Berita Pangkalpinang

Hanifah Rela Datang Subuh dari Desa Jeriji Demi Mengantre BLT UMKM di BRI Pangkalpinang

Ditemani rintik hujan, ratusan orang tampak mengantre untuk mendapatkan BLT UMKM di halaman BRI Cabang Pangkalpinang.

bangkapos.com/cepi marlianto
Puluhan orang mengantre Bantuan Langsung Tunai (BLT) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di halaman Kantor BRI Cabang Pangkalpinang, Rabu (14/4/2021) siang. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pemandangan tak biasa terjadi di halaman Kantor BRI Cabang Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu (14/4/2021) siang.

Ditemani rintik hujan, ratusan orang tampak mengantre untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Pantauan Bangkapos.com, para pendaftar maupun yang mengambil bantuan ini berjubel duduk di bawah tenda berenda biru yang disediakan pihak Bank.

Meski pihak bank telah menyediakan tempat untuk mengantre, namun para pengantre justru terlihat berkerumun dan berdesak-desakan mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

Tidak saja menjaga jarak, beberapa orang dari para penerima bantuan juga tidak menggunakan masker dengan benar.

Hidayat (58) warga Desa Permis, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan mengaku, khawatir terpapar Covid-19 karena para pengantre mengabaikan protokol kesehatan.

Namun, hal itu dilakukannya demi mendapatkan tambahan modal untuk membeli pupuk.

"Saya mengantre sejak pukul 07.00 WIB, tapi hingga pukul 12.00 belum juga dipanggil oleh petugas. Apa tidak bisa dibagi waktunya. Katanya cairnya di kantor pusat, di kantor cabang tidak bisa, jadinya saya ke sini," kata dia.

Dia menyebut, bantuan kali ini merupakan yang kedua kalinya ia terima sejak bulan Desember 2020 silam.

"Desember kemarin sebesar Rp2,4 juta kalau sekarang Rp1,2 juta. Bantuan ini untuk beli pupuk sawit lah," terang pria yang sudah memiliki 15 cucu ini.

Hal senada dikatakan Hanifah (36), pelaku UMKM asal Desa Jeriji, Bangka Selatan. Ia mengatakan, sudah menunggu sejak pukul 06.30 WIB bersama warga desa lain.

Bahkan, sesampainya di bank tersebut masyarakat lainnya sudah ada yang menunggu.

"Saya ke sini naik motor bareng dua orang lain yang satu desa. Ya meskipun pandemi Covid-19 mau bagaimana lagi kita harus nekat mas yang penting pakai masker," terang Hanifah.

Pengrajin keretek ini juga menyebut, sejak setahun terakhir lama usahanya juga sedikit tersendat.

"Alhamdulillah, bantuan ini bisa menambah untuk bisnis usaha, apalagi gas elpiji sekarang juga mulai susah dicari," sebutnya.

(bangkapos.com/cepi marlianto/mg1)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved