Husnul Khotimah

Penyebab dan Tanda-tanda Orang Meninggal Suul Khotimah, Ini Bedanya dengan Husnul Khotimah

Suul khotimah adalah kebalikan dari husnul khotimah. Secara harfiah, suul khotimah artinya akhir hidup yang jelek. Maksudnya, seseorang yang ...

bangkapos.com/ Asif
Ilustrasi keranda jenazah 

Dalam Islam, ada beberapa penyebab dan tanda-tanda orang meninggal suul khotimah, seperti dilansir Bangkapos.com dari sejumlah sumber berikut ini.

1. Akidahnya rusak

Akidah dalam istilah Islam berarti iman.

Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah.

Fondasi akidah Islam didasarkan pada Alquran dan hadits.

Menjaga akidah sangat penting dalam ajaran agama Islam.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS. Ali Imran: 102).

Pada penggalan akhir ayat tersebut (wa lâ tamûtunna illâ wa antum muslimûn) Allah memerintahkan kepada kita agar mati dalam keadaan beragama Islam.

Manusia sendiri tidak akan mampu menjadikan dirinya tetap dalam agama Islam karena pada hakikatnya husnul khatimah ataupun suul khotimah (baik atau buruknya akhir hidup manusia) adalah kuasa Allah subhanahu wata’ala.

Oleh karenanya Allah memberikan jalan kepada manusia sebagai ikhtiar memperoleh predikat mati husnul khotimah.

Dalam kitab karya Syekh Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam karyanya, Nashaihu Ad-Diniyah, dijelaskan beberapa hal yang sering menjadi sebab seseorang meninggal dunia dengan keburukan atau suul khotimah. Beliau berkata:

“Ketahuilah bahwa kebanyakan su’ul khatimah adalah bagi orang-orang yang meremehkan shalat fardhu dan kewajiban zakat, mencari-cari aib Muslimin yang lain, mengurangi takaran dan timbangan, orang-orang yang menipu Muslim dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya, mengaku dirinya berada pada derajat kewalian (kekasih Allah) tanpa adanya pembenaran, dan sebagainya,” (Syekh Abdullah bin Alawi al-Haddad, Nashaihu Ad-Diniyah, Haramain, hal. 7).

Seorang muslim yang meninggal dalam kondisi tidak beriman, maka ia akan mendapatkan suul khotimah.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved