Ada China dan Rusia, Pemimpin Junta Militer Myanmar Ngaku Siap Terima Sanksi dan Isolasi Dunia

"Ketika saya juga memperingatkan akan pergi dalam isolasi, jawabannya adalah: 'Kita harus belajar berjalan hanya dengan beberapa teman'."...

AFP
Ada China dan Rusia, Pemimpin Junta Militer Myanmar Ngaku Siap Terima Sanksi dan Isolasi Dunia__ Kombinasi gambar yang dibuat pada 1 Februari 2021 ini menunjukkan (kiri atas) Presiden Myanmar Win Myint, (kanan atas) Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, (kiri bawah) Myint Swe, kepala menteri divisi Yangon, (kanan bawah) Kepala Jenderal Senior Myanmar Min. Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar. 

Ada China dan Rusia, Pemimpin Junta Militer Myanmar Ngaku Siap Terima Sanksi dan Isolasi Dunia

BANGKAPOS.COM, NEW YORK -- Tak takut dengan ancaman sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), junta mIliter disebut siap menerima sanksi.

Tak hanya itu, para pemimpin junta militer Myanmar menegaskan juga siap menerima isolasi dari Dunia.

Mereka mengatakan sudah biasa menerima sanksi, tetapi tetap selamat dalam menjalankan negara.

Namun, dukungan kuat China dan Rusia sebenarnya yang membantu negara itu dapat bertahap hidup dari isolasi masyakarat internasional.

Kudeta 1 Februari 2021 di zaman modern ini tampaknya tidak berjalan mulus.

Baca juga: Militer China Diprediksi Mampu Kalahkan AS dalam Perang Pertama di Laut China Selatan, Ini Jelasnya

Baca juga: Angel, Gadis 19 Tahun Tewas Ditembak di Kepala oleh Militer Myanmar, Tinggalkan Pesan Ingin Donor

Karena sebagian besar rakyat menolak memimpin negara tanpa pemilihan secara demokrasi, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/3/2021).

Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan telah mendesak Dunia mengambil tindakan yang sangat kuat untuk memulihkan demokrasi di Asia Tenggara.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengatakan 38 orang tewas pada Rabu (2/3/2021). yang menjadi hari paling kejam sejak kudeta.

Ketika militer memadamkan protes. Schraner Burgener dijadwalkan memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat (5/3/2021).

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Termasuk, sebagian besar kepemimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

NLD memenangkan pemilihan pada November 2020 dengan telak, yang menurut militer curang.

Baca juga: Terbaru Mahasiswi Pembunuh Selebgram Makassar hingga Tewas Kehabisan Darah Ternyata Tidak Hamil

Baca juga: Berikut ini Cara Membasmi Kelabang yang Masuk ke Dalam Rumah, dari Vacuum Cleaner Hingga Sepatu

Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu adil.

Schraner Burgener mengatakan dalam percakapan dengan wakil panglima militer Myanmar Soe Win.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved