kerumunan massa mengucapkan perpisahan terakhir kepada putra tercinta mereka, Diego Armando Maradona, sebelum ia dimakamkan di luar ibu kota.

Saat hari mulai gelap, legenda sepak bola itu dimakamkan setelah pihak keluarga dan teman-teman dekat melakukan upacara pemakaman di pemakaman Bella Vista, di luar Buenos Aires.

Meninggalnya Maradona pada usia 60 tahun beberapa hari silam akibat serangan jantung telah menimbulkan gelombang rasa duka di seantero dunia.

"Menurut saya, Diego abadi. Menurut saya, ia tidak akan pernah mati dalam diri kami. Saya merasa sangat sedih untuk orang yang telah membuat kami sangat bersuka cita," kata pengemudi bus Antonio Avila di luar pemakaman, seperti disampaikan kepada AFP.

Suasana perpisahan yang damai di pemakaman bertolak belakang dengan reaksi massa di sejumlah tempat saat jenazah Maradona diberangkatkan dari Buenos Aires.

Di sana, polisi anti huru-hara melepaskan gas air mata dan peluru karet saat mereka bentrok dengan massa. Situasi yang sempat berpotensi mencoreng masa-masa berduka untuk sang pahlawan.

Puluhan ribu orang ucapkan perpisahan

Puluhan ribu orang telah mengantri sejak dini hari untuk melihat peti mati Maradona, yang dihiasi bendera Argentina dan seragam bernomor punggung 10, di istana presiden Argentina.

Namun seiring berlalunya waktu, para penggemar yang mengantri menjadi tidak sabar, dan memaksa masuk.

Petugas keamanan kemudian harus memindahkan peti mati Maradona ke ruangan lain karena alasan keamanan.

Meski sudah terdapat pengumuman resmi bahwa jenazah Maradona akan disimpan beberapa jam lebih lama di tempat itu, pejabat yang berwenang kemudian mengunci pintu-pintu.

Dan polisi anti huru-hara bentrok dengan para penggemar yang melempari batu ke arah polisi dari jalan-jalan di sekitar istana.

Polisi kemudian harus menahan beberapa orang.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul 30 Polisi Argentina Geledah Rumah dan Selidiki Dokter Pribadi Maradona, 'Pembunuhan Tak Disengaja?'

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved