Virus Corona di Bangka Belitung

News Analysis : Masyarakat Tahan Hasrat Belanja di Tengah Pandemi

- Akademisi atau Dosen Sosiologi Unversitas Bangka Belitung, Luna Febriani menilai ramainya pusat perbelanjaan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul

Penulis: Cici Nasya Nita |
istimewa
Akademisi atau Dosen Sosiologi Unversitas Bangka Belitung, Luna Febriani.(Ist). 

BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Akademisi atau Dosen Sosiologi Unversitas Bangka Belitung, Luna Febriani menilai ramainya pusat perbelanjaan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri tentu tidak dapat dilepaskan pada kebiasaan yang ada dalam masyarakat selama ini. 

"Yang mana setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa, masyarakat akan menutup atau mengakhiri ibadah puasa tersebut dengan ritual silahturahmi dan bermaaf-maafan pada Hari Raya Idul Fitri. 

Selain momen silahturahmi dan maaf-maafan, euphoria lebaran dilengkapi pula tradisi menyajikan makanan dan minuman untuk para tamu yang akan berkunjung dan kebiasaan membeli baju baru untuk melengkapi kebahagian selebarasi hari lebaran," ujar Luna, Selasa 

Kebiasaan ini kemudian berkorelasi dengan meningkat dan padatnya jumlah pengunjung maupun pembeli di pasar-pasar saat mendekati Hari raya. 

Fenomena masyarakat yang membeli sesuatu yang baru ketika menjelang lebaran tentulah bukan hal yang baru, ini sudah lama berlangsung. 

"Hanya saja bedanya, dahulu masyarakat membeli sesuatu yang baru seperti baju baru hanya saat perayan lebaran tiba dan sesuai kebutuhan saja, namun sekarang ini kita banyak membeli barang-barang yang baru saat hari-hari biasa dan ketika menjelang lebaran fenomena membeli sesuatu yang baru ini akan semakin meningkat serta dalam jumlah yang besar. 

Tak jarang, sesuatu yang dibeli bukanlah barang yang dibutuhkan saat lebaran. 
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita sedang menuju masyarakat consumer yang ditandai dengan tingkat konsumsi yang tinggi," jelas Luna.

Pada masyarakat konsumtif ini, masyarakat cenderung membeli sesuatu barang bukan berdasarkan pada asas kebutuhan, melainkan atas dasar hasrat dan keinginan semata. 

Keinginan untuk membeli barang-barang yang baru tidaklah muncul dengan sendiri, tapi pasar juga menciptakannya salah satunya dengan cara produksi massal atau produksi secara besar-besaran dan memproduksi dengan mode yang terus menerus berubah. 

Selain itu, masyarakat membeli barang tidak semata-mata ingin mengonsumsi barang terebut melainkan mengonsumsi nilai dan tanda yang melekat pada barang tersebut. Seperti, orang yang membeli barang-barang mewah saat lebaran bukan karena semata-mata menyukai barang mewah tersebut, namun dalam barang mewah tersebut melekat pula tanda akan kelas sosialnya. 

"Di tengah kondisi pandemi saat ini sungguh disayangkan adanya fenomena pasar yang membludak dan tingginya tingkat konsumtif masyarakat. Hal ini mengingat pandemi belum sepenuhnya usai bahkan kemungkinan sedang mengalami kenaikan kembali seperti yang terjadi di beberapa negara," kata Luna.

Selain itu, tingkat ekonomi masyarakat juga sedang melemah, ia menyarankan agar sebaiknya saat pandemi seperti ini masyarakat dapat menahan diri dan membatasi hasratnya untuk membeli barang-barang yang diinginkannya.

Kata lain belilah barang yang dibutuhkan terlebih dahulu bukan barang yang dinginkan, karena keingingan itu tidak akan pernah habis.

"Pada kasus membludaknya pusat perbelanjaan ini, tentu perlu pengawasan yang ketat yang dilakukan oleh banyak pihak, baik pemerintah, pihak pusat perbelanjaan serta masyarakat dan individu itu sendiri," kata Luna.

Pihak pusat perbelanjaan haruslah tetap menerapkan protokol kesehatan dan mengawasi serta memantau jumlah pengunjung yang datang, sementara pihak pemerintahan perlu menerapkan antisipasi penyebaran virus ini melalui kebijakan baik itu yang bersifat persuasive maupun sanksi. 

"Kesadaran individu untuk menjaga kesehatan dan mengurangi penyebaran virus ini adalah bagian pentinyga, dengan kesadaran ini individu akan membatasi untuk berpergian, berkerumun dan berbelanja di pusat perbelanjaan yang ramai. Selain itu kesadaran untuk membatasi dan mengurangi tingkat konsumsi juga merupakan bagian penting agar masyarakat dapat survive saat kondisi pandemi," kata Luna. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita).

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved