IRT Tewas Diterkam Buaya
Warga Cemas Banyak Serangan Buaya di Kolong Desa Ranggi Asam, Dicari Pawang Tangguh
Banyaknya kasus serangan buaya yang terjadi di Kolong Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, membuat warga cemas.
Penulis: Antoni Ramli | Editor: nurhayati
Kabar hilangnya Yati, baru geger setelah sang anak memberitahu ke warga setempat jika ibunya menjadi korban serangan buaya.
"Waktu Yati dikabarkan hilang, banyak juga warga ranggi asam yang menolong, karena secara kasat mata anak yang melihat, anak bilang ibu di terkam buaya dan baru lapor ke warga sekitar," kata Asnan.
Korban Keganasan Buaya Kolong Jebus
Dalam lima tahun terakhir, keganasan buaya kolong Jebus dan sekitarnya di Pulau Bangka telah menyerang sedikitnya lima warga.
Kolong Jebus dan sekitarnya yang dimaksud adalah kolong di Desa Telak Kecamatan Parittiga dan kolong di Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus.
Daerah ini dikenal sebagai habitat buaya ganas.
Sebagai informasi, kolong adalah semacam ceruk atau semacam kolam berisi air--biasanya bekas galian tambang timah.
Informasi yang dihimpun bangkapos.com, sejak 2017, buaya ganas di kolong Jebus dan sekitarnya telah menyerang lima warga.
Terbaru, buaya ganas di sana menyerang seorang ibu bernama Yati, warga asal Selapan, Sumatera Selatan, Sabtu (16/1/2021) silam.
Dia diserang dan diseret buaya di kolong Desa Ranggi Asam, Jebus.
Jasad Yati yang sempat menghilang lebih dari 24 jam akhirnya ditemukan mengapung dengan kondisi mengenaskan pada Minggu (17/1/2021) silam.
Serangan pada 2020

Sekretaris Desa Ranggi asam Asnan, menuturkan kasus serangan buaya terhadap Yati di kolong Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, bukan kasus serangan pada manusia yang pertama kali terjadi.
Pada 2020, warga Desa Ranggi Asam bernama Sahbani juga menjadi korban keganasan reptil buas tersebut.
Reptil bergigi tajam tersebut tiba tiba muncul dan menyerang Sahbani yang saat itu sedang menambang di atas ponton.