Kisah Buaya Gustave, Sudah Memangsa 300 Orang dan Tak Mempan Diberondong AK-47
Selama ini sudah seringkali manusia menjadi korban keganasan penguasa sungai tersebut.Namun biasanya satu ekor buaya hanya membunuh satu
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Serangan buaya yang menelan korban jiwa manusia kembali terjadi di wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kali ini serangan buaya terjadi di Belitung Timur, kampung halaman Basuki Tjahaya Purnama alis Ahok dan Yusril Ihza Mahendra.
Seorang penambang timah diseret, mayatnya ditemukan pada kondisi yang mengenaskan.
Minggu (13/6/2021), Edi Pradesa, warga Desa Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung diterkam buaya dengan panjang sekitar 5 meter.
Serangan buaya ini terjadi di Bendungan PICE, Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Edi dikabarkan diserang buaya dari belakang.
Peristiwa terjadi pada Minggu (13/6/2021) sekitar pukul 05.30 WIB.
Selama ini sudah seringkali manusia menjadi korban keganasan penguasa sungai tersebut.
Namun biasanya satu ekor buaya hanya membunuh satu orang manusia saja.'
Berbeda dengan buaya satu ini,
Buaya yang dinamai Gustave ini sudah memangsa 300 orang manusia
Buaya itu menjadi momok menakutkan bagi warga Burundi.
Dia dikenal sebagai monster mematikan yang memakan ratusan jiwa.
Keganasannya tersebut dibarengi dengan sebuah 'keahlian' yang tak kalah mengerikan, yang membuatnya sangat sulit ditangkap.
Buaya memang dikenal sebagai predator yang sangat ganas pemilik rahang terkuat di sungai.
Namun buaya di Burundi ini layak mendapat predikat monster buaya, Gustave namanya.
Monster di Sungai Ruzizi Afrika ini, seperti dikutip dari odditycentral.com, telah berada di sana sekitar 60 tahun dan diperkirakan telah membunuh lebih dari 300 orang.
Gustave selalu mampu lolos dari penangkapan.
Tidak ada yang tahu ukuran pastinya, ilmuwan dan orang-orang yang pernah melihatnya memperkirakan panjang tubuhnya 18 dan 25 kaki (5,5 sampai 7,5 meter).
Bobotnya lebih dari 2.000 lbs (900 kg), atau lebih dari setengah berat mobil khas.
Saat ini dia adalah buaya terbesar di Afrika.
Awalnya Gustave diperkirakan berumur lebih dari 100 tahun, namun pengamatan lebih lanjut mengungkapkan dia memiliki gigi penuh, yang berarti dia jauh lebih muda dari itu.
Menurut film dokumenter PBS 2004 'Capturing the Killer Croc' dia "hampir tidak bergigi", diperkirakan "mungkin berusia lebih dari 60 tahun, dan mungkin masih terus tumbuh".
Gustave memilki luka-luka ditubuhnya, luka itu ia dapatkan setelah terkena tembakan AK47 dari tentara yang mencoba menangkapnya.
Penduduk setempat mengatakan kepada National Geographic bahwa dia melarikan diri dengan "memakan peluru".
Namun para ilmuwan membantah dengan mengatakan bahwa ukuran dan cirinya membuatnya sangat tahan peluru.
Ilmuwan menambahkan karena ukurannya yang tidak biasa, Gustave tidak bisa berburu binatang-binatang kecil seperti ikan, antelop, dan zebra.
Dia memangsa binatang yang lebih besar seperti kuda nil, rusa, dan kadang juga manusia.
Saat Gustave memangsa manusia dia tidak langsung memakannya, korban akan diseret ke dalam air, mencabik-cabik dan menenggelamkannya.
Dalam beberapa dekade ini lebih dari 300 manusia menjadi mangsanya.
Patrice Faye dan ilmuwan lainnya telah berusaha menangkap Gustave selama dua tahun.
Perangkap seberat 3 ton yang memiliki banyak penjerat pun tak mampu menjebak Gustave, ia berhasil lolos.
Ukuran tubuhnya, kelincahan, dan kecenderungan memangsa manusia telah menjadikan Gustave legenda di wilayah tersebut.
Gustave terakhir dilihat oleh penduduk setempat pada Juni 2015 saat sedang menyeret banteng dewasa berukuran lebih dari 1000kg ke sungai.
Legenda Gustave menginspirasi sebuah film pada tahun 2007 berjudul "Primeval" berkisah tentang sebuah tim yang dikirim ke Burundi untuk menangkap buaya namun gagal.(*)